Berita Kesehatan

Ada Lonjakan Kasus DBD di Kendal, Dinkes: Hingga Bulan Ini Sudah Capai 146 Pasien

Selain siklus musim penghujan yang belum selesai, juga dipengaruhi turunnya tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Penulis: Saiful Masum | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/SAIFUL MA'SUM
Petugas melakukan fogging di beberapa titik rawan yang ada di Kecamatan Kendal Kota, Kabupaten Kendal, Kamis (23/7/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KENDAL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kendal mewaspadai adanya lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di tengah pandemi Covid-19.

Hal tersebut lantaran terjadinya lonjakan kasus DBD yang telah mencapai 146 kasus di sepanjang tahun ini atau hingga Juli 2020.

Jumlah tersebut mendekati jumlah pasien positif Covid-19 yang saat ini mencapai 171 kasus.

Di Kendal, Guru Boleh Gelar Pembelajaran Home Visit, Syaratnya Tiap Kelompok Maksimal 5 Siswa

Resmi, Dua Perusahaan Daerah di Kendal Ini Berubah Nama dan Status

Mantan PPK Pegandon Gantikan Catur Riris, Akhmad Zaenutolibin Jabat PAW Komisioner KPU Kendal

Hajatan Pernikahan Boleh Digelar, Bupati Kendal: Asal Mau Terapkan Protokol Kesehatan

Kepala Dinkes Kabupaten Kendal, Ferinando Rad Bonay mengatakan, adanya lonjakan kasus DBD terjadi karena beberapa faktor.

Selain siklus musim penghujan yang belum selesai, juga dipengaruhi turunnya tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.

"Semua tentu mengetahui, seakan semua berkonsentrasi pada penanganan Covid-19."

"Namun tidak boleh melupakan kasus DBD."

"Hingga kini sudah cukup besar warga Kendal yang terkena DBD dan harus mendapatkan perawatan," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (23/7/2020).

Ferinando merinci, sejak Januari hingga Juli 2020, DBD di Kendal mencapai 146 kasus.

Terbagi menjadi 62 laki-laki dan 84 perempuan.

Jumlah ini mengalami lonjakan tajam pada 4 bulan terakhir saat pandemi Covid-19 datang.

Pada April 2020, terjadi penambahan 35 kasus dengan didominasi perempuan.

Sementara Mei dan Juni 2020 masing-masing terjadi penambahan 22 dan 14 kasus baru.

Sementara kasus DBD baru sepanjang Juli 2020 ini bertambah 5 kasus dari 21 kasus demam dengue (DD).

Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Dinkes Kabupaten Kendal, Muntoha.
Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit, Dinkes Kabupaten Kendal, Muntoha. (TRIBUN BANYUMAS/SAIFUL MA'SUM)

"Kalau lihat siklusnya, ada peningkatan sedikit dari tahun lalu."

"Hanya saja di 2020, jumlah kasus DD tembus 509 orang."

"Sedangkan yang terkonfirmasi DBD 146 orang," tuturnya.

Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Kabupaten Kendal, Muntoha mengatakan, kasus terbanyak terjadi di 5 kecamatan.

Meliputi Kecamatan Boja, Kaliwungu, Pegandon, Rowosari, dan Kota Kendal.

Pihaknya terus mengupayakan penanganan kasus DBD semaksimal mungkin sehingga tidak menyebabkan kematian.

"Tahun ini Alhamdulillah tidak ada yang meninggal."

"Tahun lalu jumlah total 185 kasus terdapat 1 pasien DBD yang meninggal," terangnya.

Katanya, rata-rata yang terserang DBD usia anak-anak hingga remaja mulai dari 5 sampai 15 tahun.

Hal tersebut bisa saja dipengaruhi karena mobilitas jelajah anak yang tinggi serta kurangnya berperilaku dan menjaga kebersihan lingkungan.

Dia berharap, masyarakat tetap waspada serta berusaha mencegah sedini mungkin dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Seperti rajin menguras bak mandi, hingga membuah sisa-sisa air pada tempat-tempat yang menjadi penampungan air.

"Kami harap dengan gerakan PSN bersama, tidak ada lagi peningkatan kasus yang signifikan."

"PSN paling efektif cegah DBD, karena fogging hanya bisa membunuh nyamuk dewasa."

"Kami tetap lakukan fogging, namun saat ditemukan kasus pasien DBD."

"Selain itu bisa juga pakai obat pembasmi larva atau Abate dan tersedia gratis di Puskesmas," tuturnya. (Saiful Ma'sum)

Andik Sempat Bekap Mulut Si Bayi Agar Ika Takut, Ini Kronologi Bayi Dibuang di Gunungpati Semarang

Kisah Keluarga Penderita Gangguan Jiwa di Salatiga, Ibunya Sakit Sehingga Kiki Dipasung di Kamar

Dukung Belajar Daring, Pelajar Kota Salatiga Dapat Subsidi Kuota Internet

Ini Bahayanya Kalau Rentenir Sasar Masyarakat Pedesaan, Bachrudin Minta OJK Turun Tangan

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved