Cara Warga Silurah Batang Bersyukur dan Tolak Bala, Gelar Nyadran Dimeriahkan Pentas Wayang Kulit

TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Ratusan warga Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, mengikuti tradisi Nyadran Gunung Silurah, Jumat (24/11/2023).

Acara tahunan ini digelar warga sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus memohon perlindungan dari berbagai bala atau hal buruk.

Serangkaian ritual digelar lewat pimpinan tokoh adat.

Meriahnya acara juga menarik perhatian wisatawan dari luar Desa Silurah sehingga mereka turut serta mengikuti acara tersebut.

"Nyadran Gunung Silurah ini dilakukan setiap bulan Jumadil Awal (bulan Jawa), tepat pada Jumat kliwon. Tradisi ini menjadi warisan nenek moyang yang tetap kami lestarikan," tutur Kepala Desa Silurah, Suroto, Jumat.

Baca juga: Sopir Tertidur Beberapa Detik saat di Tol Pemalang-Batang, Truk Barang Elektronik Tabrak Truk Tepung

Baca juga: Tarif Terbaru Tol Pemalang- Batang, Berlaku Mulai 12 November 2023

Suroto mengatakan, kegiatan bertema harmonisasi adat dan kelestarian alam ini digelar dalam serangkaian kegiatan.

Mulai dari kirab gunungan hasil bumi, festival jajan kampung, penampilan kesenian daerah, ider-ider desa, prosesi nyadran, dan pementasan wayang kulit.

"Kami akan terus melestarikan tradisi budaya ini, ritual dengan kesakralan yang sama setiap tahunnya, seperti pemotongan kambing kendit, ider-ider desa, disajikan dan dimakan bersama masyarakat. Selain sebagai wujud syukur, tradisi ini juga dipercaya untuk menolak bala," katanya. (*)

Baca juga: Polda Jateng Cium Dugaan Korupsi Bantuan Provinsi di 3 Kabupaten, Modus: Proyek Desa Tak sesuai Spek

Baca juga: Hari Pertama Gencatan Senjata, Hamas Bebaskan 13 Anak dan Perempuan Warga Israel yang Ditawan