Berita Kesehatan
Jalankan Instruksi Dinkes Jateng, RSI Muhammadiyah Kendal Tambah Tiga Ruang Isolasi
Kini RSI Muhammadiyah Kendal yang berada di Kecamatan Weleri itu mempunyai 14 ruang isolasi dan bisa menampung lebih dari 20 pasien positif corona.
Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Rumah Sakit Islam (RSI) Muhammadiyah Kendal kembali menambah 3 ruang isolasi untuk pasien Covid-19.
Kini rumah sakit yang berada di Kecamatan Weleri itu mempunyai 14 ruang isolasi dan bisa menampung lebih dari 20 pasien positif corona.
Direktur RSI Muhammadiyah Kendal, Dr Suhadi mengatakan, penambahan ruang isolasi tersebut atas instruksi Dinkes Jateng pada beberapa pekan lalu.
• Cerita Siswa Belajar Daring di Rumah Aspirasi Bambang Kusriyanto, di Susukan Kabupaten Semarang
• Penumpang KA Lokal Tak Perlu Bawa Surat Sehat Covid-19, Misal di Stasiun Tegal untuk KA Kaligung
• Kalau Ganti Meteran Listrik yang Rusak, Bayar atau Tidak? Ini Penjelasan Lengkap PLN
• Disdikbud Jateng Mulai Siapkan Skenario Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah
Katanya, permohonan penambahan itu dimaksudkan untuk menambah kapasitas ruang isolasi yang bisa digunakan sewaktu-waktu saat terjadi lonjakan pasien Covid-19.
"Sekira 2 pekan lalu kami mendapat telepon Dinkes Jateng, diminta sediakan ruang isolasi lagi."
"Total kini ada 14 ruang yang kami sediakan terpisah dari ruang perawatan pasien umum," tuturnya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (4/8/2020).
Lebih lanjut, lebih dari 50 pasien Covid-19 sudah dirawat di RSI Muhammadiyah Kendal, 11 orang masih menjalani perawatan, 2 pasien meninggal, dan sisanya berhasil disembuhkan.
Adapun yang meninggal masing-masing berusia 60 dan 70 tahun, disertai riwayat penyakit dalam seperti sakit pada paru-paru.
Dari total yang pernah dirawat rata-rata merupakan warga asli Kendal.
Sebagian lainnya merupakan pasien Covid-19 rujukan Kabupaten Temanggung maupun Batang.
"Untuk prosentase pasien sembuh di RSI Muhammadiyah Kendal mendekati 90 persen."
"Kami didukung tenaga medis khusus Covid-19 sebanyak 24 perawat yang terbagi dalam shift."
"Juga beberapa dokter spesialis penyakit dalam," katanya.
Suhadi menyebut, selama pihaknya menangani pasien Covid-19, rata-rata pasien berhasil sembuh antara 10-21 hari perawatan.
Namun, tim medis tetap berpatokan pada hasil tes swab hingga menunjukkan negatif tanpa mengukur lamanya perawatan.
Dirinya juga menegaskan, perlu masyarakat menjaga imunitas tubuh masing-masing.
Hal tersebut sangat berguna untuk melawan maupun mencegah virus yang akan masuk.
"Kami ketahui bersama belum ada vaksin maupun obatnya."
"Proses perawatan masih mengandalkan imunitas tubuh, dan itu sangat diperlukan," tuturnya.
Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 di Kabupaten Kendal mencapai 269 orang.
Rinciannya, 96 pasien menjalani perawatan dan isolasi mandiri, 154 pasien dinyatakan sembuh, dan 18 pasien meninggal.
Sekda Kabupaten Kendal, Moh Toha mengatakan, Pemkab Kendal terus menggencarkan sejumlah tes swab menggunakan alat polymerase chain reaction (PCR) yang didatangkan beberapa waktu lalu.
Alat tersebut terpasang di Rumah Sakit Darurat Covid-19 yang bisa dioptimalkan hingga pengecekan 150 sampel dalam sehari.
Selain itu, pihak Pemkab Kendal terus menekankan kepada pemerintah desa ataupun kelurahan.
Dimana dituntut untuk menyediakan tempat isolasi mandiri bagi warga yang terpapar Covid-19 dalam keadaan sehat.
Hal tersebut guna membantu penyediaan ruang isolasi manakala terjadi lonjakan kasus.
"Kami sudah datangkan PCR untuk melakukan tes swab langsung kepada warga yang kontak erat dengan penderita."
"Kami sudah imbau desa untuk menyediakan ruang isolasi mandiri."
"Begitupun sosialisasi pentingnya mematuhi protokol kesehatan dalam setiap apa yang dilakukan," terangnya. (Saiful Ma'sum)
• Novi Ngaku Dendam dan Sempat Ada Hubungan Khusus dengan Korban, Kasus Teror Orderan Fiktif di Kendal
• SMPN 4 Bawang Bangun Hotspot Internet 24 Jam, Bantu Siswa Terkendala Masalah Blankspot di Batang
• Kasus Teror Order Fiktif di Jungsemi Kendal, Pelaku Warga Demak, Sengaja Karena Dendam
• Di Kendal, Guru Boleh Gelar Pembelajaran Home Visit, Syaratnya Tiap Kelompok Maksimal 5 Siswa