Berita Kesehatan

Data WHO, Setiap 30 Detik Ada 1 Kematian akibat Hepatitis. Bagaimana Kasus di Indonesia?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, setiap 30 detik, ada satu orang meninggal dunia akibat penyakit hepatitis.

Editor: rika irawati
Istimewa/Freepik
Ilustrasi bentuk virus. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, setiap 30 detik, ada satu orang meninggal dunia akibat penyakit hepatitis. 

Menurut data WHO Global Health Observatory 2022 for HCV, prevalensi Hepatitis C turun dari 1 persen pada 2013 menjadi 0,5 persen pada 2022.

Menurut Imran, penurunan prevalensi hepatitis ini terjadi karena sejumlah upaya strategis yang diterapkan pemerintah.

Pertama, pencegahan penularan Hepatitis B dari ibu ke anak melalui pemberian vaksin Hepatitis B dan antivirus tenofovir.

Terbukti, pada 2023, lebih dari 2,3 juta dari target 4,4 juta bayi baru lahir telah menerima vaksin Hepatitis B setelah 24 jam kelahiran.

"Kemudian, bagi ibu hamil yang kami temukan positif, kami berikan antivirus tenofovir untuk mencegah transmisi virus Hepatitis B dari ibu ke anak," kata Imran.

Kedua, upaya memperkuat surveilans dan penemuan kasus pada populasi berisiko tinggi, semisal pada ibu hamil, tenaga medis (named), dan tenaga kesehatan (nakes).

Pada 2023, sebanyak 3.358.549 ibu hamil diskrining Hepatitis B dan sebanyak 50.789 ibu hamil di antaranya terdeteksi HBsAg (Hepatitis B surface antigen) reaktif.

"Untuk tenaga kesehatan, sebanyak 364.002 nakes dan named diskrining HBsAg. Hasilnya, 359.677 HBsAg non-reaktif dan 267.574 belum memiliki antibodi sehingga layak divaksinasi," ujarnya.

Baca juga: Para Ahli Turun Tangan Selidiki Penyebab Hepatitis Misterius pada Anak, Diduga Disebabkan Adenovirus

Untuk penyakit Hepatitis C, pada 2017 hingga Juni 2024, sebanyak 967.330 individu berisiko tinggi telah menjalani skrining Hepatitis C.

Berdasarkan hasil skrining, 42.292 orang di antaranya dinyatakan positif untuk antibodi Hepatitis C (anti-HCV).

Lalu, hanya 67,4 persen atau 28.504 yang melanjutkan ke tahap pemeriksaan selanjutnya, yaitu pemeriksaan viral load (VL) untuk RNA HCV.

Dari 28.504 orang yang menjalani pemeriksaan VL HCV RNA, sebanyak 16.327 orang memerlukan pengobatan karena memiliki infeksi Hepatitis C aktif.

Upaya ketiga adalah pengobatan.

Menurut Imran, pemerintah telah menyediakan obat Direct Acting Antiviral (DAA) untuk pengobatan Hepatitis C.

Pengobatan ini diyakini memiliki tingkat keberhasilan mencapai 90 persen.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved