Penanganan Corona

Cerita Relawan Pemakaman Jenazah Covid-19 di Semarang: Pastinya Lelah Tapi Bangga Bisa Mengabdi

Mengenakan wearpack merah, para relawan sedang bersusah payah menurunkan peti jenazah pasien Covid-19 dari mobil jenazah, di Kota Semarang.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/IWAN ARIFIANTO
Beberapa Relawan Semarang Hebat sedang menjalankan tugasnya, memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia di TPU Candisari Kota Semarang, Rabu (16/6/2021). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, SEMARANG - Siang itu terik, adzan zuhur baru saja berlalu, Rabu (16/6/2021).

Sejumlah relawan yang tergabung di Relawan Semarang Hebat (RSH) berkumpul di sebuah TPU di Kecamatan Candisari, Kota Semarang.

Mengenakan wearpack merah, mereka tengah bersusah payah menurunkan peti jenazah pasien Covid-19 dari mobil jenazah. 

Setelah itu mereka menggotong peti itu di antara ratusan makam lainnya. 

Langkah kaki mereka pelan dan kepala selalu mengadah ke bawah.

Baca juga: Naik Signifikan di Kabupaten Semarang, Tiga Tempat Isolasi Khusus Pasien Covid-19 Mulai Disiapkan

Baca juga: Ketua DPRD Kabupaten Semarang Positif Covid, Curiga saat Rasakan Tenggorokan Kering

Baca juga: 500 Warga Binaan Lapas Kedungpane Semarang Dikarantina, Imbas 2 Petugas Lapas Positif Covid

Baca juga: Hanya Sepekan, 14 Pasien Covid-19 di Kabupaten Semarang Meninggal

Selain menahan berat, agar langkah kaki mereka tak tersandung batu nisan yang tertanam di kawasan kuburan tersebut.

Mereka tak peduli keringat membanjiri sekujur tubuh.

Selepas berjalan sekira 100 meter, mereka sudah berada di atas liang lahat.

Dengan sigap dan cepat mereka segera melakukan pemakaman sesuai protokol kesehatan.

Di makam itu hanya ada jajaran relawan, tampak di kejauhan para petugas dari kelurahan setempat yang hanya memandang jauh tak berani mendekat.

"Kalau ditanya saat sedih jadi relawan pemakaman Covid-19 ya saat seperti ini."

"Kami makamkan jenazah Covid-19, namun tak ada keluarga yang mengantar," ujar seorang relawan pemakaman Covid-19, Siswanto kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (16/6/2021).

Dia tak menampik diri selalu terharu saat memakamkan para jenazan pasien Covid-19 tanpa keluarga.

Entah karena keluarga juga terjangkit Covid-19 atau memang keluarga takut mendekat.

Namun baginya saat seperti itu suatu hal yang menyedihkan.

"Ya awal jadi relawan pemakaman sempat menitik air mata." 

"Kasihan saja kepada jenazah pasien Covid-19 yang dikubur tanpa keluarga."

"Jadi seringkali ikut mendoakan kepada jenazah semoga lebih bahagia di alam sana," ungkapnya.

Padahal, lanjut dia, jenazah Covid-19 selepas melewati proses pemulasaran jenazah sudah tak menularkan Covid-19.

Apalagi kondisi mayat sudah di peti sehingga tak akan menularkan penyakit.

Jadi tak heran, para petugas pemakaman seringkali tak memakai hazmat.

Mereka hanya mengenakan wearpack, sarung tangan lateks, masker, dan sepatu bot.

"Semisal ada pihak keluarga yang datang ke pemakaman mereka memang tak berani mendekat."

"Kami edukasi mereka dan silakan kirim doa bagi almarhum atau almarhumah di depan makamnya," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (16/6/2021). 

Dia menyebut, mulai dari awal pandemi sudah menjadi relawan pemakaman Covid-19.

Dia bergabung dengan puluhan relawan lainnya menjadi petugas pemakaman Covid-19.

Menurutnya, kelompok relawan yang tergabung di jajaran relawan pemakaman Covid-19 terdiri dari Sarda Jateng, Pokdarkamtibmas, Sriti, Bankom, dan lainnya. 

Dari beberapa komunitas relawan itu berkolaborasi dalam satu wadah yakni Relawan Semarang Hebat (RSH).

