Berita Purbalingga
Kisah Guru Honorer Nyambi Ojol Hingga Jual Telur Asin di Purbalingga: Pandemi Juga Memukul Saya
Dari tempat tinggalnya, Desa Tegalpingen, Kecamatan Pengadegan, Susanti menuju kota Purbalingga, tempatnya mengais rezeki cukup jauh.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Di halaman sebuah restoran di Purbalingga, Susanti menanti keberuntungan.
Begitupun teman-temannya sesama driver ojek online (ojol) yang ngetem bersamanya.
Mereka memiliki tatapan sama, penuh pengharapan.
Sayang di masa pandemi Covid 19 ini, pelanggannya jauh berkurang.
Baca juga: Potensi Zakat ASN Tinggi Tapi Cuma Terkumpul Rp 4 Miliar, Ini Kebijakan Baru Pemkab Purbalingga
Baca juga: Seratusan Warga Desa Blater Diserang Chikungunya, Dinkes Purbalingga: Jangan Dianggap Enteng
Baca juga: Beredar Skor Hasil Debat Paslon Pilkada Purbalingga, KPU: Itu Hoaks
Baca juga: Debat Publik Pilkada Purbalingga: Oji Pamer MoU Lima Perusahaan, Tiwi Beri Stimulus Rp 30 Juta
Bahkan, di awal-awal pandemi, ia pernah seharian tak dapat orderan.
Alhasil Santi hanya menghabiskan waktu untuk menungu pelanggan.
Banyak tenaganya hanya terbuang.
Padahal, bahan bakar minyak (BBM) di kendaraan matic miliknya sudah banyak tersedot karena perjalanan panjang.
Dari tempat tinggalnya, Desa Tegalpingen, Kecamatan Pengadegan menuju kota Purbalingga, tempatnya mengais rezeki cukup jauh.
“Malah tombok, kejadian di awal-awal pandemi, pernah tidak dapat penumpang,” katanya kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (27/11/2020).
Santi saat ini sedang libur mengojek.
Pasalnya, ia sedang mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) secara virtual yang cukup menyita waktunya.
Iya, di luar aktivitasnya mengojek, Santi adalah seorang guru honorer di SD Negeri di desanya.
Dia mengambil pekerjaan sambilan sebagai driver ojol karena desakan ekonomi.
Gajinya sebagai guru honorer tak cukup untuk memenuhi kebutuhan harian.