Derita Anak Pesisir Demak, Banjir Rob Menahun Ganggu Kesehatan Mental: Mau Main Keluar Susah

Berbeda halnya dengan Dinda, ia pernah merasakan daratan di kampungnya.

Kala itu, saat masih duduk di kelas 1 SD di tahun 2015 kampungnya masih ada daratan.

Ia masih ingat betul di depan rumahnya masih ada jalan dan motor masih bisa berlalu lalang.

Sekarang hanya air laut yang melintas, jalan diganti jembatan kayu.

"Lebih nyaman dahulu. Lingkungan hijau asri ada pohon dan tanah berbeda dengan yang sekarang, isinya air rob semua," paparnya.

Anak-anak takut tenggelam

Tak hanya ruang bermain terbatas, para anak-anak di Timbulsloko mengaku diselimuti kecemasan.

Bencana menahun yang meneror mereka secara tidak sadar membuat mereka alami sejumlah rasa trauma.

"Saya cemas dan was-was misal kejadian rob datang lagi terutama ketika tidur," ungkap Tyo.

Tak hanya takut rob datang lagi, ia takut pula barang-barang miliknya kembali hanyut dibawa banjir rob.

Sebab, banjir rob yang masuk ke rumahnya seringkali menghanyutkan tas, buku,sandal, dan barang lainnya.

"Saya takut tenggelam," bebernya.

Anak lainnya, Huda menuturkan, banjir rob membuatnya cemas ketika  masuk ke dalam rumah.

Bencana itu acapkali melumat barang-barang pribadinya seperti mainan, baju sekolah, baju koko hingga tas sekolah.

"Waktu banjir rob besar barang-barang itu hanyut semua karena datangnya mendadak jadi belum siap-siap," paparnya.