Berita Banyumas
Berkat Terowongan Irigasi Tahun 1949, Warga 6 Desa di Kedungbanteng Banyumas Dapat Air Bersih
Terowongan air sepanjang 550 metermenjadi sandaran hidup warga di enam desa di Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, mendapat air bersih.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Terowongan air sepanjang 550 meter dengan tinggi 2 meter dan lebar 80 sentimeter menjadi sandaran hidup warga di enam desa di Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, dalam mendapat air bersih.
Terowongan tersebut dibangun warga untuk mendapatkan air bersih guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Enam desa tersebut adalah Kalisalak, Kalikesur, Baseh, Windujaya, Keniten, dan Dawuhan.
Posisi geografis keenam desa yang ada di bawah Sungai Logawa membuat warga kesulitan mendapat air bersih.
Kondisi ini juga membuat sistem pertanian mereka hanya menerapkan sistem tadah hujan dimana panen hanya bisa dilakukan setahun sekali.
Agus Salimin (48), warga Desa Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng, menceritakan, terowongan irigasi itu dibangun sejak tahun 1949 hingga 1956.
Saat ini, bersama Kusnanto (60), Agus mendapat mandat memelihara terowongan itu demi terpenuhinya kebutuhan air bersih warga.
Kusnanto mengatakan, cerita dari pendahulu, terowongan itu dibangun warga menggunakan alat sederhana, semisal kayu.
Warga bergantian menggali terowongan siang dan malam, menggunakan penerangan sentir atau lampu minyak tanah.
Ada delapan orang yang ditokohkan dalam pembuatan terowongan tersebut, mereka adalah Sadirana, Ngalireja, Sanbasri, Sumardi, Tadirana, Sanwiraji, Suwardi, dan Sanbesari.
"Tadirana disebut sebagai tokoh yang merancang desain terowongan atau insinyurnya," cerita Agus kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (28/1/2022).
Baca juga: Serabi Legendaris Mbok Sur di Jalan Bank Purwokerto Banyumas Tak Pernah Sepi Pembeli, Ada Sejak 1960
Baca juga: Varian Omicron Diduga Sudah Masuk Banyumas, Bupati: 8 Sampel Probable Positif Omicron
Baca juga: Tak Kantongi Izin, Acara Nur Sugik di Sokaraja Banyumas Dibubarkan Paksa Ormas. Videonya Viral
Baca juga: Sudah Berlangsung 17 Hari di Banyumas, 794 Kendaraan Terjaring Operasi Knalpot Brong
Kemudian, Sanbasri sebagai penanggungjawab proyek dan Sumardi tokoh yang berkomunikasi dengan makhluk metafisika di sekitar bukit tempat terowongan dibangun.
Mereka semua adalah petani lokal yang sudah meninggal sejak lama.
Sepeninggal para delapan tokoh itu, perawatan terowongan diserahkan kepada warga desa agar secara gotong-royong merawat.