Dokter Residen Meninggal

Keluarga Dokter Aulia Dapat Intimidasi, Dilarang Lapor Perundungan di PPDS Undip Semarang ke Polisi

Keluarga dr Aulia Risma Lestari mendapat intimidasi agar perundungan di PPDS Undip tak dilaporkan ke polisi.

Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/IWAN ARIFIANTO
Adik dokter Aulia Risma Lestari, dr Nadia (kiri) dan kuasa hukum keluarga, Misyal Achmad (kanan), seusai membuat laporan di SPKT Polda Jateng, Rabu (4/9/2024) sore. Misyal mengatakan, keluarga dr Aulia Risma Lestari mendapat intimidasi dari berbagai pihak agar kasus tak dibawa ke ranah hukum. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Jalan keluarga dr Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, mencari keadilan akan meninggalnya sang dokter tak mulus.

Pengacara keluarga dokter Aulia, Misyal Achmad mengungkap, ada intimidasi yang dilakukan sejumlah pihak agar kasus ini tak dibawa ke ranah hukum.

"Banyak, dari mana-mana, saya tak berbicara langsung. Saya tidak bisa buka dulu, kami mesti jaga keamanan mereka (keluarga korban)," jelas Misyal dikutip dari Kompas.com, Jumat (6/9/2024). 

Misyal mengungkap, intimidasi tersebut terjadi bahkan sebelum keluarga Aulia melaporkan dugaan perundungan dan pemerasan ke polisi.

"Nah, kalau kita tidak putus mata rantai ini, ya repot. Ya banyak terjadi di tempat-tempat lain, tetapi mungkin, kan mereka tidak berani. Ini kan kita mencari satu cara agar mereka berani mengungkap," ujarnya. 

Sebelumnya, Misyal mengungkap, dokter Aulia mengalami perundungan, pemerasan, juga intimidasi dari senior PPDS Anestesi Undip saat menjadi dokter residen di RSUP Kariadi Semarang.

Temuan Kementerian Kesehatan, Aulia bahkan harus membayar Rp20 juta-Rp40 juta per bulan untuk berbagai keperluan senior.

Dalam keseharian, dia juga harus mengangkat galon dan menyiapkan 80 boks makanan dengan menu berbeda, untuk para senior.

Kepada orangtua, Aulia juga mengeluh harus bekerja mulai pukul 03.00 WIB hingga pukul 01.30 WIB keesokan hari, saat praktik di RSUP Kariadi. 

"Itu setiap hari, hingga drop," jelas Misyal. 

Soal jam kerja yang hampir 24 jam ini, kata Misyal, sudah disampaikan ibu dokter Aulia ke pihak kampus.

Baca juga: Beratnya Keseharian Dokter Aulia: Angkat Galon Hingga Siapkan Beragam Makanan bagi Senior PPDS Undip

Baca juga: Hasil Investigasi Kemenkes: Dokter Aulia Diduga Dipalak Senior PPDS Undip hingga Rp40 Juta Per Bulan

Bahkan, laporan itu disampaikan kepada kepala program studi (Kaprodi) PPDS sejak 2022. 

"Setiap mengeluh, ibunya melaporkan beberapa kali (ke kampus). Mulai tahun 2022," kata dia. 

"Namun, tidak mendapat tanggapan yang baik. Hingga terjadi hal yang tidak diinginkan," ungkap dia. 

Seperti diketahui, keluarga dr Aulia Risma Lestari melaporkan sejumlah senior dan kaprodi PPDS Fakultas Kedokteran Undip Semarang ke Polda Jateng atas dugaan perundungan, pemerasan, juga intimidasi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved