Berita Banyumas
Berkat Terowongan Irigasi Tahun 1949, Warga 6 Desa di Kedungbanteng Banyumas Dapat Air Bersih
Terowongan air sepanjang 550 metermenjadi sandaran hidup warga di enam desa di Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, mendapat air bersih.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
Saat ini, Kusnanto dan Agus benar-benar mendedikasikan diri merawat dan menjaga terowongan irigasi tersebut tetap terjaga.
Sudah hampir lima tahun ini, Agus Salimin dan Kusnanto menjaga dan membersihkan terowongan.
Mereka biasanya menata batu-batu, memastikan tidak ada sampah yang tersangkut, dan rumput-rumput yang menutupi terowongan.
"Bila aliran air itu tertutup, entah karena sampah atau sedimentasi, kemungkinan akses air di enam desa itu jelas akan terganggu."
"Kalau membersihkan terowongan irigasi biasanya 2 sampai 4 kali dalam sepekan dengan bayaran masing-masing Rp 350 ribu, sehingga berdua Rp 700 ribu," kata Agus.
Tidak jarang, saat membersihkan terowongan, keduanya beberapa kali mendapatkan pengalaman mistis, semisal mendengar suara orang tak kasat mata hingga hewan liar semisal ular.
Ketua Paguyuban Pelestarian Terowongan air Tirta Pala, Tri Agus Triono, mengatakan saat pembangunannya, para pekerja harus mengerjakannya secara manual seperti menggunakan dandang, ruyung atau sada lanang, semacam perkakas seperti linggis dari pelepah nira.
Keberadaan Terowongan air ini direncanakan sejak 1949 setelah dan melakukan negosiasi dan pembangunan di tahun 1953-1956 dilakukan secara manual.
Pemikiran warga kala itu adalah bagaimana menggabungkan aliran Sungai Logawa dan Sungai Cangkok, sehingga mereka harus membuat terowongan untuk aliran irigasi
Air dari terowongan irigasi itu setidaknya dapat mengairi lahan pertanian kurang lebih 600 hektare.
"Saat dibuat masyarakat di Windujaya, saat itu, baru ada 7 rumah dan sekarang sudah ada lebih 180 rumah dan pertumbuhan sangat banyak."
"Kalau sejak 1956 sampai sekarang, penggunaan air jadi lebih banyak dan bahkan dikomersilkan ke perusahaan minum," katanya.
Baca juga: Satu Warga Binaan Lapas Terbuka Kendal Tewas dalam Pelarian, Tertembak Anggota Polda Lampung
Baca juga: Api Sempat Muncul Lagi di Kebakaran Kapal di Pelabuhan Tegal, Polisi Periksa 7 Saksi
Baca juga: Praveen/Melati Terdepak, PB Djarum Kirim 36 Atlet ke Pelatnas Cipayung 2022
Baca juga: 108 KK di Lebakbarang Pekalongan Masih Terisolasi Akibat Longsor, Bhayangkari Kirim Bantuan Sembako
Rencananya, ia akan membuat dokumentasi menyelamatkan keberadaan terowongan dan membuat buku sejarah.
Selain itu, akan membuat film dokumenter agar anak muda setempat sadar akan sejarah.
Kemudian, akan membangkitkan lagi semangat gotong-royong berupa menggelar acara selametan atau nyadran terowongan.