Berita Pendidikan
Lagi Naik Daun, Ini Manfaat Porang Menurut Guru Besar IPB: Bisa Turunkan Kadar Kolesterol
Guru Besar IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura Prof Edi Santosa menjelaskan, ada banyak hal yang terkandung dalam porang.
TRIBUNBANYUMAS.COM - Ketenaran porang membuat tanaman ini mulai diburu banyak masyarakat. Tanaman ini naik daun setelah diketahui memiliki harga jual tinggi dan khasiat untuk kesehatan.
Di luar negeri, semisal di Jepang, tanaman ini sudah menjadi pilihan makanan pokok sejak lama.
Menanggapi fenomena porang yang sedang naik daun, Guru Besar IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura Prof Edi Santosa menjelaskan, ada banyak hal yang terkandung dalam porang.
Tanaman berbentuk umbi ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena kandungan senyawa di dalamnya.
Berdasarkan penelitian, tanaman porang memiliki kandungan senyawa glukomanan yang tinggi.
Senyawa glukomanan ini dinilai dapat menjadi sumber bahan pangan yang sehat. Sebab, bisa menurunkan kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah.
Baca juga: Cerita Petani Berlomba Budidaya Porang, Bisa Mendadak Jadi Miliader, Dahulu Dianggap Tanaman Liar
Baca juga: Dari Budi Daya Porang, Petani di Kadirejo Kabupaten Semarang Bisa Raih Omzet Rp 800 Juta Per Tahun
Baca juga: Harga Tiket Bus PO Haryanto Rute Jakarta-Kudus Tembus Rp 500 Ribu, Tertinggi Jelang Larangan Mudik
Baca juga: Awas! Penipuan Menggunakan Nama Wakil Bupati Cilacap Terjadi Lagi, Minta Korban Transfer Uang
Lalu, mencegah kanker, membantu menurunkan berat badan, dan mengatasi sembelit.
Di sisi lain, senyawa glukomanan ini juga dapat dimanfaatkan untuk pelapis obat di bidang medis.
Edi menjelaskan, tanaman porang termasuk dalam famili Amorphophallus.
Dia mengungkapkan, Indonesia memiliki 24 jenis Amorphophallus dari 200 jenis yang tersebar di seluruh dunia.
"Ada sekitar 24 jenis Amorphophallus asli Indonesia dan tanaman ini hanya ada di dunia lama, seperti Indonesia," ujar Edi dilansir dari laman IPB, Minggu (18/4/2021).
Secara botani, kata Edi, dunia terbagi menjadi dua, yaitu dunia lama dan dunia baru.
Dunia lama terdiri dari Indonesia, Afrika, dan Asia. Sementara dunia baru, terdiri dari Amerika, Eropa, dan Australia.
Dengan demikian, tanaman Amorphophallus tidak ditemukan di dunia baru.
Lebih lanjut, dia menerangkan, dari 200 spesies tanaman Amorphophallus, hanya ada tiga jenis yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Jenis tersebut adalah Amorphophallus konjac, A paeoniifolius atau dikenal umum bernama suweg, lalu jenis A muelleri atau biasa dikenal porang.
Namun, Edi menegaskan, tanaman porang berbeda dari tanaman acung (A variabilis).
"Dari tiga jenis tanaman komersial ini, di Indonesia, yang paling banyak berkembang hanya ada dua, yaitu A paeoniifolius atau suweg dan A muelleri atau porang," jelas Edi.
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB University ini juga menjelaskan, tanaman porang ini awalnya merupakan tanaman hutan.
Baca juga: Penumpang Sepi sejak Pasar Terbakar, Tukang Becak di Banjarnegara Terhibur Dapat Makanan Gratis
Baca juga: Dukung Gerakan Pemkab, Komunitas Innova Community Inyong Chapter Kebumen Tanam 1000 Bibit Pohon
Baca juga: JADWAL Salat dan Buka Puasa Hari Keenam Ramadan di Purbalingga, 18 April 2021
Baca juga: JADWAL Salat dan Buka Puasa Ramadan Hari Keenam di Banyumas, 18 April 2021
Dia menyebut, pemanfaatan tanaman porang dimulai sejak masa penjajahan Jepang (1942).
Sebelumnya, Jepang telah membudidayakan jenis A konjac. Lalu, saat menduduki Indonesia, tentara Jepang memanfaatkan porang sebagai logistik perang.
"Paling banyak, yang dibawa itu adalah porang dan acung. Saat itu, Jepang memanfaatkan tanaman ini untuk logistik perang terutama untuk sumber makanan. Sayangnya, catatan sejarah kita terputus, catatan yang ada itu, masyarakat kita dulu sudah mengonsumsi porang tetapi belum diketahui sejak kapannya," tambah Edi.
Ia menjelaskan, tanaman porang mulai intensif dibudidayakan sejak tahun 1980-an. Saat itu, Perhutani mengintroduksi porang ke Cepu. Tanaman porang tersebut ditanam di bawah tegakan tanaman jati.
Terkait budidaya tanaman porang, Edi menjelaskan, tanaman tersebut dapat ditanam di mana saja.
Tanaman porang dapat ditanam di bawah naungan maupun lahan sawah terbuka.
"Porang ini kan awalnya tumbuh di hutan, jadi bisa ditanam di bawah tegakan maupun di lahan sawah terbuka. Kalau hidup di hutan saja sudah bagus apalagi kalau dibudidayakan secara intensif dan terawat," ujar Edi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pakar IPB: Khasiat Tanaman Porang, Cegah Kanker dan Gula Darah".