TRIBUNBANYUMAS.COM, KUDUS - Tanpa rasa malu, mahasiswi IAIN Kudus, Zumrotul Musyaiyadah (22), membantu ibunya berjualan di warung makan. Di tengah kesibukannya mengikuti perkuliahan daring, gadis cantik ini ikut mengelola 'WM Nyantol Mbak Yun' untuk memenuhi kebutuhan keluarga, setelah sang ayah jatuh sakit.
Lantaran sang ibu harus menjaga ayahnya yang sakit, Zumrotul mengelola warung makan tersebut ditemani sang nenek, Sutiyati (65).
"Yang masak tetap ibu tapi yang berjualan saya dibantu sama nenek," ujar warga RT 02 RW 01 Desa Bacin, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Senin (5/10/2020).
• 10 Warga Temanggung Positif Covid-19 Sepulang Piknik dari Banjarnegara, 1 Meninggal Dunia
• Pengelola Objek Wisata Guci Tegal Tolak Pengunjung Tak Bermasker Guna Cegah Penyebaran Covid-19
• Mulai Hari Ini, Tak Pakai Masker saat Terjaring Razia di Karanganyar Didenda Rp 20 Ribu
• Hingga 4 Oktober 2020, Ada 73 Santri di Banyumas Dinyatakan Sembuh Covid-19
Dia menyampaikan, warung makan di samping Lapangan Bacin, Jalan Ali Mahmudi Kudus itu, berdisi sekitar dua tahun yang lalu. Namun, baru enam bulan terakhir, Zumrotul berjualan di sana.
"Saya bantu baru enam bulan, sejak ayah sakit itu," ujar dia.
Zumrotul membantah, nama warung makan sengaja dibuat karena parasnya yang ayu sehingga membuat pengunjung jadi 'kecantol'.
Menurutnya, nama warung makan itu diberikan tukang ojek daring sering mendapat orderan saat menunggu di warung tersebut.
"Karena banyak ojek online menunggu di sini dan sering nyantol orderannya. Makanya, dikasih nama ini," ujar mahasiswi Jurusan Ekonomi Syariah semester VII itu.
Meski hanya membantu, Zumrotul cekatan dalam melayani pengunjung yang datang ke sana.
• Kemenlu Pastikan 141 WNI di Azerbaijan Selamat di Tengah Perang dengan Armenia
• HUT Ke 75 TNI, Ganjar: Strategi Tempur TNI Harus Diaplikasikan untuk Tangani Wabah Covid-19
• Tak Gentar Hadapi Jurkam Nasional, Pasangan Bajo Andalkan Tim Kampanye Tikus Pithi di Pilkada Solo
• Beralasan Kasus Covid-19 Meningkat, Polisi Tak Keluarkan Izin Demo Buruh di Gedung DPR MPR Hari Ini
Pasalnya, dia sudah pernah bekerja di kedai kopi pada tahun 2018 lalu. Sehingga, dia sering diminta membantu barista membuat minuman.
"Dulu pernah kerja, tahun 2018. Karena pulangnya sampai pukul 00.30 dini hari, akhirnya saya keluar," ujar dia.
Sekarang, dia membantu orang tuanya berjualan di warung makan. Warung makan tersebut menyajikan menu di antaranya pecel, sayur lodeh, sayur bening, serta gorengan.
Harga makanan yang dijual pun cukup terjangkau, mulai dari Rp 3.000 sampai Rp 7.000 per porsi makanan. Warung tersebut hanya buka pukul 07.00p-15.00 WIB.
"Makanannya macam-macam. Ada minumannya juga," ujar dia.
Biarpun sibuk mengurus warung, Zumrotul tidak meninggalkan kewajibannya menyelesaikan perkualiahan. Disela-sela berjualan, Zumrotul masih bisa menyempatkan diri bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing.
"Sambil jaga warung. Kalau sepi, saya tinggal bimbingan. Disempatkan masih bisa," jelas dia.
Berbeda dari saat dia masih bekerja di kedai kopi. Saat itu, banyak tugas perkuliahan yang justru terbengkalai.
"Waktu kerja di coffee shop dulu, tugasnya kocar-kacir. Kalau di sini nggak, masih bisa," ujar dia.
• Kesehatan Trump Masih Pengaruhi Pasar, Ini Rekomendasi Saham Hari Ini
• Masa Kampanye, Ombudsman Jateng Soroti Netralitas ASN di Tiga Daerah Ini
• Kedai Kopi Menjamur, Konsep Kembali ke Alam Digemari Anak Muda di Batang
• Kenalkan Roti Goreng, Odading Bertabur Wijen Ala Kota Tegal yang Memiliki Rasa Manis dan Gurih
Dia rela menjaga warung tersebut agar bisa memenuhi biaya kuliah. Apalagi, dua adiknya juga masih bersekolah.
"Semua uang berjualan di warung saya kasih ke ibu," ujar anak kedua dari empat bersaudara ini.
Dia berharap, ayahnya bisa segera pulih. Belum lama ini, ayahnya pulang perawatan dari RSUD Dr Loekmonohadi Kudus.
"Ayah saya sakit asam lambung, semoga bisa segera pulih," jelas dia. (*)