Berita Banjarnegara
Ratusan Penjahit di Banjarnegara Banting Setir Produksi Masker Kain, Raib: Harganya Tak Aji Mumpung
selama masa pendemi virus corona, Ratusan Penjahit di Banjarnegara Banting Setir Produksi Masker Kain, Raib: Harganya Tak Aji Mumpung
Penulis: khoirul muzaki | Editor: yayan isro roziki
Permintaan masker kain melonjak usai pemerintah menganjurkan seluruh warga, baik yang sakit maupun tidak untuk mengenakan masker saat keluar rumah.
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Sejumlah pengusaha jasa konveksi di Banjarnegara mulai beralih memproduksi masker kain.
Wabah Corona (Covid-19) telah membuat banyak konveksi di Banjarnegara menghentikan produksinya.
Musababnya, pengusaha Jakarta yang biasa menyuplai bahan dan mengambil produk jadi dari mereka menghentikan operasi.
Di Desa Kebutuhduwur, Kecamatan Pagedongan yang menjadi sentra industri konveksi di Banjarnegara, banyak penjahit yang akhirnya menganggur.
Padahal mereka menggantungkan perekonomiannya dari matapencaharian itu.
• Pak RT dkk Provokator Tolak Pemakaman Jenazah Perawat RSUP Kariadi Korban Corona Ditangkap Polisi
• Konveksi di Kebutuhjurang Banjarnegara Banting Setir Buat APD, Suyitno: Saya Konsultasi dengan Ahli
• PDP Corona Berusia 11 Bulan Meninggal Dunia
• Viral Kabar 4 Gunung Api di Indonesia Erupsi Serentak, Berikut Klarifikasi PVMBG
Kondisi ini ternyata memantik Raib Sekhudin untuk menghidupkan usaha rakyat yang tengah redup itu.
Ia tahu betul kesedihan yang dialami para pengusaha dan buruh konveksi.
Terlebih ia selama ini biasa mengambil limbah kain dari dua puluhan konveksi untuk bank sampahnya.
"Produksi macet karena yang dari Jakarta disetop. Jadi mereka menganggur," katanya.
Dari keluh kesah mitranya itu, muncul ide untuk membuat masker kain. Peluang ini cukup menjanjikan karena produk itu lagi diburu masyarakat.
Permintaan masker kain melonjak usai pemerintah menganjurkan seluruh warga, baik yang sakit maupun tidak untuk mengenakan masker saat keluar rumah.
Masker kain bisa jadi masker alternatif di tengah kelangkaan masker N 95 dan masker bedah yang disarankan bagi tenaga kesehatan.
Ini tentunya menjadi angin segar bagi para pengusaha dan buruh konveksi yang saat ini sedang terpuruk.
• Hari Ini Dibuka, Kartu Prakerja Bukan Hanya untuk Pengangguran, Siapa Saja yang Boleh Mendaftar?
Karenanya, Raib mengajak sejumlah konveksi di Kecamatan Pagedongan Banjarnegara untuk memproduksi masker kain.
"Mereka berharap ada orderan masker kain terus biar tidak menganggur. Saya cari relasi untuk pasarkan,"katanya
Raib berperan mengemas dan memasarkan produk itu. Ia menampung masker kain dari puluhan konveksi lalu menjualnya ke konsumen.
Raib mengaku permintaan masker kain meningkat dalam seminggu terakhir ini.
Tetapi Raib tidak mau aji mumpung. Usaha yang dia jalankan tidak semata berorientasi pada ekonomi.
Terlebih Raib sehari-hari bekerja di bidang kesehatan. Ia tahu betul masker sangat dibutuhkan untuk menekan dampak wabah corona.
Ia ingin mendukung program maskerisasi pemerintah agar semua warga memiliki masker.
Di lain sisi, dengan memproduksi masker kain, para pengusaha dan buruh konveksi di Banjarnegara tidak jadi kehilangan matapencaharian.
"Hasilnya masih tinggi produksi garmen yang disetor ke Jakarta, tapi paling tidak mereka tidak menganggur. Tetap ada penghasilan sampai situasi normal," katanya.
Karena tidak semata berorientasi profit, Raib tidak menjual produk masker kainnya dengan harga mahal, meski permintaan di luar cukup tinggi.
• Ekonomi di Jakarta Mati Suri karena Virus Corona, Ratusan Penjahir di Banjarnegara Menganggur
Satu lusin masker berbahan kain kaus ia jual seharga Rp30 ribu. Adapun masker berbahan katun ia jual rata-rata perbiji sekitar Rp4000.
Masker produksinya terdiri dari dua lapis sehingga relatif lebih tebal.
Ia sengaja menjual dengan harga serendah mungkin agar seluruh masyarakat dapat menjangkaunya.
Dengan demikian, pencegahan bersama penyebaran virus corona bisa lebih efektif.
Ia pun melihat kesadaran warga untuk mengenakan masker terus tumbuh seiring meningkatnya kewaspadaan mereka terhadap penularan virus Corona.
Raib menjamin, konveksi yang dijalankan rakyat tidak akan menjual harga di luar nalar alias aji mumpung.
Hanya yang tidak bisa mereka kontrol adalah harga kain yang sulit diprediksi saat permintaan masker kain meningkat.
Sehingga produsen mau tidak mau menyesuaikan harga dengan bahan baku.
Mereka pun berharap pandemi ini segera berakhir sehingga bisa kembali memproduksi produk tekstil seperti sedia kala.
"Hasil dari produksi kain ini tidak seberapa bagi mereka. Karena dijual murah agar semua warga menjangkau," katanya. (*)
• Lebih dari 100 Ribu Orang, Korban Meninggal Setelah Terinfeksi Virus Corona di Seluruh Dunia
• 2.108 Orang Meninggal dalam Sehari, Amerika Catatkan Rekor Kematian Tertinggi karena Corona
• Setiap Pemudik di Solo Wajib Ikuti Karantina Pemkot, Jika Tidak akan Dijemput Polisi
• Khofifah Larang Debt Colector Tagih Nasabah, Minta Leasing Bantu Debitur Terdampak Virus Corona