Berita Solo

Transaksi Solo Raya Great Sale 2025 Tembus Rp10,7 Triliun, Gubernur: Segera Geser ke Pati Raya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TUTUP SRGS 2025 - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menutup acara Solo Raya Great Sale di De Colomadu, Minggu malam (4/8/2025). Selama pelaksanaan, Juli hingga 3 Agustus 2025, transaksi mencapai Rp10,7 triliun.

TRIBUNBANYUMAS.COM,SOLO – Rangkaian Solo Raya Great Sale (SRGS) 2025 resmi ditutup, Minggu (3/8/2025) malam.

Acara yang berlangsung satu bulan sejak Juli itu mampu membukukan transaksi hingga Rp10,7 triliun.

Penutupan berlangsung di De Tjolomadoe, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Saat menutup acara, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi mengaku bangga dengan capaian transaksi fantastis itu.

Menurut Luthfi, angka tersebut mencerminkan keberhasilan kolaborasi lintas sektor di wilayah aglomerasi Solo Raya.

Baca juga: Transaksi Solo Raya Great Sale 2025 Tembus Rp 10,3 Triliun, Karanganyar Tertinggi

Luthfi pun mengapresiasi Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Solo Raya sebagai motor penggerak utama, serta dukungan dari seluruh wali kota dan bupati se-Solo Raya.

"Hari ini, kita tutup Solo Raya Great Sale."

"Saya, sebagai gubernur, mengucapkan terima kasih kepada Kadin Solo Raya yang didukung seluruh kepala daerah di wilayah Solo Raya," kata Luthfi.

Ia menegaskan bahwa pembangunan ekonomi di wilayah Jawa Tengah tidak bisa dilakukan secara sektoral atau terpisah. 

Ia menegaskan, perlu adanya pendekatan kolaboratif atau collaborative government, di mana pelaku ekonomi, pemerintah, dan masyarakat bergerak bersama.

"Ekonomi baru tidak bisa mengandalkan masing-masing kabupaten. Maka, pintu kabupaten ini tidak bisa berdiri sendiri. Di situ ada tourism, investasi, belanja, dan lain-lain," ujarnya.

Baca juga: Bukan Asal Latih, BLK di Jateng Selalu Tanya Dulu Kebutuhan Industri Sebelum Buka Kelas

Gubernur menegaskan, keberhasilan Solo Raya Great Sale dijadikan role model untuk wilayah lain.

Luthfi mengatakan, nantinya, akan ada Pati Raya Great Sale dan daerah lain.

"Setelah ini, kita geser ke Pati Raya, lalu Pekalongan Raya, lalu Semarang Raya."

"Secara tidak langsung, perputaran ekonomi bisa merata," lanjutnya.

Pembangunan Ditopang Investasi

Halaman
12

Berita Terkini