Tugas mereka melakukan pengawalan jenazah pasien Covid-19 dari rumah sakit hingga menguburkan jenazah. 

Jam kerja mereka tak kenal waktu sesuai panggilan dari pihak rumah sakit. 

"Kadang pukul 02.00, dini hari." 

"Bisa juga siang-siang hari seperti ini." 

"Tak tentu soal waktu pemakaman," papar satpam rumah sakit di Kota Semarang itu. 

Dia mengatakan, untuk saat ini tugas pemakaman pasien Covid-19 tengah tinggi. 

Hampir semua rumah sakit di Kota Semarang overload

Dalam sehari bisa melakukan tiga pemakaman. 

Hal itu dimulai pasca Lebaran tahun ini atau mulai pertengahan Mei 2021.

"Menjelang Ramadan hingga Lebaran sempat tak ada tugas pemakaman." 

"Habis Lebaran tiba-tiba ada lonjakan kematian pasien Covid-19," terangnya. 

Dia mengatakan, sempat kelelahan saat menjalankan tugas kemanusiaan tersebut. 

Terutama saat seperti ini yang mana angka kematian pasien Covid-19 tinggi. 

Namun lantaran cinta dunia relawan rasa lelah itu tak masalah. 

Beberapa Relawan Semarang Hebat sedang menjalankan tugasnya, memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia di TPU Candisari Kota Semarang, Rabu (16/6/2021).
Beberapa Relawan Semarang Hebat sedang menjalankan tugasnya, memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia di TPU Candisari Kota Semarang, Rabu (16/6/2021). (TRIBUN BANYUMAS/IWAN ARIFIANTO)

Baca juga: Saya Pikir Awalnya Bangkai Ayam, Penemuan Jasad Janin Bayi di Desa Krasak Brebes, Begini Ceritanya

Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Begal dan Pembakar Driver Ojol di Flyover Brebes, Begini Cerita Aksi Kejinya

"Selepas menjalankan tugas tentu lelah, tetapi ada rasa bangga karena bisa mengabdi untuk negeri di masa sulit seperti ini," katanya. 

Pilihan yang dilakukannya pun sempat ditentang keluarga. 

Pasalnya mereka takut jika ikut tertular Covid-19.

Padahal saat pulang ke rumah, dia sudah membersihkan semua peralatan yang dikenakan. 

"Itu saat awal jadi relawan pemakaman, sekarang mereka sudah paham apa yang saya jalani," ungkapnya. 

Hal yang sama dialami oleh Pelo. 

Relawan kawakan Kota Semarang itu berkata, terkadang harus mengorbankan waktu bersama keluarga jika tiba-tiba ada panggilan mendadak untuk pemakaman pasien Covid-19.

"Ketika malam hari asyik main menemani anak tiba-tiba harus berangkat untuk pemakaman," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (16/6/2021). 

Dia menuturkan, kadangkala para relawan juga melengkapi peralatan secara swadaya. 

Seperti kebutuhan masker, sepatu bot, hand sanitezer, dan lainnya. 

"Kami berupaya swadaya yang penting tugas kemanusiaan tetap berjalan," katanya. 

Dia mengatakan, dari puluhan relawan pemakaman sejauh ini tak pernah ada yang terkena Covid-19.

Meski setiap hari harus berjibaku dengan mayat pasien Covid-19.

"Alhamdulillah tak ada yang kena." 

"Kami juga sekarang sudah divaksin." 

"Semoga terus sehat biar terus bisa bertugas," tuturnya. (Iwan Arifianto)

Disclaimer Tribun Banyumas

Bersama kita lawan virus corona.

Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, 5M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, selalu Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, mengurangi Mobilitas).

Baca juga: Pasokan Kini Aman, Warga Winong Banjarnegara Manfaatkan Kincir untuk Salurkan Air Bersih ke Rumah

Baca juga: Panitia Pentas Kuda Lumping di Banjarnegara Buka Suara: Kami Juga Sudah Dapat Izin Polsek Madukara

Baca juga: Kisah Sukses Petani di Kejajar Wonosobo, Berangkat Haji dan Kuliahkan Anak Menjadi Dokter

Baca juga: Dirikan KPSM, Cerita Pemuda Desa Patakbanteng Wonosobo Atasi Masalah Sampah di Hulu Serayu

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved