Berita Jateng

MBG di Sragen Dihentikan Sementara, Diduga Picu Keracunan Makanan Siswa SD dan SMP di Gemolong

Ratusan siswa SD dan SMP di Gemolong Sragen dilarikan ke rumah sakit. Diduga keracunan makanan MBG.

ISTIMEWA
BERI KETERANGAN - Gubernur Jateng Ahmad Luthfi memberi keterangan kepada wartawan, Kamis (7/8/2025). Rabu (13/8/2025), Luthfi mengungkap dugaan keracunan makanan MBG di Pati. Ratusan anak SD dan SMP dilarikan ke rumah sakit. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Program makan bergizi gratis (MBG) di Sragen, Jawa Tengah, dihentikan sementara.

Penghentian ini dilakukan setelah ratusan siswa SDN 4 Gemolong dan SMPN 3 Gemolong, Sragen, mengalami dugaan keracunan makanan dari MBG.

"Yang pertama, diberhentikan dulu MBG nya," ujar Gubernur Jateng Ahmad Luthfi saat meninjau program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Dokter Spesialis Keliling (Spelling) di Gedung Muladi Dome Universitas Diponegoro, Rabu (13/8/2025).

Luthfi mengatakan, sampel makanan diduga sumber keracunan makanan telah dikirim Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah untuk dicek laboratorium. 

Dinkes juga membuka posko kesehatan 24 jam per hari.

Baca juga: Ditinggal Kondangan Pemilik, Toko Rokok di Plupuh Sragen Dibobol Maling

Luthfi memastikan, kondisi para siswa telah membaik dan tak ada siswa yang harus menjalani rawat inap.

"Siswa yang keracunan menjalani rawat jalan."

"Kami akan melakukan lapor dan koordinasi dengan MBG pusat untuk melakukan rapat bersama dalam rangka menyelaraskan program," tuturnya.

Kepala Dinkes Jateng Yunita Dyah Suminar menambahkan, ada 196 anak yang mengalami gangguan pencernaan ringan akibat dugaan keracunan makanan MBG.

"Tidak ada yang rawat inap. Tidak tahu penyebabnya," kata dia.

Menurutnya, program MBG diberhentikan dua hari untuk evaluasi.

"Tapi, nanti, menunggu Badan Gizi Nasional (BGN) apa ini mau dilanjutkan berhenti atau mulai lagi. Prinsipnya itu," jelasnya.

Yunita mengatakan, Dinas Kesehatan Provinsi Jateng saat ini membuka posko 24 jam setiap hari. 

Baca juga: Ironi Kasus Pembalakan Liar di Hutan Sragen, Pelaku Jatuh ke Jurang

Pihaknya saat ini mengecek dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

"Bagaimana alat makannya, dapurnya. Nanti yang memeriksa dari BGN," tuturnya.

Dikatakannya, penyebab keracunan tidak hanya dari alat makan maupun alat masak. 

Bisa juga, orang yang memasak apakah melakukan sesuai prosedur atau tidak.

"Dari mulai memotong, mengolah sampai menyajikan," tuturnya.

Pihaknya masih menunggu hasil laboratorium.

"Setelah muncul hasil, bisa disimpulkan," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved