PPKM Darurat Jateng

Jalan Perkampungan Perbatasan Tegal Dipadati Hilir Mudik Kendaraan, Dampak Penyekatan PPKM Darurat

Seorang warga, Muhamad Aminudin (27) mengatakan, jalan perkampungan jadi padat setelah adanya penutupan akses jalan utama. 

TRIBUN BANYUMAS/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
Jalan perkampungan di Desa Pengabean, Kabupaten Tegal, dipadati kendaraan yang keluar masuk ke Kota Tegal, Kamis (8/7/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, TEGAL - Sejumlah akses masuk ke Kota Tegal ditutup semasa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa- Bali.

Penutupan tersebut dilakukan sejak Selasa (6/7/2021) malam. 

Masyarakat yang diperbolehkan masuk mereka yang bekerja di sektor esensial sesuai aturan dalam PPKM Darurat Jawa- Bali. 

Baca juga: Penutupan Akses Masuk Kota Tegal Bertambah Jadi 26 Titik, Polisi: Angka Mobilitas Masih Tinggi

Baca juga: Hari Kelima PPKM Darurat di Tegal, 13 Ruas Jalan Ditutup, Berikut Daftar Lengkapnya

Baca juga: RSUD Kardinah Tegal Jadi Rujukan Pasien Covid asal Bregasmalang, Setiap Daerah Siapkan 1 Ambulans

Baca juga: Memprihatinkan. Bocah Tiga Tahun asal Bongkok Tegal Ini Alami Gangguan Kulit, Gatal hingga Melepuh

Tetapi tetap harus menunjukkan surat keterangan kerja dan bukti telah mengikuti vaksinasi Covid-19.

Meski begitu, banyak masyarakat yang masih masuk ke Kota Tegal melalui jalan perkampungan. 

Akibatnya terjadi kepadatan kendaraan di jalan perkampungan yang dekat dengan Jalan Raya Karanganyar Tegal

Kondisi itu dikeluhkan oleh warga setempat. 

Seorang warga, Muhamad Aminudin (27) mengatakan, jalan perkampungan jadi padat setelah adanya penutupan akses jalan utama. 

Dia mencontohkan, seperti dampak dari penutupan Jalan Raya Karanganyar Tegal

Masyarakat akhirnya mengambil jalan perkampungan agar tetap bisa masuk ke Kota Tegal

Mereka melintasi rute melalui Desa Karanganyar, Desa Kademangaran, dan terakhir Desa Pangabean di Kabupaten Tegal

Kemudian tembusnya di Kelurahan Slerok Kota Tegal, tepatnya di Perempatan Pasar Langon. 

"Ini PPKM bukannya tambah senggang, malah tambah macet iya."

"Masuknya lewat sini, angkot, mobil-mobil gede, masuk semua," kata Amin, penjual es kelapa muda di perbatasan Slerok kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (8/7/2021). 

Amin mengatakan, pedagang sepertinya yang berjualan di jalan perkampungan jadi ikut terdampak. 

Masyarakat yang ingin beli makanan dan jajanan jadi kesulitan untuk lewat. 

Bahkan menurutnya, kemacetan kendaraan juga sempat mengular sekira 1 kilometer. 

Amin berharap, kebijakan penutupan akses jalan utama dapat ditinjau dan diperbaharui lagi. 

Karena dampaknya justru di jalan-jalan perkampungan. 

"Harapannya ya diperbaharui lagi, jangan kaya gini."

"Harusnya sebagian buka, sebagian tutup."

"Jangan tutup semua, akhirnya jadi satu ke sini," ungkapnya. 

Warga setempat menutup akses masuk jalan perkampungan di Desa Karanganyar, Kabupaten Tegal, Kamis (8/7/2021). Hanya pengemudi sepeda motor yang boleh melintas.
Warga setempat menutup akses masuk jalan perkampungan di Desa Karanganyar, Kabupaten Tegal, Kamis (8/7/2021). Hanya pengemudi sepeda motor yang boleh melintas. (TRIBUN BANYUMAS/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD)

Baca juga: Gerakan Tiga Hari Purbalingga di Rumah Saja, Ini Sembilan Titik Penyekatan, Dimulai Besok Jumat

Baca juga: Momentum Gubernur Jateng ke Banjarnegara, Ganjar: Terima Kasih Pak Bupati

Warga lain, Firman (28) mengaku, hanya bisa pasrah dengan penutupan jalan di masa PPKM Darurat Jawa- Bali. 

Dia mengatakan, dampaknya memang terjadi kemacetan di jalan perkampungan. 

Namun ia menilai itu sudah menjadi konsekuensi, masyarakat kecil hanya bisa patuh. 

Dia berharap aktivitas masyarakat kembali normal dan Covid-19 segera hilang dari Indonesia. 

"Jalan utama ditutup tapi masih ada yang dibuka, ya masih bisa lewat."

"Sama saja, kalau macet menimbulkan kerumunan," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (8/7/2021). 

Karena kemacetan tersebut, ada wilayah perkampungan yang menutup akses jalan dari kendaraan mobil. 

Seperti di jalan perkampungan Desa Karanganyar. 

Namun pengguna sepeda motor masih bisa melintas. 

Petugas jaga gapura Desa Karanganyar, Irfan mengatakan, penutupan jalan perkampungan baru dilakukan Kamis (8/7/2021). 

Tepatnya pada hari ketiga penutupan akses masuk jalan. 

Ia mengatakan, penutupan tersebut langsung perintah dari Kepala Desa. 

Karena banyak masyarakat yang terganggu akibat kemacetan dan kepadatan kendaraan. 

"Tujuannya untuk menghalangi mobil lewat."

"Karena terlalu banyak volume kendaraan, gangnya kan sempit."

"Kondisinya jadi ruwet dan mecet," jelasnya. (*)

Disclaimer Tribun Banyumas

Bersama kita lawan virus corona.

Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).

Baca juga: Lebih Laris Sapi Dibandingkan Kambing, Peternak di Karanganyar Ini Ketiban Berkah Jelang Iduladha

Baca juga: PKL Kebumen Mulai Terima Bantuan Rp 750 Ribu, Ditransfer Tanpa Ada Potongan

Baca juga: Remaja asal Banyumas Dipolisikan setelah Ajak Remaja Putri asal Cilacap ke Gubug Sepi

Baca juga: RSUD Margono Soekarjo Purwokerto Kembali Berinovasi, Kini Hadirkan Si Bina Cantik Bingits

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved