Penembakan Brigadir J
Dinilai Tak Menunjukkan Penyesalan, Anak Buah Ferdy Sambo Hendra Kurniawan Divonis 3 Tahun Penjara
Terdakwa kasus obstruction of justice atau perintangan penyidikan pembunuhan berencana Brigadir Yoshua, Hendra Kurniawan, divonis tiga tahun penjara.
TRIBUNBANYUMAS.COM. JAKARTA - Terdakwa kasus obstruction of justice atau perintangan penyidikan pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, Hendra Kurniawan, divonis hukuman tiga tahun penjara oleh Majelis Hakim.
Hendra Kurniawan menjadi terdakwa terakhir dalam kasus ini, yang menerima vonis hakim.
Vonis dijatuhkan majelis hakim dalam sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (27/2/2023).
Selain hukuman penjara, mantan Karo Paminal Divisi Propam Polri ini juga harus membayar denda Rp20 juta.
"Menjatuhkan pidana kepada terdakwa Hendra Kurniawan oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 tahun dan pidana denda Rp20 juta dengan ketentuan apabila denda itu tidak dibayar harus diganti dengan pidana kurungan selama 3 bulan," kata Hakim Ketua PN Jakarta Selatan Ahmad Suhel membacakan putusannya.
Baca juga: Anak Buah Ferdy Sambo Agus Nurpatria Divonis 2 Tahun Penjara, Ini yang Menjadi Pertimbangan Hakim
Baca juga: Divonis 10 Bulan atas Obstruction of Justice, Anak Buah Sambo Irfan Widyanto Ingin Tetap Jadi Polisi
Berdasarkan bukti dan keterangan saksi di persidangan, hakim menilai, Hendra Kurniawan terbukti secara sah dan meyakinkan terlibat dalam merusak DVR CCTV di sekitar rumah dinas Ferdy Sambo yang terkait dengan kematian Brigadir J.
"Menyatakan terdakwa Hendra Kurniawan terbukti secara sah dan meyakinkan dengan sengaja dan tanpa hak dengan cara apapun merusak sistem elektronik milik publik yang dilakukan secara bersama-sama," ungkap dia.
Dalam kasus ini, Hendra Kurniawan dinilai telah melanggar Pasal 49 jo Pasal 33 Undang-undang No 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Sementara, dalam mengambil keputusan, hakim mempertimbangkan beberapa hal.
Pertimbangan yang memberatkan hukuman Hendra Kurniawan di antaranya, Hendra Kurniawan dinilai tidak berterus terang selama persidangan.
"Hal-hal yang memberatkan bahwa terdakwa berbelit-belit dalam persidangan dan terdakwa tidak menunjukkan rasa penyesalan. Terdakwa, selaku anggota perwira tinggi Polri, tidak melakukan tugasnya secara profesional dalam menjalankan tugas sebagai anggota Polri," kata hakim.
Sementara, hal yang meringankan putusan di antaranya, Hendra Kurniawan belum pernah dipidana dan adanya tanggungan keluarga.
"Hal-hal yang meringankan terdakwa, belum pernah dihukum, terdakwa memiliki tanggungan keluarga," kata hakim.
Terkait putusan ini, Kuasa Hukum Hendra Kurniawan Ragahdo Yosodiningrat memberi respon.
Ragahdo menilai, pertimbangan yang memberatkan kliennya dalam vonis tersebut terkesan standar.
"Hal yang memberatkan, ya dalam tanda kutip, standar ya. Karena mereka ini seorang anggota Polri, perwira menengah yang seharusnya mengetahui, memiliki dugaan bahwa ini ada yang tidak benar," kata Ragahdo, seusai sidang.
Baca juga: Tak Terima Putusan Hakim, Ferdy Sambo cs Resmi Ajukan Banding. Putusan Eliezer Inkrah
Baca juga: Hakim Jatuhkan Vonis Mati bagi Ferdy Sambo, Ini Sejumlah Pertimbangan yang Memberatkan Putusan
Sementara, menurut Ragahdo, bukan hanya Hendra Kurniawan tapi juga semua orang meyakini bahwa kejadian di Kompleks Perumahan Polri Duren Tiga adalah peristiwa tembak-menembak antar anggota polisi.
Oleh karena itu, Ragahdo menyebut, bukan hanya kliennya tapi semua orang telah ditipu Ferdy Sambo yang saat kejadian masih menjabat Kadiv Propam Polri.
"Sedangkan dari fakta-fakta persidangan sudah jelas kok. Semua orang, ini bukan hanya mereka berdua (Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria). Bahkan Kapolri, bahkan penyidik yang memeriksa di hari H ini meyakini, ini semua adalah sebuah kebenaran. Sebuah peristiwa tembak menembak antar anggota polisi," jelasnya.
"Semua orang-lah kena, dalam tanda kutip, prank pak Ferdy Sambo," tegas Ragahdo.
Terkait putusan ini, Hendra Kurniawan menyatakan pikir-pikir.
Sebagai informasi, sebelum menjalani sidang pidana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Hendra Kurniawan juga telah menjalani sidang kode etik Polri.
Hasilnya, Hendra Kurniawan dipecat dengan tidak hormat PTDH dari institusi Polri.
Pemecatan itu diputuskan lewat sidang Komisi Kode etik Polri (KKEP) pada 7 September 2022 lalu.
Pertimbangannya, majelis hakim kode etik saat itu adalah Hendra Kurniawan berperan terlibat dalam perusakan DVR CCTV di sekitar rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Hendra Kurniawan juga dianggap tidak profesional dalam melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di kasus kematian Brigadir J. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Respons Hal yang Memberatkan Vonis Terdakwa Hendra Kurniawan, Kuasa Hukum: Semua Kena Prank Sambo.
Baca juga: Pemilu 2024: 11 Kasus Tindak Pidana Pemilu Ini Pernah Terjadi di Jateng, Apa Saja?
Baca juga: Pohon Tumbang di Kudus Timpa 3 Mobil, Terparah Mobil Berisi Keluarga, Ada Bayi
anak buah sambo
Hendra Kurniawan
perintangan penyidikan
Obstruction of Justice
sidang sambo
TribunBanyumas.com
Tribun Banyumas
Ragahdo Yosodiningrat
Hukuman Mati Ferdy Sambo Dibatalkan, MA: Terdakwa Tegas Mengakui Kesalahan dan Berjasa Pada Negara |
![]() |
---|
Ferdy Sambo Dieksekusi ke Lapas Salemba, Satu Tempat dengan Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf |
![]() |
---|
Putri Candrawathi Resmi Menghuni Lapas Pondok Bambu, Eksekusi Ferdy Sambo Tunggu Giliran |
![]() |
---|
Tak Bisa Ajukan PK, Kejagung Segera Eksekusi Ferdy Sambo Cs ke Lapas |
![]() |
---|
Ricky Rizal Belum Puas Hukuman Penjara Dipotong 5 Tahun oleh MA: Niat Ajukan PK, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.