Berita Pendidikan
Potret Nyata Guru SMP di Batang, Jadi Kurir Belajar Siswa, Jalan Kaki Lintasi Jalur Serba Terjal
Mereka harus berjalan kaki hingga berkilo-kilometer karena akses yang ditempuh tidak dapat dilalui menggunakan kendaraan, khususnya sepeda motor.
Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, BATANG - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) hingga saat ini masih menginstruksikan untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh.
Kebijakan itu tak lain semenjak adanya wabah virus corona (Covid-19) melanda Tanah Air.
Entah sampai kapan, pembelajaran sistem online di seluruh-sekolah itu bakal rampung.
• Disalurkan Bulan Ini, Pemprov Jateng Berikan Bansos JPE untuk 3.339 UMKM
• KABAR BAIK Hari Ini, Achmad Yurianto: Sehari 486 Pasien Sembuh Covid-19
• Banjir Rob Terjang Pesisir Jateng, Ganjar: Bantu Warga Terdampak, Bisa Gunakan Logistik Covid-19

Mungkin bagi sekolah di perkotaan hal tersebut cukup mudah dilakukan.
Namun bagaimana dengan sekolah-sekolah yang ada di pelosok daerah?
Pembelajaran sistem online pun kini seakan menjadi ujian baru bagi para guru dan siswa di wilayah pelosok atau pedesaan pinggiran perkotaan.
Pasalnya, tidak hanya terkendala sinyal dan akses jaringan internet, tetapi juga tidak semua siswa dan wali murid memiliki smartphone.
Agar pembelajaran di rumah tetap bisa terlaksana, guru-guru di pelosok daerah pun kemudian berinisiatif melakukan jemput bola ke rumah siswa.
Seperti yang dilakukan para guru di SMP Negeri 4 Bawang, Kabupaten Batang.
Mereka harus berjalan kaki hingga berkilo-kilometer karena akses yang ditempuh tidak dapat dilalui menggunakan kendaraan, khususnya sepeda motor.
Medan yang dilalui pun berbeda-beda dan cukup terjal.
Mereka harus naik serta menuruni perbukitan maupun tebing, hingga menyusuri sungai untuk bisa memberikan soal pelajaran kepada siswa di rumah mereka masing-masing.
Kepala SMP Negeri 4 Bawang, Mulud Sugito mengatakan, ada metode penbelajaran sistem online juga manual atau door to door guru ke siswa.
Memang pembelajaran melalui online tidak mudah bagi guru maupun siswa di sini, khususnya di Kecamatan Bawang.
• Doni Monardo: Silakan Daerah Berzona Kuning Terapkan New Normal
• Silakan Akses Link Ini, Jika Belum Dapat Bantuan Sembako, Warga Jateng Tinggal di Jabodetabek
• Masuk Jakarta Tanpa SIKM, 20 Pekerja Bangunan Asal Tegal dan Banyumas Terancam Bayar Rp 1,2 Juta

"Karena faktor kondisi daerah yang terkendala sinyal dan jaringan internet, banyak siswa atau wali murid yang tidak memiliki smartphone."
"Maka guru-guru kami melakukan door to door ke rumah," tuturnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (4/6/2020).
Menurutnya, untuk saat ini solusi yang harus ditempuh memang harus jemput bola agar siswa tetap bisa belajar di rumah.
"Ada tiga guru yang seakan menjadi kurir, mengantar maupun mengambil soal di rumah siswa."
"Dengan total ada 43 siswa yang dijemput bola secara bergantian."
"Yakni di Desa Pranten, Rejosari, Sigemplong, dan Bintoromulya," jelasnya.
Sementara guru SMP Negeri 4 Bawang, Eko Triyono mengatakan, pelayanan jemput bola ini merupakan tugas serta tanggung jawab maupun pengabdiannya sebagai seorang guru.
Dia pun sangat memahami kondisi siswa yang tidak semuanya beruntung memiliki akses internet.
"Alhamdulillah saya menikmati saja setiap perjalanan yang ditempuh."
"Memang terkadang harus berjuang ekstra karena jalan yang terjal apalagi kalau turun hujan," tuturnya.
Dengan pengalaman jemput bola ini, menurutnya, juga dapat dijadikan pembelajaran tersendiri.
Bagaimana dirinya pula merasakan apa yang dirasakan para siswanya selama ini untuk bisa menuju ke sekolah.
"Dari sini saya ambil hikmahnya."
"Bisa merasakan perjuangan anak didik kami untuk berangkat sekolah juga tidak mudah."
"Serta pendidikan di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini."
"Sikap saling tolong menolong, saling memahami sangat diperlukan," pungkasnya. (Dina Indriani)
• Diduga Langgar Kode Etik, ASN Pemkab Purbalingga Laporkan Bawaslu ke DKPP
• Begini Cara Urus Surat Keterangan Bebas Covid-19, Berikut Biaya Mandiri di Rumah Sakit
• Jateng Terbanyak Napi Asimilasi Berulah Lagi, Kemenkumham: Kriminalitas Bukan Faktor Tunggal
• RSUP Kariadi Semarang Tunjukkan Tren Penurunan Pasien Covid-19, Dinkes Jateng Beberkan Penyebabnya