TRIBUNBANYUMAS.COM, SOLO - Sebanyak 74 sekolah di Solo mendapatkan bantuan Chromebook dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2021 dan 2022.
Kendati masih berfungsi, ada sekolah yang jarang menggunakan Chromebook tersebut karena alasan lebih ribet dalam mengoperasikan dibanding laptop.
Data yang diterima, 74 sekolah penerima Chromebook tersebut terdiri dari 19 PAUD, 27 SD, 15 SMP, 3 SMA, dan 10 SLB.
Diketahui, pengadaan Chromebook tersebut digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, sebagai bagian dari upaya digitalisasi pendidikan dan mitigasi learning loss akibat pandemi.
Bantuan program penyediaan laptop berbasis Chrome OS (Chromebook) ini bertujuan untuk mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah.
Baca juga: Geledah Kantor GoTo, Kejaksaan Usut Kasus Dugaan Korupsi Laptop Chromebook Era Nadiem Makarim
Program itu merupakan bagian dari upaya digitalisasi pendidikan dan diharapkan dapat meningkatkan akses siswa terhadap teknologi serta mendukung proses pembelajaran daring.
Namun, saat ini, Kejaksaan Agung (Kejagung) tengah mengusut dugaan korupsi dalam pengadaan Chromebook tersebut.
Sri Wahyuni (41), Kepala TK Aisyiyah Nusukan 1 Solo mengatakan, sekolah tempat dia mengajar mendapat bantuan satu buah Chromebook pada 2021.
"Iya, kami dapat satu buah chromebook gelombang pertama sejak 2021," ujarnya.
Sri Wahyuni mengaku beberapa kali menggunakan Chromebook tersebut untuk kegiatan belajar mengajar.
Namun, setahun terkhir, sudah tidak digunakan karena tidak ada fasilitas Wifi di sekolah tersebut.
"Kita sering pakai Chromebook itu, anak-anak ketika pembelajaran juga pakai."
"Namun, di sekolah kami tidak ada Wifi, jadi sekarang Chromebook-nya jarang digunakan," ujarnya.
Nyaman Pakai Laptop Pribadi
Ia menambahkan, saat ini, semua guru di sekolah tersebut juga sudah memiliki laptop pribadi.
"Guru-guru di sini sudah punya laptop pribadi jadi Chromebook jarang digunakan," terangnya.
Baca juga: Nadiem Didampingi Hotman Paris Buka Suara soal Kasus Pengadaan Laptop