Berita Semarang

Puluhan Peserta PPDB di Semarang Diminta Pindah Jalur, Piagam yang Digunakan Mendaftar Diduga Palsu

PPDB SMA Negeri 3 Semarang diwarnai dugaan penggunaan piagam palsu. Siswa pun diminta ganti jalur dari prestasi ke zonasi.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/EKA YULIANTI FAJLIN
Ombudsmen Jateng membuka pokso pengaduan on the spot PPDB 2024 di SMAN 3 Semarang, Senin (24/5/2024). Puluhan calon siswa baru di SMAN 3 Semarang disarankan pindah jalur dari prestasi ke zonasi dalam PPDB 2024 setelah piagam yang digunakan diduga tak sesuai. 

Siminto menegaskan, saat mengeluarkan surat pernyataan, sudah mewanti-wanti kepada semua pembina untuk memastikan bahwa setiap kejuaraan benar adanya.

Dia pun menanyakan kepada pembina marching band SMPN 1 Semarang soal kejuaraan yang diikuti tersebut.

Bahkan, dia juga menanyakan kepada orangtua siswa peserta marching band.

Namun, orangtua tidak mengetahui juara berapa yang diraih putra-putrinya pada kompetisi marching band internasional itu.

Pihaknya memaparkan, perlombaan marching band internasional itu diselenggarakan pada Juni 2022.

Perlombaan dilakukan secara daring dengan mengirimkan video marching band ke panitia.

Pengunguman yang semula diinfo pada Agustus 2022, ditunda menjadi September 2022.

"Saya tanya pelatihnya, mengikuti saat pengunguman atau tidak, katanya tidak."

"Dia dapat info juara dari LO-nya. Pelatih kami hubungannya dengan yang di Malaysia. Diinfo bahwa Gita Bahana Smepsa (grup marching band SMPN 1) mendapat gold, juara satu," jelasnya.

Baca juga: PPDB Ditutup, 17 SDN di Kota Semarang Masih Kekurangan Murid. Disdik Izinkan Pendaftaran Offline

Kemudian, sambung Siminto, pada Desember 2022, diminta mengambil sertifikat itu ke Malaysia.

Pelatih pun mengambil sertifikat tersebut ke sana.

Pihak panitia memberikan 120 eksemplar sertifikat piagam.

"Katanya, sekitar 120 eksemplar. Tidak ada piala. Jadi, piagam dari sana, bukan dari sekolah. Yang mengeluarkan dari Malaysia," jelasnya.

Siminto menerangkan, hal yang menjadi janggal, menurut pelatih, adalah video pengunguman menunjukan Gita Bahana Smepsa meraih bronze atau perunggu.

Namun, sertifikat yang diterima adalah piagam gold atau emas.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved