Berita Kesehatan

Corona Bukanlah Virus Mematikan di Dunia, Ini Buktinya

Sebagai penegasan, virus corona atau Covid-19 bukanlah suatu virus yang mematikan, meskipun penyebaran atau cakupannya luas.

Editor: deni setiawan
FREEPIK.COM
Ilustrasi seseorang menggunakan pembersih tangan. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Sebagai penegasan, virus corona atau Covid-19 bukanlah suatu virus yang mematikan, meskipun penyebaran atau cakupannya luas.

Sebagai bukti, apabila seseorang terinfeksi virus tersebut, bisa sembuh oleh dirinya sendiri.

Data World Health Organization (WHO) membuktikan mayoritas pasien Covid-19 yang tersebar di berbagai dunia dinyatakan sembuh.

Data pada 15 Maret 2020 menyebutkan, angka infeksi Covid-19 mencapai 157.476 orang di 155 negara.

Angka kematiannya 5.845 orang, sedangkan angka kesembuhan mencapai 75.953 orang.

Secara virologi, jenis virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 yaitu SARS-CoV-2 memang tidak terlalu mematikan.

Sedikitnya ada 10 virus lainnya yang lebih mematikan dibanding itu, seperti dilansir Live Science, yaitu sebagai berikut.

Pasien Terlantar Meninggal, Keluarga Kecewa Diperlakukan Tak Manusiawi, RSUD Jepara: Ruang IGD Penuh

Mengenal Virus Corona, Si Mahkota Gemparkan Dunia, Begini Cara Mengakhiri Penyebarannya

Penting Biar Makin Paham, Lima Tahapan Edukasi Anak tentang Virus Corona

Sepulang dari Bali, Ratusan Siswa SMAN 2 Cilacap Diperiksa Dinkes, Bergantian Disemprot Disinfektan

1. Marburg

Para ilmuwan menemukan virus Marburg pada 1967, saat outbreak dalam skala kecil merebak di antara para pekerja di Jerman.

Mereka terkena infeksi dari monyet yang dibawa dari Uganda.

Virus Marburg mirip dengan Ebola, yang menyebabkan demam tinggi.

Demam yang sangat tinggi ini kerap menimbulkan syok, gagal organ, kemudian kematian.

Angka kematian pada outbreak pertama bahkan mencapai 25 persen.

Namun, pada periode 1998-2000, angka kematiannya mencapai 80 persen saat terjadi outbreak di Kongo.

2. Ebola Outbreak

Ebola pertama pada manusia diketahui terjadi di Sudan dan Kongo, tepatnya pada 1976.

Ebola ditularkan lewat kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya, serta kontak langsung dari orang atau hewan yang terinfeksi.

Terdapat lebih dari satu jenis virus Ebola, dan tingkat bahayanya bervariasi.

Hal tersebut dijelaskan oleh Elke Muhlberger, pakar virus Ebola di Boston University.

Ia menjelaskan, salah satu jenis virus, yaitu Ebola Reston, tidak membuat orang sakit.

Namun, jenis Bundibugyo memiliki tingkat kematian sampai 50 persen, bahkan sampai 71 persen saat outbreak di Kongo.

3. Rabies

Meski pada 1920-an vaksin rabies telah ditemukan, tetapi kasusnya masih sangat banyak di India dan Afrika.

“Virus rabies menghancurkan sel-sel otak. Penyakit yang sangat, sangat parah,” tutur Muhlberger.

Kamu punya antibodi untuk memerangi rabies.

Namun, jika hewan tidak divaksin rabies dan terkena virus, kemudian menggigit kamu. 

“Hampir bisa dipastikan 100 persen Anda akan meninggal,” lanjut dia.

Peringatan Serius Bagi Gengster! Polisi Tak Segan Bertindak Tegas, Sekalipun Mereka Bawah Umur

Update Jawa Tengah: 69 Pasien Berstatus Pengawasan, 6 Positif Virus Corona, 2 Meninggal

Komandan Gengster 69 Dihadiahi Timah Panas, Kapolrestabes Semarang: Otak Pembacokan Setahun Lalu

Ini Deretan Ponsel Terbaru Vivo, Harga dan Spesifikasinya Berlaku Maret

4. HIV

Dalam dunia modern saat ini, HIV bisa jadi virus paling mematikan.

Diperkirakan 32 juta orang meninggal karena HIV sejak penyakit tersebut pertama kali ditemukan pada awal 1980-an.

“HIV adalah salah satu pembunuh paling sadis,” tutur Dr Amesh Adalja, ahli penyakit menular untuk Infectious Disease Society of America.

