Penanganan Corona
Dimulai Pekan Ini di Purbalingga, 92.635 Anak Usia 6 Hingga 11 Tahun Disuntik Vaksin Sinovac
Case fatality rate dari anak-anak lebih rendah daripada orang dewasa yang lebih tinggi risikonya terhadap gejala Covid-19 yang berujung pada kematian.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: deni setiawan
TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Sekira 92.635 anak berusia 6 hingga 11 tahun di Kabupaten Purbalingga akan mulai mendapatkan vaksinasi Covid-19 pada pekan ini.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinkes Kabupaten Purbalingga, Jusi Febrianto saat menyampaikan sosialisasi vaksinasi Covid-19 anak usia 6-11 tahun di Rumah Makan Collaboration Bancar Purbalingga, Selasa (21/12/2021).
Baca juga: Bobotsari Purbalingga Akan Dikembangkan sebagai Kawasan Perkotaan, Ada Empat Tema yang Diterapkan
Baca juga: Bupati Purbalingga Resmikan Lumbung Pangan di Karangjambe, Petani Tak Kesulitan Lagi Giling Gabah
Baca juga: Cinta Ditolak, Pemuda asal Pemalang Panjat Tower 70 Meter Tengah Malam di Mrebet Purbalingga
Baca juga: Pemkab Purbalingga Bagikan Bantuan bagi Guru Madin dan Anak Yatim dalam Rangka HUT Kabupaten
Jusi mengatakan, case fatality rate dari anak-anak lebih rendah daripada orang dewasa yang lebih tinggi risikonya terhadap gejala Covid-19 yang berujung pada kematian.
Namun demikian, vaksinasi perlu dilakukan kepada anak untuk memaksimalkan herd immunity (kekebalan komunal) karena Covid-19 yang ada pada anak bisa jadi orang tanpa gejala (OTG).
"Imunitas pada anak lebih bagus daripada orang dewasa dan itu bisa saja OTG."
"OTG bisa menyebarkan virus."
"Vaksinasi tersebut bertujuan agar bisa 'membingungkan' virus masuk ke dalam tubuh, termasuk anak-anak," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (21/12/2021).
Jusi menegaskan, vaksin yang akan digunakan untuk anak berusia 6-11 tahun tersebut adalah Sinovac dan menurut ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization) penggunaan vaksin itu sudah melalui serangkaian uji.
Dosis satu kali suntikan sama dengan orang dewasa yaitu 0,5 ml.
"Bedanya adalah vaksinasi pada anak harus didampingi oleh orang tuanya karena anak-anak akan lebih tenang apabila ada orangtuanya," jelasnya.
Dia menambahkan, dari 92.635 akan mendapatkan vaksinasi yang dipusatkan pada sekolah mereka masing-masing dimulai pekan ini.
Alasan sekolah menjadi tempat vaksin adalah untuk memudahkan para penerima vaksin serta memudahkan koordinasi yang akan melaksanakan vaksinasi.
Jusi meminta petugas vaksinasi bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mempersiapkan segala sesuatu termasuk untuk melakukan sosialisasi di grup wali murid yang dikelola oleh sekolah.
"Sekolah daring kan ada grup wali murid per kelas."
"Nanti bisa disosialisasikan lewat grup tersebut," imbuhnya.
Jusi juga menuturkan agar screening dilakukan dengan benar agar bisa diketahui apakah anak-anak memiliki komorbid.
"Nanti ditanya ada komorbid atau tidak dengan bahasa yang mudah dimengerti."
"Karena anak-anak juga bisa mempunyai komorbid bahkan stroke dan diabetes."
"Terlebih anak yang difabel harus didampingi orangtua karena kadang yang tahu bahasa anak yang orangtuanya," tuturnya. (*)
Disclaimer Tribun Banyumas
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).
Baca juga: Tahun Depan Mulai Dibangun! Semarang Bakal Miliki Krematorium Bagi Umat Hindu
Baca juga: Kecelakaan Kerja di Semarang - Buruh Bangunan Tewas Tersengat Listrik, Terpental dari Lantai 2
Baca juga: Muktamar NU di Lampung - Ketua PCNU Kudus Harap Pemilihan Gunakan Sistem Ahlul Halli Wal Aqdi
Baca juga: Yuni Kartika Terpilih Jadi Ketua Umum PBSI Kudus Periode 2021-2025