Banyumas

Duit dari Pusat Dipotong Rp 319 Miliar, Bupati Sadewo Ogah Peras Rakyat

Anggaran 'berdarah' dipotong Rp 319 Miliar, Bupati Banyumas putar otak cari pemasukan tanpa menaikkan pajak.

Permata Putra Sejati
TOLAK BEBANI RAKYAT. Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono memastikan tidak akan menaikkan pajak dan retribusi meski anggaran transfer dari pusat dipotong Rp 319 miliar. Pemkab kini memilih opsi membuka investasi untuk pengelolaan aset daerah seperti Baturraden dan Kebondalem. 

Lalu, dari mana uang untuk menambal defisit akan didapat?

Jawabannya terletak pada dua aset 'tidur' yang selama ini belum tergarap maksimal: eks kompleks pertokoan Kebondalem dan ikon pariwisata, Lokawisata Baturraden.

Keduanya kini disiapkan untuk diserahkan pengelolaannya kepada pihak ketiga.

"Contohnya, bagaimana Kebondalem nantinya dapat investor, saat ini dalam tahap pembicaraan. Lokawisata Baturraden juga dalam diskusi akan diserahkan pada pihak ketiga," ujar Sadewo.

Khusus untuk Baturraden, skema pengelolaannya akan meniru langkah yang pernah diterapkan di Solo.

Dari yang semula dikelola sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), kini akan diubah menjadi kerja sama profesional dengan swasta.

Targetnya jelas, ada setoran pasti yang masuk ke kas daerah setiap tahunnya.

"Misalnya disepakati pendapatan bersih Rp 7 miliar per tahun yang wajib disetorkan ke Pemda, sisanya baru bagi hasil. Pola ini meniru sistem yang pernah diterapkan di Solo oleh Mas Gibran," ungkap Sadewo.

Kini, nasib keuangan Kabupaten Banyumas seolah bergantung pada seberapa lihai pemerintah daerah 'menjual' potensi asetnya kepada investor.

Langkah berani ini menjadi pertaruhan besar demi menjaga denyut pembangunan tanpa harus mengorbankan kesejahteraan warganya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved