Oleh Khafid Sirotudin, Ketua Lembaga Pengembangan UMKM PW Muhammadiyah Jawa tengah
TRIBUNBANYUMAS.COM - Belum lama viral di media sosial istilah Rohana akronim “Rombongan Hanya Nanya-Nanya” dan Rojali: “Rombongan Jarang Beli”.
Rohana dan Rojali, dua istilah yang menggambarkan adanya penurunan daya beli masyarakat, khususnya di perkotaan.
Ada pula Rocita: “Rombongan Cuci Mata”, yaitu perilaku masyarakat perkotaan yang datang ke pusat perbelanjaan (mal) hanya untuk cuci mata.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat kemiskinan di Indonesia per Maret 2025 tercatat 8,47 persen atau sekitar 23,85 juta orang. Menurun 0,10 persen poin terhadap September 2024 dan menurun 0,56 persen poin terhadap Maret 2024.
Angka ini mengalami penurunan sebanyak 200 ribu orang dibandingkan periode sebelumnya. Selain itu, kemiskinan ekstrim di Indonesia pada Maret 2025 mengalami penurunan menjadi 0,85 persen atau sekitar 2,38 juta orang. Angka ini lebih baik dibandingkan Maret 2024, sebesar 1,26% atau 3,56 juta orang.
Menurut BPS, capaian angka kemiskinan tersebut adalah terendah selama 20 tahun terakhir.
Namun menariknya persentase kemiskinan di perkotaan justru naik menjadi 6,73 persen, serta angka setengah pengangguran meningkat 460.000 orang.
Berbanding terbalik dengan angka kemiskinan di pedesaan yang turun menjadi 11,03 persen.
Patut diduga, meningkatnya angka setengah pengangguran di perkotaan berkaitan dengan tutupnya puluhan industri besar yang melakukan PHK.
Adapun menurunnya angka kemiskinan di pedesaan memiliki keterkaitan dengan naiknya Alokasi Dana Desa yang disertai beragam program pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan di pedesaan.
Misalnya Koperasi Desa Merah Putih (KDMP), Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Ketahanan Pangan.
Penting dipahami, definisi kemiskinan dan cara pengukurannya bervariasi diantara negara. Ukuran kemiskinan di Indonesia berbeda dengan negara-negara tetangga (ASEAN) dan lembaga internasional semacam World Bank (Bank Dunia).
Dapat juga terjadi perbedaan pengukuran antar wilayah atau antar daerah di dalam suatu negara (misal: Jawa dengan luar Jawa; perkotaan dengan pedesaan). Pada awal April 2025, Bank Dunia melaporkan lebih dari 60,3 persen (setara 171,28 juta orang) penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan.
Kemiskinan adalah keadaan saat ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan dan air minum, pakaian, tempat berlindung, pendidikan serta kesehatan.
Baca juga: Rojali Merajalela di Kota Semarang, BPS Catat Angka Konsumsi Rumah Tangga Turun