Berita Banyumas

Wayang Kulit Buatan Warsikin Banyumas Jadi Langganan Dalang Top Jateng, Dipatok Mulai 1,2 Juta

Di Banyumas, pengrajin wayang kulit yang masih eksis adalah Warsikin (48), warga Desa Kalisari, Kecamatan Kembaran.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS/PERMATA PUTRA SEJATI
Warsikin (48), pengrajin wayang kulit asal Desa Kalisari, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, membuat wayang di rumahnya, Kamis (13/1/2022). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANYUMAS - Dalam seni pertunjukan wayang kulit, sosok pembuat wayang sering kali diabaikan. Padahal, mereka juga punya peranan penting sehingga tokoh pewayangan hidup dalam cerita.

Di Banyumas, pengrajin wayang kulit yang masih eksis adalah Warsikin (48), warga Desa Kalisari, Kecamatan Kembaran.

Warsikin menekuni seni membuat wayang kulit sejak tahun 2000 atau sudah 21 tahun.

Wayang kulit buatannya sudah dipakai para dalang terkenal di Jawa Tengah, khususnya dalang dari Banyumas, Purbalingga, juga Cilacap.

Satu di antara dalang yang mengagumi menggunakan wayang hasil karya Warsikin adalah dalang Ki Enthus Susmono.

Ditemui di rumahnya, Kamis (13/1/2022), Warsikin menceritakan proses pembuatan wayang.

"Kalau karakter Bima dan buto, satu wayang butuh waktu (pengerjaan) satu pekan."

"Kalau rumit, semisal Gunungan, sekitar 2 pekan," jelas Warsikin.

Baca juga: 361 Peserta Meriahkan Sayembara Logo HUT Kabupaten Banyumas, Ada dari Sumatera dan Kalimantan

Baca juga: Anak-anak di Banyumas Senang Bisa Main Usai Divaksin Covid, Ikut Program Vaksinasi dari Binda Jateng

Baca juga: Banyumas Kenalkan Destinasi Wisata Baru: Taman Impean, Surga Tersembunyi di Karangsari Kembaran

Baca juga: Polisi Dalami Kecelakaan di Jalan Raya Beji Banyumas: Motor Diduga Oleng saat Mendahului Truk Molen

Warsikin menggunakan kulit kerbau atau sapi sebagai bahan wayang buatannya.

Ibarat besi, kulit kerbau dianggap lebih awet dan cepat kering.

Dia menceritakan, proses pembuatan wayang diawali dengan mengeringkan kulit kerbau atau sapi yang sudah dikuliti.

"Awalnya, itu dari kulit basah, dikeringkan satu pekan lebih, dapat lembaran, kemudian dipola, ditatah atau semacam ukir."

"Setelah itu, diamplas dan diwarnai," jelasnya.

Satu wayang buatan Warsikin dihargai Rp 1,2 juta.

Harga tersebut akan lebih mahal bila pegangannya menggunakan tanduk kerbau, menjadi Rp 1,5 juta.

Dalam sebulan, ia bisa membuat 5-6 wayang kulit.

"Tokoh mahal, seperti buto, harganya sekitar Rp 1,5 juta karena detail. Kalau wayang gunungan, Rp 2 juta versi klasik," ungkapnya.

Warsikin belajar membuat wayang kulit secara otodidak.

Darah seni memang sudah ada dalam dirinya, diwarisi dari kakek buyutnya yang merupakan seorang dalang.

meski begitu, dia memastikan, wayang yang dibuat tetap mengacu pada pakem.

Dia mencontohkan, wayang yang dibuat menggunakan gagrak Solo, memiliki postur sedikit berbeda dari bentuk wayang Yogya dan Banyumasan.

Baca juga: Purbalingga Dapat ADD dan DD Rp 367,9 Miliar untuk 224 Desa, Naik 1,9 Miliar dari Tahun Lalu

Baca juga: Pria Tanpa Busana Ditemukan Tewas di Kamar Hotel Mahkota Kudus, Sempat Ditemani Seorang Perempuan

Baca juga: Ini Alasan Dragan Tarik Arhan di Menit 55 saat Laga PSIS Semarang Lawan Arema FC

Baca juga: Kasatreskrim Boyolali Dicopot, Diduga Lontarkan Ucapan Tak Sopan pada Pelapor Kasus Pelecehan

Warsikin mengatakan, wayang pertama buatannya dalah tokoh Antareja.

Saat ini, dia sudah mengoleksi 110 wayang.

Warsikin berharap, pagelaran wayang bisa kembali digelar seiring membaiknya kasus Covid-19.

Dengan begitu, produksi wayang di tempatnya bisa kembali berjalan. (Tribunbanyumas/jti)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved