Opini

Rojali, Rohana, dan Rohalus : Sebuah Potret Kemiskinan dan Pengangguran!

Editor: Rustam Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khafid Sirotudin - Ketua Lembaga Pengembangan UMKM PW Muhammadiyah Jawa tengah

Nilainya berkisar antara 0 hingga 1. Semakin mendekati 0 semakin merata distribusi pendapatan, makin kecil kesenjangan ekonomi.  Dan semakin mendekati 1 semakin timpang distribusinya. 

Indeks Gini adalah alat statistik yang digunakan untuk mengukur tingkat ketidakmerataan dalam distribusi pendapatan atau kekayaan diantara penduduk suatu wilayah.

Indeks Gini didasarkan pada Kurva Lorenz yang membandingkan distribusi pendapatan kumulatif dengan distribusi ideal dimana setiap orang memiliki pendapatan yang sama.

Nilai 1 menunjukkan ketidaksetaraan sempurna, dimana satu orang menguasai seluruh pendapatan. Nilai antara 0 dan 1 menunjukkan tingkat ketidaksetaraan yang berbeda-beda. Semakin tinggi nilai Gini Ratio atau mendekati 1, maka semakin tinggi ketimpangannya. 

BPS mencatat Rasio Gini atau ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia pada Maret 2025 mencapai 0,375. Angka ini menurun 0,006 poin bila dibandingkan dengan rasio September 2024 sebesar 0,381.

Kalau dibandingkan Rasio Gini antara perkotaan dan pedesaan, ketimpangan di kota pada Maret 2025 sebesar 0,395. Lebih rendah 0,007 poin dibandingkan bulan September 2024 dan ketimpangan di pedesaan Maret 2025 sebesar 0,299.

Pada masa awal Reformasi 1998, data BPS menunjukkan bahwa Indeks Gini berada pada angka sekitar 0,3.

Walaupun terjadi krisis ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi yang negatif (minus 13,13%), angka Indeks Gini tersebut memperlihatkan bahwa ketimpangan pendapatan tidak meningkat secara signifikan pada awal reformasi.

Baca juga: Siapa Rojali, Fenomena Sosial yang Bisa Bikin Pusat Perbelanjaan Bangkrut

Sabtu malam, 2 Agustus 2025, kami jalan-jalan melihat “kahanan” (keadaan, situasi) salah satu mal di Yogyakarta. Kebetulan di selasar lantai dasar mal, ada show-off sebuah mobil dan satu sepeda motor dari merk ternama.

Istri mendekati dan memasuki kabin mobil yang dipamerkan, sedangkan anak-anak menaiki sepeda motor minta difoto sambil bergaya.

Melihat istri di kursi setir sambil “ngelus-ngelus” panel dashboard, saya bergumam: ada satu lagi nih rombongan yang tidak kalah cantik dibanding Rohana, Rohali dan Rocita. Yaitu Rohalus: “Rombongan Hanya Ngelus-elus”.

Jogja Istimewa: Senin, 4 Agustus 2025

Berita Terkini