Kebumen Berdaya
Panggung Paripurna Ditinggalkan, 25 Anggota Dewan Kebumen Turun ke Desa
Selama tiga hari ke depan, para wakil rakyat itu menanggalkan jas dan dasi mereka, kembali ke 'rumah' yang sesungguhnya
Penulis: Agus Iswadi | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNBANYUMAS.COM, KEBUMEN – Mulai hari ini, Senin (13/10/2025), panggung politik di Kebumen berpindah.
Dari ruang paripurna yang megah, kini panggung itu digelar di setiap sudut daerah pemilihan.
Inilah masa reses, sebuah ritual di mana para anggota dewan harus turun gunung, menemui kembali wajah-wajah yang dulu menitipkan suara mereka di kotak pemilu.
Baca juga: Bhayangkari Polres Kebumen Kini Masuk Dapur MBG, Ribuan Siswa di Mirit Disuguhi Bistik Daging Sapi
Ini adalah waktunya warga untuk bicara.
Waktunya untuk menumpahkan segala uneg-uneg, mulai dari keluhan jalanan yang tak kunjung mulus, sulitnya akses kesehatan, hingga nasib pendidikan anak-anak mereka.
Tiga Hari Mengetuk Pintu Warga
Sekretaris DPRD (Sekwan) Kebumen, Munadi, melukiskan masa reses ini sebagai sebuah jembatan. Jembatan yang menghubungkan riuhnya keluhan di warung kopi dengan meja-meja para pembuat kebijakan.
"Anggota dewan secara langsung mendengarkan masukan, pengaduan, dan harapan dari masyarakat di daerah pemilihannya," kata Munadi, Senin (13/10/2025).
Selama tiga hari, dari Senin hingga Rabu, para legislator itu akan menyebar.
Mereka akan mencatat setiap keluhan, setiap harapan, sekecil apa pun itu. Ini adalah kesempatan bagi rakyat untuk menjadi subjek, bukan lagi sekadar objek pembangunan.
Lalu, ke Mana Aduan Warga Bermuara?
Tentu, banyak yang bertanya, setelah semua keluh kesah itu ditampung, lalu apa?
Apakah hanya akan menjadi tumpukan kertas laporan yang berdebu di laci meja? Munadi memastikan tidak.
Menurutnya, setiap aspirasi yang terjaring dari sawah, pasar, dan balai desa itu akan diramu menjadi sebuah laporan resmi.
Laporan ini kemudian akan dibacakan di hadapan pimpinan dewan dan para kepala daerah dalam sebuah Rapat Paripurna.
"Laporan ini kemudian menjadi masukan bagi pemerintah daerah untuk merumuskan kebijakan atau program di Dinas/OPD," terangnya.
Inilah muara dari setiap suara yang mereka kumpulkan.
Sebuah janji bahwa keluhan tentang jalan berlubang di pelosok desa, suatu saat nanti, bisa berubah menjadi program pengaspalan di dinas pekerjaan umum.
Sebuah proses panjang, namun inilah satu-satunya jalan agar suara rakyat tak lenyap ditelan angin.
Bhayangkari Polres Kebumen Kini Masuk Dapur MBG, Ribuan Siswa di Mirit Disuguhi Bistik Daging Sapi |
![]() |
---|
53 Pengurus DPD PKS Kebumen Dilantik, 40 Persen Gen Z |
![]() |
---|
Tangis Pecah di Sekolah Rakyat Kebumen, Puluhan Siswa SD-SMP Kangen Rumah |
![]() |
---|
Risiko Banjir Masih Mengancam Kebumen, Pemkab Perkuat Tanggul Sungai |
![]() |
---|
Bupati Kebumen Ajak Jaga Alun-alun Bersama di Jumat Bersih, Galakkan Senam hingga Bergotong Royong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.