Berita Klaten

Pedagang Makanan di Klaten Jadi Korban Order Fiktif, Ada Pesanan Jutaan Rupiah untuk Panti Asuhan

Penipuan berkedok order fiktif meresahkan pengelola Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tonggalan di Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten.

Editor: rika irawati
Dok. Shutterstock/Yuriy Golub via Kompas.com
Ilustrasi layanan pesan antar makanan. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, KLATEN - Penipuan berkedok order fiktif meresahkan pengelola Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tonggalan di Kecamatan Klaten Tengah, Kabupaten Klaten.

Mereka pun dibuat kelabakan lantaran tagihan oder berupa makanan itu mencapai jutaan rupiah.

Pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Ayu Nur Silawati mengatakan, kasus order fiktif itu terjadi pada Rabu (20/10/2021).

"Ada 10 orang (pedagang) yang mengirimkan makanan ke panti," kata Ayu dikutip dari TribunSolo.com.

Ayu mengatakan, di antara pedagang yang datang tersebut, ada yang mengantarkan makanan sebanyak 45 porsi senilai Rp 1,5 juta.

"Sebenarnya kami ingin mengganti pesanan makanan yang datang itu namun bingung, kami tak merasa memesan," kata dia, Rabu.

Baca juga: Ganjar dan Airlangga Hartarto Bertemu di Klaten, Bersama-sama Bagi Apem Kiai Ageng Gribig

Baca juga: Terima Rp 6 Miliar dari Proyek Tol Solo-Yogya, Warga Klaten Ini Pilih Beli 2 Rumah Berpekarangan

Baca juga: Ganjar Sidak PTM di SDN 1 Wadunggetas Klaten: Kalau Nggak Siap, Nggak Boleh Dipaksakan

Baca juga: Selebaran Berisi Sindiran Perpanjangan PPKM Beredar di Klaten, Polda Jateng Turun Tangan

Dia mengatakan, biasanya, jika ada donatur yang hendak mengirimkan makanan akan berkoordinasi dengan pihak panti asuhan.

"Donatur bertanya terkait jumlah porsi makanan, jumlah kami ada 55 orang, bukan 45," ujar Ayu.

"Apalagi, dengan adanya informasi pengirimanan makanan itu maka bagian dapur tidak akan memasak," imbuhnya.

Dia menyayangkan adanya ulah orang tak bertanggung jawab itu. Pihak panti pun merasa dirugikan atas kejadian tersebut.

Terlebih, dia tak mengenal sosok pengirim orderan fiktif yang mengaku bernama 'Denny Sumargo'.

Ayu mengaku sempat menghubungi nomor yang diduga sebagai pengirim orderan fiktif namun berakhir dengan pemblokiran.

"Kami, dari pengurus panti asuhan tidak mengenal itu Denny Sumargo. Sepertinya foto profile dalam WA yang digunakan hanya mengambil di internet," ucapnya.

Kronologi Kejadian

Sementara, seorang pedagang makanan yang menjadi korban order fiktif, Nita Rusita (26), mengaku rugi hingga ratusan ribu rupiah.

Pedagang seblak di Dukuh Genengan, Desa Tabongwetan, Kecamatan Kalikotes, Klaten, itu mendapat orderan untuk dikirim ke panti asuhan.

"Saya rugi sekitar 30 porsi atau sekitar Rp 360 ribu," kata Nita.

Nita mengatakan, ia harus nombok Rp 250 ribu sebagai harga pokok dari makanan yang ia jual.

Tiap porsi, ia mengambil untung sekitar Rp 3.500.

Baca juga: Mulai Langka, Tanaman Kantong Semar Gunung Slamet Kini Dibudidayakan di Greenhouse di Banyumas

Baca juga: Tabrak Tiang Telepon di Tlogosari Kota Semarang, Pengemudi Ojek Online Tewas di Lokasi

Baca juga: Baru Main 2 Menit, Ginting Memutuskan Mundur dari Denmark Open 2021. Alami Sakit di Pinggang

Baca juga: Tiga Remaja Kabur Dihampiri Anggota Patroli Polres Purbalingga, Ternyata sedang Asyik Pesta Tuak

Tak hanya itu, ia juga kehilangan Rp 100 ribu karena pelaku minta tolong untuk dibelikan pulsa.

"Saya juga harus nombok atas kejadian tersebut, kurang lebih Rp 250 ribu dan pulsa Rp 100 ribu," ujar Nita.

Nita menceritakan, kejadian bermula saat dia menerima pesanan dari Denny Sumargo, mengaku dari panti asuhan putri Aisyiah, Tonggalan, Klaten.

Pelaku memesan makanan untuk acara, Senin (18/10/2021) malam.

"Pelaku mengaku bernama Denny Sumargo, dari Panti Asuhan Aisyiyah Klaten, dan pesan 30 porsi untuk acara Selasa sore," ucap Nita.

Dari awal, Nita tidak menaruh curiga soal penipuan.

Pasalnya, pelaku menelepon dengan tutur ramah, tenang, dan sopan.

"Dari suaranya, sopan dan menggunakan Bahasa Jawa, pokoknya terdengar menyakinkan," tutur Nita.

Dia mengatakan, Denny Sumargo memesan 30 porsi dengan total Rp 360 ribu.

Uniknya, pelaku mengirimkan foto berupa bukti transfer sebesar Rp 460 ribu.

"Saat itu, pelaku minta tolong ke saya agar membelikan pulsa untuk Pak Danu. Namun, saya cek ATM pada malam sampai pagi, uang itu tidak masuk juga," ujar Nita.

Nita pun mengirimkan pesan kepada pelaku namun pesan tersebut tidak direspon.

Dirinya baru menyadari menjadi korban penipuan setelah mengetahui bahwa tidak ada nama "Denny Sumargo" di dalam pengurus panti tersebut.

Di Lokasi, Nita juga melihat banyak pedagang lain yang menjadi korban penipuan tersangka.

"Saya baru sadar saya ditipu. Ada rekan pedagang lain yang menjadi korban dengan jumlah banyak, bahkan ada yang pulsa Rp 800 ribu," ujarnya.

Informasi yang diterima TribunSolo.com, ada pedagang lain yang rugi Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Teganya Pengirim Orderan Fiktif Makanan ke Panti Asuhan di Klaten, Pengurus Pun Bingung Membayarnya.

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved