Berita Semarang

Puluhan Peserta PPDB di Semarang Diminta Pindah Jalur, Piagam yang Digunakan Mendaftar Diduga Palsu

PPDB SMA Negeri 3 Semarang diwarnai dugaan penggunaan piagam palsu. Siswa pun diminta ganti jalur dari prestasi ke zonasi.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/EKA YULIANTI FAJLIN
Ombudsmen Jateng membuka pokso pengaduan on the spot PPDB 2024 di SMAN 3 Semarang, Senin (24/5/2024). Puluhan calon siswa baru di SMAN 3 Semarang disarankan pindah jalur dari prestasi ke zonasi dalam PPDB 2024 setelah piagam yang digunakan diduga tak sesuai. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 3 Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), diwarnai dugaan penggunaan piaga palsu oleh calon siswa baru.

Ada sekitar 22 anak dari SMP Negeri 1 Semarang yang menggunakan piagam diduga palsu dari lomba marching band tingkat internasional yang diikuti.

Mereka menggunakan piagam tersebut untuk mendaftar PPDB SMAN 3 Semarang lewat jalur prestasi.

Kabar ini pun telah diterima Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Bambang Pramusinto.

Menurut Bambang, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng telah memanggil dan mengklarifikasi kasus tersebut kepada pihak SMPN 1 Semarang.

Baca juga: Sistem Jenjang di Jalur Prestasi PPDB 2024 Jateng Sempat Bikin Bingung Orangtua, Ini Besaran Poinnya

Disdik Kota Semarang juga sedang berkomunikasi dengan pihak sekolah.

"Jadi, dugaan piagam palsu itu di tahun 2022. Digunakan untuk pendaftaran peserta didik baru SMA 2024."

"Ada laporan bahwa piagam itu bukan palsu tapi ada penyimpangan. Ini sedang diklarifikasi sama pemerintah provinsi. Saya juga komunikasi," kata Bambang, saat dihubungi, Jumat (28/6/2024).

Bambang mengungkapkan, penyimpangan yang dimaksud, marching band yang mengikuti kejuaraan mendapat medali perunggu namun dalam piagam yang digunakan tertulis medali emas.

"Kalau itu, nanti panjenengan sama kepala SMP-nya saja. Saya belum punya kapasitas menjawab banyak. Baru sebatas tahu, ada undangan klarifikasi terhadap masalah itu," ungkapnya.

Piagam Diambil dari Malaysia

Sementara, Kepala SMPN 1 Semarang Siminto mengatakan, piagam yang diduga piagam palsu itu didapat tahun 2022 lalu.

Hanya saja, saat lomba berlangsung, dirinya belum menjabat sebagai kepala sekolah tersebut.

"Nuwun sewu, saya, di SMPN 1, baru Desember kemarin. Posisi piagam yang diduga palsu itu kejadian di tahun 2022."

"Dengan munculnya ini, saya coba cari tahu," kata Siminto, saat dihubungi, Jumat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved