Berita Jateng
Mahasiswa Semarang Tuntut Pemakzulan Presiden Jokowi, Dinilai Tak Netral di Pemilu 2024
Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Semarang dan sekitarnya menggelar demo mengkritik Presiden Jokowi di depan kantor Gubernur Jateng.
Penulis: budi susanto | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Aksi dorong antara mahasiswa dan aparat tak terelakkan dalam aksi di depan kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng) di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Senin (12/2/2024).
Massa aksi dari berbagai universitas di Kota Semarang dan sekitarnya itu ingin masuk dan menyampaikan aspirasi ke pejabat Pemprov Jateng terkait kritikan atas sikap Presiden Joko Widodo yang turut campur dalam Pemilu 2024.
Ratusan massa yang datang langsung memenuhi depan pintu gerbang kompleks Pemprov Jateng yang ditutup dan dijaga ketat personal aparat.
Para mahasiswa ini kemudian menggelar orasi dan kritikan terhadap sikap pemerintah yang dinilai tidak netral di Pemilu 2024.
"Presiden telah ikut cawe-cawe dalam kontestasi politik. Seharusnya, presiden netral," tegas Akmal Sajid, satu di antara koordinator aksi, dalam orasinya.
Baca juga: Tegaskan Tak akan Berkampanye, Presiden Jokowi Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2024
Setelah berorasi, beberapa kali gabungan mahasiswa mendesak agar diizinkan masuk ke kantor Gubernur Jateng guna menyerukan tuntutan.
Namun, keinginan mereka ditolak petugas karena alasan keamanan.
Penolakan ini memicu aksi dorong dari mahasiswa yang memaksa aparat membalas dorongan mereka.
Situasi sempat memanas kala dua pihak saling berhadap-hadapan dan adu argumen.
Para mahasiswa menegaskan keinginan mereka masuk ke gedung yang dibangun menggunakan uang rakyat.
Namun, aparat tak goyah dan terus memperketat penjagaan.
"Kami itu hanya ingin menyampaikan aspirasi rakyat. Kami tak membawa senjata tapi petugas berjaga dengan perlengkapan lengkap. Katanya melindungi dan mengayomi rakyat tapi seperti mau memukuli kami," ucap Akmal saat berorasi.
Dalam aksi tersebut, massa menyampaikan lima tuntutan, yaitu, pertama, mengajak seluruh kader, masyarakat sipil, aktivis demokrasi, akademisi, buruh tani, dan segenap mahasiswa untuk mengawal dan menjaga demokrasi demi mempertahankan konsep negara hukum yang berkeadilan, bukan negara kekuasaan.
Kedua, menuntut Presiden Jokowi untuk menjadi negarawan sejati yang tidak menggunakan kekuasaan demi kepentingan keluarga.
Ketiga, massa menuntut presiden serta seluruh aparatur pemerintah untuk kembali pada azas demokrasi dengan menghentikan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Keempat, menuntut presiden untuk setia dan berkomitmen, berpegang teguh pada demokrasi, penegakan hukum, serta berpihak pada kehendak rakyat, bukan oligarki.
Yang terkahir, atau kelima, massa mengajak segenap mahasiswa, aktivis, dan pemuda Indonesia, menjadi oposisi kritis terhadap rezim penguasa.
Baca juga: Giliran Mantan Pimpinan KPK Soroti Sikap Kenegarawanan Jokowi, Minta Jauhi Konflik Kepentingan
Dari lima tuntutan tersebut, Akmal berujar, penekan paling besar oleh rekan-rekan mahasiswa adalah pemakzulan terhadap Presiden Jokowi.
Hal tersebut dikatakannya jadi poin penting untuk disuarakan oleh mahasiswa dalam aksi.
Ia juga menanggapi aksi mahasiswa di DPD Kantor Gerindra Jateng beberapa waktu lalu.
Mewakili massa aksi, Akmal mengatakan, mahasiswa ditipu karena kegiatan tersebut awalnya adalah kegiatan seminar.
Mahasiswa juga dibagikan selebaran kertas tuntutan kepada salah satu paslon capres dan cawapres.
Akmal mengatakan, banyak miskomukikasi pada kegiatan tersebut dan massa aksi menegaskan, aksi beberapa waktu lalu itu bukan dari golongan massa aksi di depan Kantor Gubernur Jateng.
"Kami kembalikan ke pribadi masing-masing, ketika mereka tidak terikat kepada suatu organisasi yang berlandaskan lembaga hukum maka dari lembaga kemahasiswaan tidak memberikan sanki secara jelas dan mereka berangkat murni secara pribadi tanpa memakai almamater."
"Di sini, kami sepakat, mereka yang berangkat pada deklarasi di Kantor Gerindra Jateng telah menjual otak mereka," tambahnya. (*)
Baca juga: Aksi Borong Caleg dan Parpol untuk Kampanye Pemilu 2024 Diduga Picu Lonjakan Harga Beras
Baca juga: Ratusan Atlet Pelatda Jateng Jalani Tes Fisik, Ukur Kesiapan Jelang PON Aceh-Sumut 2024
Getirnya Warga Punsae Ungaran, Sudah Bayar Lunas tapi Sertifikat Harus Ditebus Rp 80 Juta |
![]() |
---|
MBG di Sragen Dihentikan Sementara, Diduga Picu Keracunan Makanan Siswa SD dan SMP di Gemolong |
![]() |
---|
Terungkap di Sidang, Polisi Polda Jateng Bunuh Bayinya Ternyata Punya 3 Istri Siri |
![]() |
---|
Jalur Masuk Kabupaten Pati dari Kudus Dijaga Ketat Polisi |
![]() |
---|
Pria Bertato Edarkan Tembakau Gorila di Tegal, Tertunduk Lemas di Hadapan Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.