Berita Banyumas

Dipuji Bupati Banyumas. Slamet Subekti Sudah Berdonor Darah 120 Kali sejak Tahun 1992

Slamet Subekti (66), warga Ajibarang Wetan RT 01 RW 12, Kabupaten Banyumas, mendapat pujian dari Bupati Banyumas Achmad Husein.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Slamet Subekti (66), warga Ajibarang Wetan RT 01 RW 12, Kabupaten Banyumas, mendapat pujian dari Bupati Banyumas Achmad Husein.

Di usia yang tak muda lagi, dia telah berdonor darah 120 kali. Slamet pun masih terlihat sehat dan bugar.

Slamet mengaku, berdonor darah sejak usianya masih 20 tahun atau sejak tahun 1992.

"Saya donor darah tiga bulan sekali, kira-kira setiap kali donor itu 200 cc. Dapatnya (setelah berdonor), seperti mi rebus, susu, dan tonikum."

"Kuncinya adalah sering berolahraga, jaga stamina biar tidak loyo," katanya usai acara Silaturahim Pendonor Darah di Pendopo Si Panji Purwokerto, Kamis (10/2/2022).

Baca juga: Longsor Menimpa Rumah Warga Gumelar Banyumas, 2 Kamar dan Dapur Rusak Tertutup Tanah

Baca juga: Pasokan Terbatas, Pedagang di Pasar Sokaraja Banyumas Jual Minyak Goreng Rp 21.000 Per Liter

Baca juga: Banyumas Kembali Masuk Level 2 PPKM, Pasar Sokaraja Buka Hanya Sampai Pukul 14.00 WIB

Baca juga: Sejumlah Hambatan Vaksinasi Lansia di Banyumas: Data dan Kondisi Geografis

Ia mengatakan, berdonor darah sudah menjadi kewajiban.

"Motivasinya adalah membantu yang membutuhkan darah dan panggilan kemanusiaan," ucapnya.

Biasanya, Slamet berdonor darah ke desa atau PMI.

Namun, selama pandemi Covid-19, dia tidak bisa berdonor.

Slamet sendiri mengaku dan bersyukur belum pernah terpapar virus SARS-CoV-2.

Dia pun berjanji akan terus berdonor sampai dia tidak bisa lagi mendonorkan darahnya.

Terkait donor darah yang sudah dilakoni sejak puluhan tahun ini, Slamet mendapat penghargaan dari Bupati Banyumas Achmad Husein.

Slamet tak sendiri. Penghargaan juga diberikan kepada Cahyo Rianto (42), yang sudah mendonorkan darahnya 112 kali.

Cahyo mengaku sudah berdonor darah sejak usia 17 tahun atau sejak masa sekolah, saat di bangku kelas dua SMA.

Karena rajin berdonor darah, ia mengaku menjadi jarang sakit.

"Demi kemanusiaan sesama. Saya suka menunya, mi rebus, telur, susu, dan itu adalah menu paling enak di tahun 1996."

"Saya akan berdonor darah terus sampai tidak bisa donor lagi, mungkin sampai 70 tahun," ungkapnya.

Baca juga: Apes! Asyik Judi Sabung Ayam, 8 Warga Purbalingga dan Banjarnegara Ditangkap Polisi

Baca juga: Tak Terpengaruh Banjir dan Longsor, Tempat Wisata di Dieng Banjarnegara Tetap Buka

Baca juga: Lagi, Muncul Klaster Sekolah di Kota Semarang: 30 Siswa dan 6 Guru di Satu SMP Positif Covid

Baca juga: Sempat Terputus akibat Longsor, Akses Dua Desa di Bobotsari Purbalingga Kini Bisa Dilewati Kendaraan

Sementara itu, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan, para pendonor mendapat pahala yang luar biasa.

"Bila satu kali donor 350 cc, dan sudah 100 kali donor maka sudah mencapai 35 liter darah. Sudah berapa nyawa yang bapak ibu selamatkan."

"Maka, bapak ibu telah memberikan andil besar dalam membantu orang lain," katanya.

Husein mengatakan, pada intinya, siapa yang suka menolong maka akan ditolong.

Siapa yang suka menolong orang maka akan ditolong orang. (Tribunbanyumas/jti)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved