Tambang Emas Ilegal Longsor

Analisis Ahli Forensik Unsoed Banyumas Terkait Kondisi Terkini Penambang: Potensi Hidup Rendah

Ahli forensik Unsoed dr M Zaenuri Hidayat menyampaikan analisa terkait kondisi delapan penambang yang terjebak di penambangan Ajibarang, Banyumas.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
ISTIMEWA/BASARNAS CILACAP
Doa bersama keluarga korban penambang bersama Forkompinda Banyumas di lokasi utama delapan penambang emas terjebak di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Minggu (30/7/2023). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Ahli Forensik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr M Zaenuri Hidayat menuturkan, kecil kemungkinan delapan penambang emas yang terjebak di penambangan Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, masih hidup.

Meski begitu, peluang hidup masih ada jika lubang tempat para penambang itu terjebak memiliki celah yang mengalirkan oksigen.

Hanya saja, kondisi ini juga terbatas waktu, sekitar satu pekan.

Sementara, selain oksigen, potensi kematian muncul karena kelaparan.

"Apakah saat tertimbun masih ada celah yang cukup adanya aliran oksigen dari luar. Tentunya, kalau ini yang terjadi, kematian bukan karena kekurangan oksigen tapi karena kelaparan."

"Kalau ini yang terjadi, maksimal bertahan hidup sampai 1 minggu," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunbanyumas.com, Selasa (1/8/2023).

Baca juga: Evakuasi Penambang di Ajibarang Banyumas Masuk Hari Ke-7, Keluarga Siapkan Prasasti Nama 8 Penambang

Zaenuri kemudian menyebutkan, apabila tidak ada suplai oksigen maka peluang bertahan hidup tergantung dari cadangan oksigen yang tersisa, serta luasan area tempat korban terjebak.

"Kalau tidak ada suplai oksigen dari luar, tentu semua tergantung cadangan oksigen yang tersisa di ruang tertutup tersebut," imbuhnya.

Selain itu, luasan rongga tempat korban terjebak juga memengaruhi kemungkinan mereka bertahan hidup.

Tim SAR memeriksa lubang Dondong untuk mengecek kedalaman dan tinggi air saat proses evakuasi delapan penambang di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Minggu (30/7/2023).
Tim SAR memeriksa lubang Dondong untuk mengecek kedalaman dan tinggi air saat proses evakuasi delapan penambang di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Minggu (30/7/2023). (ISTIMEWA/BASARNAS CILACAP)

Luasan rongga tempat korban terjebak menentukan sampai kapan mereka bisa bertahan di dalam ruang tersebut.

"Kalau sangat sempit, apalagi dihuni delapan korban, dalam hitungan menit atau jam bisa saja menimbulkan kematian," katanya.

Menurutnya, fungsi blower yang biasa digunakan para penambang tidak berfungsi memasok oksigen, hanya menggerakkan udara.

Ia menjelaskan, peluang bertahan hidup delapan penambang yang terjebak dalam lubang berisi air peluangnya tipis.

Baca juga: Hari Terakhir Operasi Penyelamatan Penambang Emas di Ajibarang Banyumas: Debit Air Naik Lagi

Hal itu karena air menghambat aliran oksigen dari luar.

"Peluang bertahan, kayaknya tidak mungkin, kecuali air tidak menutup total saluran udara," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved