Berita Banjarnegara Hari Ini

Kisah Mualaf Asal Banjarnegara, Anak Lebih Suka ke Masjid, Adem Tiap Dengar Lantunan Ayat Alquran

Karena berada di lingkungan yang mayoritas muslim, lantunan ayat Alquran dan azan dari masjid acap terdengar di telinganya.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan
TRIBUN BANYUMAS/KHOIRUL MUZAKKI
Sutar, mualaf asal Desa Somawangi, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara saat lantunkan ayat suci Alquran di rumahnya, Sabtu (24/4/2021) 

TRIBUNBANYUMAS.COM, BANJARNEGARA - Ada yang menarik dalam kehidupan keluarga Sutar, warga Desa Somawangi, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara.

Meski ia dan istrinya beragama Kristen (dahulu), mereka membebaskan anaknya untuk menentukan keyakinannya sendiri. 

Sutar acap mengajak putera belianya ke gereja untuk beribadah.

Tetapi di tempat ibadah itu anaknya selalu rewel dan tidak betah.

Hingga ia tidak memaksakan lagi anaknya ikut ke gereja.

Baca juga: Kisah Saiful di Pamardi Raharjo Banjarnegara, Sempat Dinyatakan Hilang, Kini Sudah Bersama Keluarga

Baca juga: Insya Allah Bisa Selesai Semua, Berikut Daftar Perbaikan Jalan Rusak Tahun Ini di Banjarnegara

Baca juga: Haul HOS Tjokroaminoto, Sarekat Islam Masih Eksis dan Berkembang di Banjarnegara, Ini Buktinya

Baca juga: Jual Kosmetik Tanpa Izin Edar, Warga Banjarnegara Jadi Tersangka. Dibeli via Online dari Bandung

Anehnya, di kampung, anaknya justru senang pergi ke masjid bersama teman-teman kecilnya.

Kebetulan, lingkungannya banyak yang muslim. 

Alih-alih memarahi anak balitanya, Sutar bahkan memersilakan anaknya untuk belajar mengaji di masjid. 

Dia juga memfasilitasi putranya pakaian muslim serta kitab Iqra untuk belajar membaca Alquran.

Alhasil, meski dibesarkan oleh keluarga nasrani, anak itu terdidik dengan pengetahuan agama Islam hingga bisa membaca Alquran.

“Saya suruh anak saya mengaji, karena dia lebih senang ke masjid," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (24/4/2021). 

Islam bukan sesuatu yang tabu di keluarga itu.

Terlebih istri Sutar mulanya adalah seorang muslimah.

Tapi perempuan itu berpindah memeluk Kristen mengikuti agama suaminya.

Meski termasuk pengikut ajaran yang taat, buruh rongsok itu ternyata sudah lama bersimpati terhadap Islam.

Entah mengapa, sejak kecil, saat mendengar azan berkumandang, hatinya senang.

Hatinya selalu bergetar.

Karena berada di lingkungan yang mayoritas muslim, lantunan ayat Alquran dan azan dari masjid acap terdengar di telinganya.

Tetapi ia tidak mempermasalahkan, malah justru ia nyaman mendengarkan.

Sutar diam-diam juga menyimak ceramah ustaz di masjid yang terdengar sampai ke rumahnya.

“Di sini kalau ada kultum pakai pengeras suara, saya biasa mendengarkan dari rumah," katanya.

Semakin lama, ketertarikannya terhadap agama Islam kian kuat.

Keyakinannya terhadap kebenaran ajaran agama itu pun semakin mantab.

Sutar juga mengaku menemukan Islam justru dari Alkitab yang dipelajarinya.

Di situ diterangkan akan ada pemimpin baru keturunan Nabi Ibrahim yang akan memimpin bangsa dunia.

Meski tidak eksplisit dijelaskan, Sutar meyakini ia adalah Nabi Muhammad SAW, utusan Allah (Rasulullah) yang menjadi nabi penutup dalam ajaran agama Islam.  

Sutar pun akhirnya mantab memeluk Islam dengan bimbingan seorang kiai di desanya.

Dia juga mengajak istrinya untuk kembali memeluk Islam.

Sedangkan puteranya yang telah dewasa, ternyata sudah Islam sejak belia, atau jauh sebelum ia masuk Islam.

“Anak saya terlebih dahulu masuk Islam, malah sejak kecil," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Sabtu (24/4/2021).

Seusai masuk Islam, Sutar rutin menunaikan kewajiban agama, termasuk salat lima waktu dan puasa Ramadan.

Kali ini adalah tahun kedua Sutar menjalani ibadah puasa Ramadan.

Sutar merasakan kedamaian setelah memeluk Islam.

Ia kini juga lebih mantab dalam beribadah.

Hatinya diliputi rasa tenang.

Ia kini juga sudah mulai bisa membaca Alquran.

Meski sudah tua, Sutar bersemangat mempelajari agama Islam.

Di sela kesibukannya bekerja sebagai buruh rongsok di Wonosobo, pria sederhana itu tetap bisa menyempatkan waktu untuk memperdalam ilmu agama Islam. 

Tiap Jumat, ia rutin mengikuti pengajian bersama Majlis Taklim Istiqomah di Musala Al Fatihah, Desa Somawangi di bawah bimbingan Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kecamatan Mandiraja. 

Di situ, ia bersama beberapa mualaf dan jamaah lain khidmat mendengarkan tausiah dan pengajaran agama Islam yang disampaikan penyuluh. 

Sutar tak segan membawa buku untuk mencatat poin-poin penting yang disampaikan ustaz atau ustazah yang membimbingnya.

"Sekarang menjalani hidup lebih tenang."

"Kalau dahulu saya mudah marah, tersinggungan, sekarang bisa mengontrol emosi," katanya. (Khoirul Muzakki)

Baca juga: Empat Pekerja Diputus Kontrak Jelang Lebaran, Ngadu Lewat Hotline Disdagnakerkop UKM Karanganyar

Baca juga: Hafal Pancasila dan Lir Ilir, 10 Jemaah Tarawih di Pengaringan Kebumen dapat Hadiah Uang dari Bupati

Baca juga: Kedua Tersangka Sudah Jual 30 Surat Bebas Covid-19, Harga Rp 200 Ribu, Sasar Sopir Truk di Cilacap

Baca juga: Uang Setoran Minimarket Digondol, Polresta Banyumas: TT Gunakan Buat Trading Online dan Bayar Utang

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved