Berita Jateng
Produksi Sampah di Jateng Naik selama Covid, DLH Soroti Kebiasaan Warga Membuang Masker Pribadi
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, baru-baru ini, mengungkapkan, jumlah sampah kemungkinan bertambah di masa pandemi ini.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Dampak pandemi Covid-19 tak hanya mempengaruhi kesehatan dan ekonomi tetapi juga lingkungan, khususnya terkait sampah.
Bahkan, produksi sampah rumah tangga tercatat meningkat sebagai imbas dari kebijakan bekerja dan belajar di rumah.
Selain itu, penggunaan masker dan alat pelindung diri (APD) juga mengakibatkan peningkatan limbah medis.
Di Provinsi Jawa Tengah, ada sekitar 16.000 ton sampah per hari.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, baru-baru ini, mengungkapkan, jumlah itu kemungkinan bertambah di masa pandemi ini.
"Kemungkinan bertambah semakin terbuka. Terlebih, di masa pandemi ini, ada ketambahan sampah masker, APD bekas, dan sampah medis lain," kata Ganjar.
Baca juga: Komisi E DPRD Jateng Minta Uji Coba Sekolah Tatap Muka Ditunda, Ini yang Membuat Khawatir
Baca juga: Perwakilan Warga Terdampak Tol Demak Datangi Kantor DPRD Jateng, Maksud Ingin Mengadu Tapi Kecele
Baca juga: Empat Kecamatan Belum Tersentuh Layanan Sampah di Pemalang, DLH: Keterbatasan Armada dan SDM
Baca juga: Setiap Kecamatan di Kabupaten Semarang Bakal Punya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu, Ini Tujuannya
Masalah baru yang diakibatkan pandemi Covid-19 ini perlu menjadi perhatian. Ada tantangan baru yang harus diselesaikan dengan adanya peningkatan sampah medis maupun nonmedis ini.
Menurutnya, sampah-sampah tersebut harus dikelola dengan memberi perhatian pada aspek lingkungan agar tidak menyebabkan dampak buruk.
"Maka, otak kita mesti diputar semakin cepat. Dan harus diimbangi gerak yang tepat. Semua harus bisa kita kelola," ujarnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah, Widi Hartanto menuturkan, terkait masalah sampah medis, unit pengolahan limbah khusus terutama limbah RS yang menangani pasien, sudah mengelolanya.
"Dari rumah sakit sudah masuk limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Dan sudah dikelola," kata Widi, Selasa (6/4/2021).
Begitu juga dengan sampah medis yang ada di tempat isolasi terpusat sudah tertangani. Misalnya, dengan cara dibakar untuk sampah medis yang terinfeksi atau baru dipakai pasien yang sudah terjangkit penyakit ataupun virus covid.
Untuk sampah masker atau bekas yang sering dipakai warga pada umumnya, dan mudah ditemui di jalanan, Widi mengharapkan, masyarakat untuk sadar membuangnya dengan dikelola terlebih dahulu.
Namun, masker yang kerap dipakai warga, Widi menuturkan, tidak berkontribusi besar terhadap peningkatan sampah di masa pandemi.
Per hari, sampah masker tidak mencapai 1 persen dari total jumlah sampah per hari.
Baca juga: 5 Berita Populer: 26 Penghuni Rutan Kudus Positif Covid-Warung Kopi di Banyumas Tawarkan Prostitusi
Baca juga: Ingat! Lalu Lintas Jalan Sunan Kudus Kini Berlaku Searah untuk Mobil, Berlaku dari Timur ke Barat
Baca juga: Uji Coba PTM Dinilai Berhasil, SMP Negeri 2 Salatiga Putuskan Menggelar UAS secara Tatap Muka
Baca juga: 12 April, Buruh Bakal Kembali Gelar Demo Tolak UU Cipta Kerja di 20 Provinsi
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banyumas/foto/bank/originals/pengelolaan-sampah-kabupaten-pemalang.jpg)