Obat antiviral yang telah diciptakan memungkinkan seseorang untuk hidup bertahun-tahun meski terkena HIV.

Namun, di beberapa negara miskin, infeksi HIV masih sangat tinggi.

WHO menyebutkan di negara-negara miskin dan kurang berkembang, HIV menginfeksi sebanyak 95 persen populasi.

Sebanyak satu dari 25 orang Afrika positif HIV.

5. Cacar

Pada 1980-an, World Health Assembly mendeklarasikan “dunia bebas dari virus cacar”.

Namun, sebelum itu, manusia sudah memerangi virus ini selama ribuan tahun.

Penyakit cacar membunuh satu dari tiga orang yang terinfeksi.

Para pejuang cacar kerap bertahan dengan luka permanen dan kebutaan.

Angka kematian di negara-negara luar Eropa lebih tinggi.

Pada abad ke-20 saja, cacar membunuh 300 juta orang di seluruh dunia.

6. Hantavirus

Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) pertama kali menjadi perhatian di Amerika Serikat pada 1993.

Pada saat itu, seorang warga dan pasangannya yang tinggal di wilayah Four Corners meninggal dunia karena kehabisan napas.

Beberapa bulan setelahnya, petugas medis menemukan hantavirus dari tikus yang hidup di rumah tersebut.

Kini lebih dari 600 orang di Amerika Serikat terkena HPS, dengan angka kematian sebesar 36 persen berdasarkan Centers of Disease Control and Prevention.

Virus tersebut tidak menular antarmanusia, tetapi dari kotoran tikus yang terinfeksi.

Cukup 21 Bulan, Agung Nikmati Motor Curian, Polisi Tangkap Pelaku di Kendal

Truk Masuk Tol Jatingaleh Semarang Dihentikan Petugas Bea Cukai, Dibongkar Isinya Rokok Ilegal

Kuliah Online, Mahasiswa Unika Soegijapranata Semarang Tetap Bisa Terpantau

26 Desa Rawan Konflik Pilkades di Kendal, Kapolres: Misal di Kecamatan Boja

7. Influenza

Saat musim flu, lebih dari 500 ribu orang di dunia meninggal karena virus influenza.

Namun, terkadang beberapa jenis virus influenza menyebar lebih cepat sehingga menimbulkan angka kematian yang lebih tinggi.

Pandemi flu terburuk sepanjang sejarah adalah Spanish flu (flu Spanyol) yang merebak pada 1918.

Virus ini menginfeksi sepertiga warga dunia, dan membunuh 50 juta orang.

8. Dengue

Virus dengue pertama kali muncul di Filipina dan Thailand pada 1950-an.

Virus ini hidup di wilayah tropis, termasuk Indonesia, dan ditransmisikan lewat nyamuk Aedes aegepti.

Tiap tahun, dengue menginfeksi 50 sampai 100 juta orang di seluruh dunia.

Di Indonesia, dengue terus mewabah dari tahun ke tahun.

9. Rotavirus

Rotavirus adalah penyebab utama diare parah pada bayi dan anak-anak.

Virus ini juga menyebar sangat cepat.

Di negara-negara miskin, angka kematian akibat rotavirus sangat tinggi karena pasien yang dehidrasi.

WHO memperkirakan 453 ribu anak-anak di bawah usia lima tahun meninggal dunia karena rotavirus pada 2008.

10. SARS-CoV

Virus yang menyebabkan gangguan pernapasan, atau SARS, pertama kali ditemukan pada 2002.

Virus ini berbeda dari SARS-CoV-2, penyebab Covid-19 yang saat ini merebak.

WHO menyebutkan, virus ini pertama kali muncul dari Provinsi Guangdong, China.

Seusai mewabah di China, virus ini kemudian menyebar ke 26 negara.

Penyakit ini mengakibatkan demam, nyeri sendi, dan pneumonia.

Angka kematian akibat penyakit ini mencapai 9,6 persen, dan sampai saat ini belum ada vaksinnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan Corona, Ini 10 Virus Paling Mematikan di Dunia"

Ilmuwan Jepang Blusukan ke Sekolah Terpencil di Banjarnegara, Ini yang Dilakukannya

Dipasarkan Mulai 26 Maret, Ini Harga dan Spesifikasi Vivo V19

Ini Kondisi Terkini Lima Pasien Pengawasan Virus Corona RSUD Margono Soekarjo Purwokerto

Objek Wisata Dieng Ditutup Sementara, Berlaku Hingga 29 Maret

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved