Berita Semarang

Peserta KB Pria Rendah, Pemkot Semarang Beri Stimulan Rp1 Juta untuk Program Vasektomi

Pemkot Semarang memberi stimulan Rp1 juta kepada kaum pria yang bersedia menjalani program KB berbentuk vasektomi.

Editor: rika irawati
FREEPIK/PIKISUPERSTAR
Ilustrasi Keluarga Berencana. Pemkot Semarang memberi stimulan Rp1 juta kepada kaum pria yang bersedia menjalani program KB berbentuk vasektomi. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memberi stimulan Rp1 juta kepada laki-laki yang menjalani program keluarga berencana (KB) lewat cara vasektomi atau metode operasi pria (MOP).

Stimulan ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi pria di Kota Semarang dalam program KB.

Apalagi, di Kota Lumpia, partisipasi pria dalam program KB hanya mencapai 3 persen secara nasional.

Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu mengatakan, besaran stimulan ini lebih besar dari BKKBN.

"Iya, kalau di Semarang dapat stimulan kalau vasektomi. Sudah lama, sampai sekarang, reward-nya masih (berjalan)," kata ita, sapaannya, seusai peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 di Simpanglima, Kota Semarang, Sabtu (29/6/2024).

"Kalau BKKBN cuma dapat Rp300.000, kalau di Kota Semarang Rp1 juta," imbuhnya.

Baca juga: Pedagang Pasar di Batang Kini Lebih Mudah Pasang Alat KB, Petugas Buka Layanan di Pasar

Dia berharap, stimulan ini mendorong kaum laki-laki tertarik dan memiliki kesadaran melakukan program KB.

Melansir laman resmi DP3AP2KB Kota Surakarta, vasektomi juga dikenal dengan Metode Operasi Pria (MOP).

Vasektomi ini dilakukan dengan menjalani prosedur operasi dengan memotong vas deferes, yakni saluran tabung kevil di dalam skortum yang membawa sperma dari testikel menuju penis.

Metode ini disebut bersifat permanen namun diklaim tidak menghalangi pria mengalami orgasme atau ejakulasi.

Menurut Ita, KB menjadi satu di antara permasalahan yang menjadi tantangan dalam pembangunan keluarga berkualitas di Kota Semarang.

"Kalau umpamanya KB, ada yang suami tidak mau. Pokoknya buat anak terus saja, ini suatu tantangan. Hal-hal seperti ini yang harus diedukasi atau perlu treatment khusus," kata Ita.

Padahal, dia menilai, program KB menjadi tanggung jawab pasangan suami istri, bukan dibebankan kepada istri saja.

Penanganan Stunting dan Anemia

Menurut Ita, selain KB, pencegahan dan penangahan stunting juga mengalami kendala.

Terutama, terkait orangtua yang tak mau terbuka dengan pola asuh anak.

"Yang utama adalah ketika orangtua tidak mau terbuka, itu yang susah. Karena, kalau terbuka, kita pasti tahu intervensinya apa."

"Umpamanya, jika ada anak stunting atau remaja anemia yang tidak mau minum tabletnya, ya bagaimana harus minum," jelasnya.

Baca juga: Puluhan Peserta PPDB di Semarang Diminta Pindah Jalur, Piagam yang Digunakan Mendaftar Diduga Palsu

Akhirnya, Pemkot Semarang menginisiasi Pelayanan dan Edukasi Kesehatan Pelajar Terpadu Kota Semarang (Piterpan).

Pemda melakukan kegiatan berkeliling sekolah untuk makan bersama dan minum tablet penambah darah bagi remaja putri.

"Jadi, semuanya makan bersama langsung minum bareng-bareng di depan kita semua. Ini juga edukasi terhadap guru-guru, kalau minum pil itu bareng-bareng di kelas, mungkin pas barengan, terbuka, di tempat seperti ini," kata Ita. (Kompas.com/Titis Anis Fauziyah)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemkot Semarang Beri Stimulan Rp 1 Juta bagi Lelaki yang Ikuti KB Vasektomi".

Baca juga: Bikin Warga Penasaran, Pembeli Rokok yang Masuk Hutan di Grobogan Ternyata Pembunuh Terapis Bekam

Baca juga: Tak Ada Target Khusus, Ini Permintaan PSSI Setelah Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong Hingga 2027

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved