Berita Sragen
Dapat Kabar Vaksin Mereka Beda dari Pejabat, 900-an Pedagang Pasar Gemolong Sragen Tolak Vaksinasi
Sebanyak 900-an pedagang di Pasar Gemolong Sragen menolak vaksinasi Covid-19 tahap kedua. Mereka berasalan, masih takut dengan vaksinasi tersebut.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: rika irawati
TRIBUNBANYUMAS.COM, SRAGEN – Sebanyak 900-an pedagang di Pasar Gemolong Sragen menolak vaksinasi Covid-19 tahap kedua. Mereka berasalan, masih takut dengan vaksinasi tersebut.
Padahal, sehari sebelumnya, petugas sudah menyosialisasikan kepada para pedagang. Sementara, pendataan dilakukan selama dua hari.
Data tersebut kemudian di serahkan ke Puskemas Gemolong dan dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen.
"Kesempatan mendata, hanya dua hari, tanggal 12 dan 13 Februari. Tanggal 13 sore sudah dilaporkan ke Puskesmas Gemolong dan dilanjutkan ke DKK," kata Harjono, Lurah Pasar Gemolong, Jumat (19/2/2021).
Baca juga: Begini Cara Warga Siboto Sragen Jaga Perlintasan Kereta Tak Berpalang untuk Mencegah Kecelakaan
Baca juga: Teror Lempar Batu Terjadi di Jalan Raya Solo-Sragen, Kaca Mobil Warga Sragen Ambyar
Baca juga: Kabar Sertifikat Tanah Bakal Ditarik dan Diganti Sertifkat Elektronik, Ini Kata BPN Sragen
Baca juga: Tak Ada Penutupan Mal, Sragen Pilih Perketat Operasi Yustisi hingga Desa selama Jateng di Rumah Saja
Hasil pendataan selama dua hari, Harjono mengatakan, hanya ada 129 pedagang yang mau menerima vaksinasi Covid-19.
Padahal, ada seribuan pedagang di Pasar Gemolong.
"Pedagang yang mau divaksin 129 orang dari seribuan pedagang di pasar ini. Sebelumnya, sebenarnya kami sudah sosialisasikan terkait vaksinasi ini," lanjut Harjono.
Harjono mengatakan, para pedagang menolak dengan sejumlah alasan. Mereka menunggu petugas-petugas pasar, aparat TNI dan Polri, kecamatan, desa, divaksin untuk melihat reaksi yang ditimbulkan.
"Nanti, biar tahu keadaanya aman atau tidak. Alasan selanjutnya, masih menunggu komando dari ustad (ketua) organisasi keagamaan tertentu," katanya.
Sebagain pedagang juga berasalan akan mengikuti vaksin di masing-masing desa pedagang.
Oleh pihak desa, dikatakannya, juga akan dilakukan pendataan vaksin.
Selain itu, Harjono mengatakan, tersebar kabar vaksin untuk masyarakat berbeda dengan vaksin yang diberikan kepada nakes dan pejabat-pejabat.
"Beredar kabar, vaksin untuk pedagang berbeda dari vaksin untuk nakes dan pejabat lain. Pedagang banyak yang percaya kabar tidak benar tersebut," lanjutnya.
Terlepas dari itu, Harjono mengatakan, sebanyak delapan petugas di Pasar Gemolong Sragen siap melakukan vaksinasi Covid-19 tahap kedua.
Baca juga: 15 Korban Longsor Banjarpanepen Banyumas Direlokasi, Dapat Rumah Senilai Rp 50 Juta/KK
Baca juga: Tak Lagi Jadi Wali Kota Solo, Rudy Alih Profesi Tukang Las: Gak Usah Gengsi, Tidak Turun Derajat
Baca juga: Ada Sanksi bagi Warga Penolak Vaksinasi Covid, DPRD Jateng: Tak Perlu Dibesar-besarkan
Baca juga: Pura-pura Jadi Kurir Barang dan Tanya Alamat, Pria Ini Curi Ponsel Warga Jati Kulon Kudus
Menanggapi adanya pedagang yang menolak vaksinasi, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati akan membiarkan pedagang yang tidak mau divaksin.
Dia memilih fokus pada vaksinasi kepada komponen-komponen lain yang nanti akan menerima vaksin tahap selanjutnya.
"Pedagang yang menolak dengan berbagai alasan, yang tidak mau vaksin, kami tinggal dulu. Sampai nanti tiba terakhir vaksin, baru kami lakukan ketegasan," ucapnya.
"Sekarang, masih banyak komponen-komponen lain, kami kejar saja terlebih dahulu yang mau. Kalau tidak mau, ya sudah," katanya. (*)