Berita Banjarnegara

Terdampar di Desa Bawang, Deden Akhirnya Pulang ke Bandung Dibantu RSI dan Pemkab Banjarnegara

Penulis: khoirul muzaki
Editor: rika irawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Menemukan orang hilang bukan hal gampang. Terlebih, jika orang yang hilang itu mengalami gangguan mental.

Jangankan tahu alamat pulang, namanya sendiri bahkan lupa. Alhasil, sering kali, dia pergi tak tahu rimba hingga membuat keluarga kalang kabut mencari.

Ini pula yang mendorong warga Kecamatan Bawang mencari keluarga, saat seorang gelandangan mondar mandir di jalanan wilayah tersebut.

Pria ini berambut panjang berantakan, memiliki kumis serta jenggot yang acak-acakan.

Baca juga: Warisan Budaya Tak Benda, Begini Sejarah Telur Asin Brebes: Awal dari Warga Tionghoa Bertahan Hidup

Baca juga: Libur Panjang Akhir Bulan di Depan Mata, Gubernur Ganjar Pranowo Sarankan Warga Tak Mudik

Baca juga: Gajinya Dipotong Separo Selama Pandemi Covid-19, Pelatih Persib Bandung: Uang Bukanlah Segalanya

Baca juga: Rencana Pemekaran Banyumas, Pemkab Mulai Sosialisasikan dan Minta Masukan dari Camat serta Kades

Kulitnya legam dan keriput. Rambut berubannya menandakan dia telah cukup umur.

Sementara, logat Sunda yang kental saat berbicara, menunjukkan ia bukan warga lokal.

Tapi, tak jelas pula dimana alamatnya yang pasti karena saat ditanya, tak pernah ada jawaban pasti keluar dari bibir pria yang jarang bersuara itu.

Ketua Unit Reaksi Cepat Sarsipol Program Kerjasama RS Islam dan Polres Banjarnegara, dokter Tegar Jati Kusuma menceritakan, pihaknya menerima laporan adanya gelandangan dari Pemerintah Desa Bawang pada Rabu (30/9/2020).

Pelapor mengatakan, gelandangan ini butuh penanganan medis, khususnya psikiater.

"Kades menghubungi kami. Dalam hitungan menit, kami bergerak melakukan penjemputan didampingi pihak desa," katanya, Selasa (20/10/2020).

Saat ditemukan, pria ini sulit diajak komunikasi. Jika ditanya, ia hanya menjawab dengan anggukan.

Saat akan dibawa, pria ini pun tak melawan. Ia menurut ketika petugas mengawalnya ke bangsal jiwa. Di sana, ia mendapatkan penanganan intensif.

Saat ditemukan, tubuhnya kotor. Rambutnya menggimbal karena tak pernah keramas.

Baca juga: 4 Mahasiswa Tersangka Perusakan saat Demo Tolak UU Cipta Kerja di DPRD Jateng Jadi Tahanan Kota

Baca juga: Tak Munculkan Klaster Baru Covid-19, Wakil Ketua DPRD Kota Tegal Berharap Divonis Tak Bersalah

Baca juga: 3 Sekolah di Banyumas Mulai Membuka Kelas Tatap Muka, Siswa Wajib Pakai Masker dan Face Shield

Baca juga: DPRD Banyumas Bantah Tudingan Mengintimidasi Mahasiswa Penolak UU Cipta Kerja

Petugas lalu membersihkannya. Ia diberi pakaian baru. Baju kumalnya dibuang. Rambutnya dicukur hingga kepalanya kembali ringan. Dengan penampilan baru yang bersih, pria itu terlihat lebih segar.

"Ia mendapat makanan sebagaimana mestinya," kata Tegar yang juga dokter di RS Islam Banjarnegara itu.

Karena tak bisa diajak bicara, identitas pria ini pun tak terungkap. Hingga Kades Bawang, Galih Purwandaru, memberinya nama Agustus karena ditemukan di bulan Agustus.

Pemerintah Desa Bawang membantu proses administrasi agar pria itu lekas mendapatkan penanganan.

"Membantu, mulai pembuatan domisili sebagai kelengkapan administrasi hingga pembuatan penjaminan agar yang bersangkutan bebas biaya 100 persen, ditangung Pemerintah Kabupaten Banjarnegara," tambah Tegar.

Semua urusan administrasi dilakukan Pemerintah Desa Bawang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Banjarnegara, Dinsos PPPA Banjarnegara, dan RS Islam Banjarnegara.

Pria gelandangan itu beruntung. Meski bukan warga Banjarnegara, kondisinya terperhatikan.

Menariknya, proses pengobatannya bukan hanya melibatkan dokter spesialis, psikiater, dan perawat RSI Banjarnegara.

Ahli hipnoterapi pun ikut dilibatkan. Hipnoterapi RSI Banjarnegara ini bertujuan membantu pasien mengingat kembali memorinya.

Dari terapi inilah, akhirnya terungkap jati diri pria misterius itu. Ia mampu mengingat identitasnya dan mengaku bernama Deden asal Bandung, Jawa Barat. Ia juga mengingat nama orang tua, bahkan beberapa nama tetangga.

Setelah sekitar tujuh hari mendapatkan perawatan intensif, komunikasi Deden mulai berjalan baik.

Karena sudah tahu alamat asalnya, Deden meminta untuk diantar pulang. Ia rindu kampung halaman.

Baca juga: BREAKING NEWS: Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Tewas dalam Kecelakaan di Tol Solo-Ngawi

Baca juga: Segera Manfaatkan, Pemprov Jateng Beri Dispensasi Denda Pajak Kendaraan bagi Perorangan dan Usaha

Baca juga: Catatan 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-Maruf: Gagap Hadapi Covid-19, Tak Aspiratif di UU Cipta Kerja

Baca juga: Gegerkan Warga Brebes, Sesok Mayat Berkaus Biru dan Celana Pendek Hitam Ditemukan di Saluran Irigasi

Petugas pun menindaklanjutinya dengan membangun koordinasi bersama Dinsos Banjarnegara. Dari situ, komunikasi berlanjut dengan Dinsos Provinsi Jawa Barat dan Dinsos Kota Bandung.

Hasilnya, Sabtu (10/10/2020), Deden diantar ke Dinsos PPPA Banjarnegara untuk proses pemulangan ke kampung halaman.

Ia diantar sejumlah petugas Dinsos PPPA Banjarnegara dan dijemput oleh petugas Dinsos Provinsi Jawa Barat, di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU) Dewananta Cilacap, Jumat (16/10/2020) lalu.

"Kami bertemu Deden dan Dinsos Kabupaten Banjarnegara di PPSLU Cilacap untuk menjemput Deden," kata Waryo, staf Dinsos Provinsi Jabar saat dihubungi, Selasa.

Deden diketahui merupakan salah satu warga Sukahaji, Lingkar Selatan, Kota Bandung.

Ia dilaporkan hilang sejak 18 tahun lalu. Selama itu pula, ia hidup menggelandang di jalanan, hingga "terdampar" di Banjarnegara.

Kini, Deden bisa mengakhiri penderitaannya hidup di jalan. Ia dikabarkan telah berkumpul dengan keluarga tercinta yang telah lama mencari keberadaannya. (*)

Berita Terkini