Banjir Cilacap

BMKG Ungkap Pemicu Banjir Cilacap: Hujan Ekstrem Kurang dari 7 Jam. Berpotensi Terulang 3 Hari Ini

BMKG mengungkap pemicu banjir di Cilacap, di antaranya hujan ekstrem kurang dari tujuh jam. Warga diminta waspada hingga 3 hari ke depan.

TRIBUNBANYUMAS/DOK WARGA
BELUM SURUT - Warga menerobos banjir yang menggenangi permukiman di Kecamatan Cilacap Selatan, Senin (13/10/2025). Banjir cilacap merendam 65.094 rumah di 15 kelurahan dan membuat 307 warga mengungsi. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat intensitas hujan di Cilacap, Jawa Tengah, termasuk kategori ekstrem hingga memicu banjir.

Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap mencatat, curah hujan di Cilacap pada Minggu (12/10/2025) malam mencapai 343 milimeter dalam waktu kurang dari 7 jam.

Menurut Kepala Kelompok Kerja Pelayanan Data dan Diseminasi Informasi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo, angka tersebut termasuk kategori ekstrem dan berpotensi besar memicu banjir.

"Curah hujan di Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung mencapai 343 mm, sedangkan di Lengkong Jeruklegi tercatat 312 mm," kata Teguh Wardoyo, Senin (13/10/2025).

Baca juga: Banjir Cilacap Rendam 65.094 Rumah di 15 Kelurahan, BPBD Belum Terima Laporan Korban Terluka

Ia menjelaskan, beberapa wilayah lain di Cilacap mencatat curah hujan yang lebih rendah, seperti Tunggul Wulung 44 mm, Patimuan 21 mm, Nusawungu 23 mm, Maos 7 mm, dan Cimanggu yang dilaporkan tidak terjadi hujan.

Perbedaan angka ini menunjukkan distribusi hujan yang tidak merata.

Sementara, intensitas hujan di wilayah pusat kota dan sekitarnya tercatat tinggi.

Teguh menyebut, hujan ekstrem tersebut terjadi akibat kombinasi anomali suhu muka laut (sea surface tempereture/SST) yang lebih hangat dari normal, serta kelembapan udara yang sangat tinggi di lapisan atmosfer bawah.

"Kondisi ini memicu penguapan lebih besar dan meningkatkan peluang pembentukan awan konvektif penyebab hujan lebat," terangnya.

Selain itu, faktor lokal seperti topografi Cilacap yang berupa cekungan, turut memperkuat potensi terbentuknya awan hujan tebal di atas wilayah perkotaan.

BMKG juga mencatat suhu maksimum harian di Cilacap mencapai 32 derajat Celcius, dengan suhu minimum sekitar 25 derajat Celcius.

Baca juga: Logistik Mulai Disalurkan, Banjir Cilacap Memaksa 307 Warga Mengungsi

Perbedaan suhu yang tinggi ini menandakan tingkat labilitas udara cukup kuat sehingga berpotensi menimbulkan pertumbuhan awan hujan secara masif.

"Labilitas udara yang tinggi ditambah kelembapan tinggi menjadi pemicu utama hujan ekstrem kemarin," ujar Teguh.

Potensi Terulang 3 Hari ke Depan

BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem lanjutan, terutama di wilayah pesisir selatan Jawa Tengah.

Selain itu, potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, masih berpotensi terjadi di Cilacap hingga tiga hari ke depan. 

Sumber: Tribun Banyumas
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved