Berita Jateng

Harga Telur Naik Tembus Rp 29 Ribu per Kilogram di Semarang, Ini Penyebabnya

Di beberap pasar tradisional, harga telur tembus Rp 29.000/kilogram, dari sebelumnya Rp 27.000/kilogram

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: khoirul muzaki
Eka Yulianti Fajlin/Tribun Jateng
LAYANI PEMBELI - Pedagang sembako Pasar Bulu melayani pembeli, Kamis (11/9/2025). Saat ini, harga telur ayam mengalami kenaikan di Kota Semarang 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Harga telur ayam di Kota Semarang kembali mengalami kenaikan. Di beberap pasar tradisional, harga telur tembus Rp 29.000/kilogram, dari sebelumnya Rp 27.000/kilogram. 


Pedagang sembako Pasar Bulu, Warsilah mengatakan, kenaikan harga mulai terasa sejak 2 September lalu. 


"Sekarang Rp 29.000/kilogram. Kemarin-kemarin masih Rp 27.000/kilogram. Biasanya, harga mentok di Rp 30.000-Rp31.000, jadi sepertinya tidak bisa naik terlalu tinggi lagi," ujar Warsilah, Rabu (11/9/2025). 


Ia mengaku tidak mengetahi secara pasti penyebab kenaikan. Namun, kabarnya, harga pakan ayam mengalami kenaikan. Dari sisi permintaan, menurut dia, pembeli relatif stabil. 


"Satu krat isi 10 kilo biasanya habis dalam 2–3 hari," sebutnya. 

Baca juga: Banyumas Dikepung Longsor, BMKG Peringatkan Potensi Hujan Ekstrem Hingga 2 Hari ke Depan


Sementara, harga telur ayam di pasar modern justru relatif stabil. Seorang konsumen, Amaliyah mengatakan, harga telur ayam biasa di pasar modern Rp 26.000/kilogram. Sementara, telur omega Rp 29.900/kilogram. 


"Itu harga tadi malam saya baru saja beli. Telur omega di swalayan harganya Rp 32.000/kilogram, tapi lagi diskon jadi Rp 29.900. Kalau telur biasa Rp 26.000/kilogram. Karena selisihnya sedikit jadi saya pilih beli telur omega," paparnya.


Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Stabilisasi Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang, Siti Arkunah membenarkan adanya kenaikan harga telur.

Harga telur ayam negeri rata-rata naik Rp 1.000/kilogram. Saat ini, harga rata-rata di 26 pasar tradisional di ibu kota Jateng mencapai Rp 27.300/kilogram. 


"Kenaikan ini salah satunya dipicu harga jagung sebagai pakan yang naik," beber Arie, sapaannya. 


Arie menyebut, hasil rapat bersama, Bulog sendiri baru mampu menyerap sekitar 1 persen jagung dari target. 

Sebab harga naik

Senada, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang, Endang Sarwiningsih mengatakan, kenaikan harga telur di pasaran dipicu kenaikan harga jagung sebagai pakan ternak. 

Kendati demikian, pihaknya telah berkoordinasi dengan Bulog dan aparat TNI-Polri untuk memastikan pasokan jagung bagi pakan ternak lebih lancar, sehingga harga telur di pasaran bisa kembali stabil.


"Tadi, Bulog sudah mengatakan kerjasama dengan TNI/Polri dalam rangkat penyerapan jagung untuk pakan ternak," katanya. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved