Berita Banyumas
Tak Mau Bergantung ke Orang, Kakek Kasim Memilih Keliling Purwokerto Jadi Pengamen meski Lebaran
Beralaskan sandal jepit tipis, Kasim bejalan menyusuri Jalan Ahmad Yani, Purwokerto, Jumat (14/5/2021). Pengamen kecapi ini mencari tempat berteduh.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Beralaskan sandal jepit tipis, Kasim bejalan menyusuri Jalan Ahmad Yani, Purwokerto, Jumat (14/5/2021). Setelah menemukan tempat teduh, dia meletakkan kecapi yang sedari tadi tergantung di pundak kanan dan tas ransel hitam di pundak kiri.
Kakek 70 tahun itu kemudian mengeluarkan botol air minum yang dibawa dari rumah, bekal dari sang istri. Dia meneguk isinya dan melepas dahaga.
"Maaf ya, ini (kecapinya) lagi tidak bisa dimainkan. Tadi, (satu) tali senarnya tiba-tiba putus, kecapinya tidak bisa dimainkan," ujarnya saat bertemu Tribunbanyumas.com, Jumat.
Baca juga: Jangan Lupa Coba Kuliner Buntil saat Ke Banyumas, Ada yang Terbuat dari Daun Talas juga Singkong
Baca juga: Libur Usai. Yuk, Borong Oleh-oleh Khas Banyumas di Sawangan Purwokerto: Ada Mendoan dan Getuk Goreng
Baca juga: Lokawisata Baturraden Banyumas Diserbu Wisatawan H+2 Lebaran, Pengunjung Boleh Masuk Hanya 30 Persen
Baca juga: Dijemput Pakai Bus, 23 Warga Danaraja Banyumas Positif Covid-19 dan Dikarantina di Baturraden
Kasim merupakan pengamen yang terampil memainkan kecapi. Sehari-hari, warga RT 08 RW 05 Desa Panembangan, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, itu berkeliling menjadi pengamen di sejumlah wilayah di Banyumas.
Termasuk, saat libur Lebaran seperti sekarang ini. Kasim tetap giat mengumpulkan rupiah agar dapur di rumah tetap mengebul.
Momen Lebaran yang identik dengan acara kupul keluarga bersama anak dan cucu, dilewatkan Kasim dengan tetap mengamen.
Kasim mengaku hanya tinggal bersama istri. Pria sepuh ini mengaku tak memiliki anak ataupun cucu.
Meski begitu, Kasim tak meratapi kondisi. Bahkan, di usia senja, dia tetap membanting tulang. Prinsipnya, hidup tak boleh bergantung pada orang lain.
Kasim mahir bermain kecapi sejak usia muda. Sejak tahun 1970-an, saat masih muda, dia belajar memainkan alat musik petik tersebut.
Kemudian, dia mencari peruntungan menjadi pengamen jalanan dengan mengandalkan keahliannya tersebut.
Kecapi yang digunakan pun sederhana. Dia membuat sendiri dari kayu yang kemudian dicat berwarna biru.
Selama 50 tahun lebih mengamen, Kasim sudah menjelajahi Banyumas. Mulai dari Bumiayu, Brebes, Tegal, Ajibarang, dan paling sering berkeliling di perkotaan Purwokerto.
Setiap hari, paling tidak, dia bisa membawa pulang minimal Rp 50 ribu.
"Capek sih, tapi namanya cari uang, ya capek. Yang penting halal, tidak menyusahkan orang lain," ceritanya.
Jari jemarinya yang tebal menjadi gambaran lamanya dia memetik kecapi.