Berita Banyumas

164 Balita di Pageraji Cilongok Alami Stunting, Unsoed Turun Tangan Berikan Edukasi Gizi

Di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas misalnya, tercatat ada 164 balita mengalami stunting.

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Rustam Aji
Tribunbanyumas.com/Permata Putra Sejati
EDUKASI STUNTING - Tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) saat melaksanakan program Pemberdayaan dan Peningkatan Keterampilan Masyarakat Di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Senin (10/11/2025). Di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas misalnya, tercatat ada 164 balita atau sekitar 23,5 persen dari total balita yang mengalami stunting. 

Ringkasan Berita:
  • Kabupaten Banyumas ternyata memiliki kasus stunting, terutama di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.
  • Di desa tersebut tercatat ada 164 balita atau sekitar 23,5 persen dari total balita yang mengalami stunting
  • Salah satu kunci pencegahan stunting adalah keterampilan keluarga dalam menyiapkan menu bergizi berbahan pangan lokal yang murah dan mudah diolah

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Kasus stunting masih menjadi persoalan serius di Kabupaten Banyumas. 

Di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas misalnya, tercatat ada 164 balita atau sekitar 23,5 persen dari total balita yang mengalami stunting.

Tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melaksanakan program bertajuk 'Pemberdayaan dan Peningkatan Keterampilan Masyarakat Desa Lokus Stunting Melalui Inovasi Menu dan Kawasan Rumah Pangan Lestari untuk Mendukung Program Makan Bergizi Gratis'. 

Hal itu sebagai upaya membantu penanganan masalah stunting di wilayah tersebut.

Kegiatan ini digelar Senin (10/11/2025) di Desa Pageraji dan mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta LPPM Unsoed. 

Program tersebut dilaksanakan berdasarkan kontrak nomor 286/C3/DT.05.00/PM-BATCH III/2025.

Ketua tim pengabdian, Teguh Jati Prasetyo, yang juga Dosen Gizi Fikes menjelaskan kegiatan ini difokuskan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, terutama keluarga yang memiliki balita stunting.

"Edukasi gizi menjadi hal penting untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak. 

Baca juga: Status Perizinan Sapphire Mansion Buntu? Imanda: Kalau Tak Sesuai Peruntukan, Batal Demi Hukum

Salah satu kunci pencegahan stunting adalah keterampilan keluarga dalam menyiapkan menu bergizi berbahan pangan lokal yang murah dan mudah diolah," ujar Teguh kepada Tribunbanyumas.com. 

Dalam kegiatan tersebut, tim memberikan edukasi kepada para ibu balita stunting dan kader posyandu mengenai pentingnya asupan gizi seimbang. 

Selain itu, masyarakat juga mendapatkan pelatihan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) melalui pembuatan demplot sayur organik dan praktik budidaya ikan dalam ember (budikdamber).

Melalui pelatihan ini, warga diajarkan memanfaatkan lahan pekarangan agar dapat menghasilkan sumber pangan mandiri, baik sumber protein hewani maupun vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan anak-anak dalam masa pertumbuhan.

Program ini mendapat sambutan positif dari pemerintah desa. 

"Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab sosial untuk ikut berperan dalam menyelesaikan persoalan bangsa, salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat. 

Kami berharap program ini bisa direplikasi di desa-desa lokus stunting lainnya," tambah Teguh.

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved