Berita Pendidikan

Tiap Siswa Dapat Dua Masker, SMPN 6 Temanggung Mulai Simulasi KBM Tatap Muka, Ini Respon Mereka

Penulis: Saiful Masum
Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengecekan suhu tubuh para siswa SMP Negeri 6 Temanggung sebelum mengikuti simulasi KBM tatap muka, Senin (2/11/2020).

TRIBUNBANYUMAS.COM, TEMANGGUNG - SMP Negeri 6 Temanggung melanjutkan proses simulasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka yang sudah berlangsung di beberapa sekolah.

Simulasi itu rencananya berlangsung 3 hari, mulai Senin (2/11/2020) secara bergantian.

Guna menambah safety pada siswa, pihak sekolah memberikan masker kepada 748 siswa.

Setiap siswa dibekali 2 masker agar bisa digunakan secara optimal.

Baca juga: BPBD Temanggung Pantau 195 Titik Rawan Longsor, Minta Warga Lapor Kejadian Lewat Aplikasi Sinotika

Baca juga: Semua Sekolah di Temanggung Ditargetkan Sudah Gelar Simulasi KBM Tatap Muka pada Tengah November

Baca juga: BPBD Temanggung Masuki Usia ke 9 Tahun, Ini Doa dan Harapan Bupati Muhammad Al Khadziq

Baca juga: Bupati Al Khadziq: Temanggung Tanahnya Subur, Kebangetan Kalau Ada Warga yang Kelaparan

Kepala SMP Negeri 6 Temanggung, Muhammad Bani Sukron mengatakan, simulasi KBM tatap muka dimaksudkan untuk mempraktikan mekanisme pembelajaran manakala dibuka.

Pihaknya menyiapkan 1.500 masker yang dibagikan kepada semua siswa dan tenaga pendidik.

Pihak sekolah juga menyiapkan 300 cadangan masker guna mengantisipasi siswa yang lupa membawa masker saat simulasi.

"Simulasi kami bagi dalam 3 tahap."

"Hari pertama 241 siswa kelas IX, diikuti kelas VIII dan kelas VII."

"Untuk kapasitas ruang yang tadinya 32 siswa per kelas, kami kurangi maksimal 16 siswa per kelas," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Senin (2/11/2020).

Sebelum menyelenggarakan simulasi KBM tatap muka, Sukron mengatakan, pihak sekolah telah menyosialisasikannya kepada setiap orangtua.

Berbekal 80 persen orangtua siswa setuju dilakukan simulasi, pihak sekolah membuat skenario tambahan.

Seperti contoh siswa yang tidak dapat menjangkau sekolah dengan jalan kaki harus diantar oleh keluarga.

Wajib memakai masker sejak keluar rumah, bawa bekal makanan sendiri, dan tidak diperkenankan jabat tangan dengan guru maupun teman sementara waktu.

Waktu pembelajaran yang diterapkan pada simulasi hanya berkisar 4 jam, dimulai pukul 07.00 hingga pukul 11.20.

Jika didapati siswa dengan suhu badan tinggi tidak diperkenankan mengikuti simulasi KBM tatap muka sementara waktu.

 

Baca juga: 37.605 Alat Peraga Kampanye di 21 Kabupaten/Kota di Jateng Ditertibkan

Baca juga: Tol Solo-Yogya Yang Terkoneksi hingga Cilacap Diharapkan Dongkrak Ekonomi Kawasan Selatan Jateng

Baca juga: Portina Jateng Siap Populerkan Lagi Olahraga Tradisional, Ada Gobak Sodor, Benteng, dan Sunda Manda

Baca juga: Cerita Sebelum Gubernur Ganjar Naikkan UMP Jateng 2021, Dewan Pengupahan Lakukan Jajak Pendapat

"Selama waktu pembelajaran, diberikan waktu istirahat sekali agar bisa memakan bekal yang dibawa masing-masing."

"Bagi siswa yang suhu badan tinggi, kami pulangkan dan kordinasikan dengan puskesmas setempat untuk menindaklanjutinya," ujarnya.

Penerapan simulasi KBM tatap muka nampaknya sudah ditunggu kebanyakan siswa.

Seperti halnya Ibnu Khafi, siswa kelas IX.

Ibnu sudah menunggu kapan simulasi tersebut bisa dilaksanakan.

Mengingat dirinya kesulitan memahami materi-materi pembelajaran yang diberikan melalui pembelajaran jarak jauh.

"Kami senang bisa bertemu teman-teman dan guru meski tidak secara dekat (jaga jarak)."

"Kalau tatap muka, bisa lebih enak tanya langsung apa yang kurang dipahami."

"Berbeda saat daring terkendala jaringan membuat kami sungkan tanya, jenuh juga," ucapnya.

Selain Ibnu, siswa lain Denty Arlantika Putri juga semangat mengikuti simulasi KBM tatap muka.

Dengan pembelajaran tatap muka, ia tidak sungkan lagi bertanya kepada guru agar lebih menguasai materi yang diberikan kepadanya.

"Pertama bisa kembali bertemu dengan teman-teman dan guru."

"Lebih suka belajar langsung dari pada daring," kata Denty.

Terpisah, Kepala Dindikpora Kabupaten Temanggung, Suyono mengatakan, simulasi tersebut merupakan langkah dinas untuk menjawab keresahan masyarakat.

Katanya, penerapan simulasi KBM tatap muka didukung semua sekolah.

Terkait kapan KBM tatap muka dilaksanakan, pihaknya tetap memastikan masih harus mengikuti prosedur-prosedur yang berlaku.

"Pembelajaran tatap muka minimal bisa dilaksanakan saat zona kuning, dan Temanggung zonanya masih oranye."

"Kami lihat perkembangan situasi Covid-19 di Kabupaten Temanggung," jelasnya. (Saiful Ma'sum)

Baca juga: Catatan BPBD Banyumas: Ada 125 Kejadian Bencana Sepanjang Oktober, Didominasi Longsor dan Banjir

Baca juga: Kasus Terus Meningkat, Bupati Karanganyar Sebut Warga Sudah Abai Terhadap Covid-19

Baca juga: Banyak Pemain PSIS Semarang Ikut Tarkam, Begini Tanggapan Asisten Pelatih Imran Nahumarury

Baca juga: Update Banjir di Banyumas, Warga Terdampak Mulai Alami Gatal-gatal Hingga Demam

Berita Terkini