Berita Kesehatan

Jepang Dilanda Wabah Bakteri Pemakan Daging: 77 Orang Tewas, Penderita Diabetes Berisiko Tinggi

Dunia kesehatan dihadapi dengan wabah bakteri 'pemakan daging' atau Necrotizing fasciitis yang kini tengah merebak di Jepang.

Editor: rika irawati
UNSPLASH/CDC
Ilustrasi bakteri. Dunia kesehatan dihadapi dengan wabah bakteri 'pemakan daging' atau Necrotizing fasciitis yang kini tengah merebak di Jepang. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Dunia kesehatan dihadapi dengan wabah bakteri 'pemakan daging' atau Necrotizing fasciitis yang kini tengah merebak di Jepang.

Data dari Januari hingga Maret 2024, tercatat ada 77 kematian akibat bakteri tersebut.

Sementara, selama Januari-Juni 2024, lebih dari 1000 kasus dilaporkan terjadi di Negeri Sakura itu.

Dikutip Kompas.com dari columbiadoctors.org, Necrotizing fasciitis merupakan infeksi yang disebabkan bakteri.

Infeksi penyakit ini disebut 'pemakan daging' karena dampaknya dapat menghancurkan kulit, lemak, dan jaringan yang menutupi otot dalam waktu sangat singkat.

Necrotizing fasciitis sangat jarang terjadi namun serius.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet di Indonesia Terus Bertambah, Mungkinkah Jadi Pandemi?

Banyak orang yang terkena necrotizing fasciitis berada dalam kondisi sehat sebelum terkena infeksi.

Masih dari sumber yang sama, mereka yang memiliki faktor risiko diserang bakteri 'pemakan daging' berada dalam kondisi di antaranya:

  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Memiliki masalah kesehatan kronis seperti diabetes, kanker, atau penyakit hati atau ginjal.
  • Memiliki luka di kulit Anda, termasuk luka operasi.
  • Baru saja menderita cacar air atau infeksi virus lain yang menyebabkan ruam.
  • Penggunaan obat steroid yang dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.

Terkait kasus ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jepang mengumumkan adanya lonjakan kasus infeksi bakteri 'pemakan daging' yang memiliki nama ilmiah streptococcal toxic shock syndrome (STSS).

Wabah bakteri pemakan daging disebabkan oleh bakteri bernama Streptococcus pyogenes yang lebih dikenal sebagai streptokokus grup A.

Sementara, Institut Penyakit Menular Nasional Jepang (NIID) juga mengeluarkan peringatan bahwa serangan STSS ini dapat menyebabkan kematian dalam hitungan hari sejak gejala muncul.

Dilansir dari CDC, berikut gejala bakteri pemakan daging:

1. Gejala awal: demam dan menggigil, nyeri otot, mual dan muntah.

2. Gejala lanjutan: setelah gejala pertama muncul, gejala akan berkembang dengan cepat dalam kurun waktu 24 hingga 48 jam.

Berikut gejala lanjutan penyakit bakteri pemakan daging:

  • Hipotensi (tekanan darah rendah).
  • Kegagalan organ (tanda-tanda lain bahwa organ tubuh tidak berfungsi).
  • Takikardia (denyut jantung lebih cepat dari denyut jantung normal).
  • Takipnea (napas cepat).
  • Selain itu, penderita yang terinfeksi juga akan mengalami nekrosis, masalah pernapasan, kegagalan organ yang berujung pada kematian.
Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved