Berita Demak

Derita Anak Pesisir Demak, Banjir Rob Menahun Ganggu Kesehatan Mental: Mau Main Keluar Susah

Banjir rob menahun di Timbulsloko, Sayung, Demak, merusak kesehatan mental anak-anak setempat. Tak ada tempat sebagai arena ermain bersama.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: yayan isro roziki
Tribunbanyumas.com/Iwan Arifianto
Anak Timbulsloko pulang dari sekolah menggunakan perahu untuk menuju ke rumahnya. Biaya naik perahu Rp5 ribu, fasilitas ini hanya digunakan bagi anak yang memiliki uang saku lebih. Sebaliknya, jika tidak ada uang mereka harus jalan kaki sejauh 2,5 kilometer untuk menuju daratan, di Kabupaten Demak, Jumat (16/6/2023) sore. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, DEMAK - Ahmad Sulistiyono (11) bermain bola bersama lima kawannya di depan Masjid Darul Ibad, Timbulsloko, Sayung, Demak, Jumat (16/6/2023) sore.

Tendangan Tyo, sapaannya, tidak terlalu keras tetapi bola plastik itu langsung nyemplung ke laut.

Kampung mereka memang sudah  tenggelam sehingga mereka terpaksa bermain bertanah papan kayu yang lebarnya tak lebih dari lapangan voli.

"Iya main bola tidak bisa bebas karena sempit," ujar Tyo kepada Tribunbanyumas.com.

Ia menuturkan, dapat bermain bebas ketika berada di sekolah.

Sayangnya, untuk menuju ke sekolah harus ditempuh dengan jalan kaki sejauh hampir setengah jam.

"Naik perahu dulu ke kampung sebelah, baru jalan kaki," bebernya.

Anak Timbulsloko lainnya, Miftahul Huda (12) menuturkan, merasa terganggu dengan rob yang merendam kampungnya.

Sebab, ruang bermainnya tidak leluasa lantaran tidak ada daratan.

"Tempat saya bermain dan teman-teman berada di depan masjid itupun tidak luas. Di sana kurang enak buat bermain. Terlalu sempit," bebernya.

Anak Timbulsloko, Khavita Avrialis Pratama (14) mengatakan, malas bermain di luar rumah sebab kondisi kampungnya tak layak untuk bermain.

"Apalagi buat bermain buat jalan-jalan saja susah karena ada rob," katanya.

Pernyataan Vita, sapaannya, bukan isapan jempol belaka, akses jalan di kampung Timbulsloko hanya berupa papan kayu selebar 1 meter dengan panjang sekira 300 meter.

Papan kayu itu menjadi akses satu-satunya jalan yang digunakan warga sehingga tak jarang ketika berpapasan harus berhati-hati supaya tidak tercebur ke laut.

Hanya di depan masjid yang memiliki papan kayu cukup luas.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved