Berita Banyumas
Banyumas Dikepung Longsor, BMKG Peringatkan Potensi Hujan Ekstrem Hingga 2 Hari ke Depan
Hujan ekstrem membuat Banyumas dikepung longsor. BMKG pun memperingatkan warga akan potensi hujan ekstrem hingga dua hari ke depan.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Longsor dan pohon tumbang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (11/9/2025).
Kejadian ini dipicu hujan deras yang melanda Banyumas sejak Rabu (10/9/2025) hingga Kamis pagi.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo mengungkapkan, hasil pencatatan BMKG, curah hujan di Kota Satria mencapai lebih dari 200 milimeter dalam sehari atau masuk kategori ekstrem.
"Berdasarkan pantauan kami, curah hujan di Rempoah mencapai 226 mm, di Bendung Sumbang 184 mm, Kebun Samudera 163 mm, dan Gumelar 157 mm. Ini tergolong hujan ekstrem," ujar Teguh dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/9/2025).
Selain itu, hujan sangat lebat (100–150 mm) juga tercatat di wilayah Bendung Kertadirjan (110 mm) dan Jatilawang (107 mm).
Hujan ekstrem ini memicu longsor di daerah perbukitan dan rawan gerakan tanah di Banyumas.
Baca juga: Hujan Dua Hari, Banyumas Dilanda Longsor dan Pohon Tumbang, Mobil Nyaris Terseret Jatuh ke Sungai
Sementara, di wilayah tetangga, Kabupaten Cilacap, hujan lebat hingga sangat lebat turut mengguyur dengan intensitas merata.
Di Nusawungu tercatat 105 mm, Maos 80 mm, Jeruklegi 61 mm, Cipari 58 mm, Majenang 90 mm, dan Wanareja 60 mm.
Akibat hujan dengan intensitas tinggi ini, sejumlah wilayah di Cilacap mengalami banjir.
Dinamika Atmosfer
Teguh menjelaskan, cuaca ekstrem yang terjadi ini tak lepas dari dinamika atmosfer global yang sedang berlangsung.
"Saat ini tercatat indeks Dipole Mode (DMI) negatif hingga -1.27."
"Kondisi ini berdampak pada meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat, termasuk Jawa Tengah dan sekitarnya," terangnya.
DMI merupakan fenomena interaksi laut dan atmosfer di Samudra Hindia, yang dihitung dari selisih suhu permukaan laut antara pantai timur Afrika dan pantai barat Sumatera.
Dalam kondisi normal, nilai DMI berada di angka +0,4.
Nilai negatif yang signifikan, seperti saat ini, menandakan peningkatan potensi hujan di kawasan barat Indonesia.
Baca juga: Harga Cabai di Banyumas Makin Pedas, Tembus Rp46 Ribu Per Kilogram untuk Cabai Merah Keriting
Lansia Banyumas Hidup di Gubuk Reyot dan Mengais Gabah saat Anggota DPRD Terima Tunjangan Fantastis |
![]() |
---|
Batik Parang Lumbon Khas Banyumas Diresmikan, Ini Makna Filosofinya |
![]() |
---|
Ketimpangan Sosial di Banyumas Nyata: Lansia Kakak Adik Hidup di Gubuk Reyot di Desa Bangsa Kebasen |
![]() |
---|
Harga Bawang Merah dan Bawang Putih di Banyumas Kompak Naik, Harga Beras Masih Tinggi |
![]() |
---|
Memoar Lengger Narsih Mengungkap Perjalanan 53 Tahun Seniman Banyumas Mencegah Kepunahan Lengger |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.