Berita Pendidikan

Sekolah Tatap Muka Dibuka Januari, Ini Respon Orangtua Berdasarkan Survei Dosen Unnes di Semarang

Metode pembelajaran campuran (blended learning) didorong menjadi jalan tengah untuk memfasilitasi belajar siswa pada masa pandemi.

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: rika irawati
TRIBUN BANYUMAS/SAIFUL MA'SUM
Ilustrasi. Sebagian siswa SMP Negeri 2 Selopampang, Kabupaten Temanggung sedang mengikuti simulasi KBM tatap muka, Senin (26/10/2020). 

"Di sini pentingnya sekolah memberlakukan pembelajaran campuran, yaitu tatap muka dan daring. Hal itu bisa menjadi jalan tengah. Pandemi menjadi kesempatan untuk mendorong insfrastruktur belajar daring dan meningkatkan kapasitas guru agar lebih kreatif dan inovatif," ujarnya.

Baca juga: Siap-siap, 30 Ribu Guru Agama Madrasah dan RA Non-PNS di Jateng Bakal Terima Subsidi Gaji

Baca juga: Tekan Kasus Covid-19, Bupati Banyumas Terjunkan Tim Task Force yang Bertugas Bubarkan Kerumunan

Baca juga: Kemenhub Bakal Larang Pelajar Tak Punya SIM Kendarai Motor ke Sekolah

Baca juga: Jejak Hewan Diduga Macan Tutul Ditemukan di Jalur Evakuasi Merapi di Cangkringan Sleman

Teknisnya, menurut Dhoni, materi dan evaluasi tetap dilakukan secara daring sedangkan pertemuan secara tatap muka atau synchronous dilakukan dalam rangka konfirmasi dan penguatan pembelajaran.

"Porsinya tetap lebih banyak daring, di luar pelajaran atau jurusan yang membutuhkan praktikum. Selain pertimbangan idealistis, ingat pula bahwa wabah belum mereda," kata dia.

Dhoni menyatakan, pembelajaran yang disampaikan secara penuh di kelas konvensional sebenarnya tidak lagi relevan untuk kebutuhan masa depan.

Dalam menyiapkan lulusan guna menghadapi jenis pekerjaan baru, ilmu pengetahuan tidak cukup hanya ditransformasikan di dalam kelas-kelas pertemuan.

Namun, ia mengatakan, hingga delapan bulan pembelajaran daring, masih didapati guru yang meminta siswanya mengirimkan foto hasil pekerjaan dari lembar kerja siswa (LKS) ke grup Whatsapp dan terpaku pada jam pelajaran.

"Masalahnya, belum beranjak sejak bulan pertama masa pandemi, yaitu soal ketersediaan penunjang pembelajaran dan sebagian besar guru yang belum sepenuhnya memahami prinsip mengajar daring," katanya.

Padahal, pembelajaran daring itu esensinya kreatif, inovatif, dan membebaskan. Materi dan tagihan evaluasi kepada siswa bisa dalam rentang satu minggu dan memanfaatkan berbagai platform digital.

"Sejauh pembelajaran daring masih dianggap siasat menunda pembelajaran konvensional di kelas karena pandemi, kita akan terus gagap pada metode belajar masa depan ini," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved