Berita Purbalingga

Gunakan Bekas Pal Listrik dan Kayu, Warga Dusun 1 Kemangkon Purbalingga Kembali Blokir Jalan

Separuh badan jalan di titik itu sengaja ditutup bangkai pal listrik dan kayu untuk menghalangi kendaraan besar melintas di Dusun 1 Desa Kemangkon.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: deni setiawan

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Warga Desa Kemangkon, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga kembali melakukan aksi blokir jalan kabupaten.

Senin (21/12/2020) pagi, jalan kabupaten di Dusun 1 Desa Kemangkon itu tampak lebih lengang. 

Puluhan kendaraan truk dump pengangkut pasir yang biasa lalu lalang tidak terlihat lagi.

Baca juga: Diajak Tiwi Bersinergi Bangun Purbalingga, Begini Jawaban Oji: Saya Tetap Minta Bawaslu Bertindak

Baca juga: Disnaker Purbalingga Buka Lagi Permohonan Rekomendasi Pembuatan Paspor bagi Calon TKI

Baca juga: Sederhana, Peringatan Hari Jadi Ke-190 Kabupaten Purbalingga Hanya Ditandai Doa Bersama

Baca juga: Paslon Oji-Jeni Belum Terima Kekalahan di Pilkada Purbalingga, Desak Bawaslu Lakukan Hal Ini

Hanya kendaraan kecil, baik sepeda motor atau mobil yang berani melintas.

Sesekali mobil pikap pengangkut pasir juga masih melintasi jalan yang kondisinya memprihatinkan itu. 

Beberapa pesan bernada keras tertulis di karung bekas dipasang membentang di sejumlah titik jalan.

Seperti berbunyi, "Ealah Ramane Ora Ngerti Bae Dalane Bodol", "Aset Desa Jangan Jadi Lahanat Bagi Golongan Saja", "Usir Begho", "Priwe Ramane Dalam Kepenak Digawe Bodol". 

Warga juga memasang rambu peringatan di tengah badan jalan berbunyi, "Dump Truk Dilarang Masuk".

Separuh badan jalan di titik itu sengaja ditutup bangkai pal listrik dan kayu untuk menghalangi kendaraan besar melintas. 

Aksi blokir jalan disertai rambu peringatan itu sepertinya ampuh untuk menghentikan aktivitas penambangan. 

"Truk-truk pembawa pasir lewatnya sini (Dusun 1)."

"Soalnya kalau lewat desa sebelah tidak boleh oleh warga sana," kata Kuswandi, warga Dusun 1 Desa Kemangkon kepada Tribunbanyumas.com, Senin (21/12/2020). 

Dusun 1 bukanlah daerah dimana aktivitas penambangan berada.

Aktivitas penambangan pasir Sungai Serayu, kata dia, berada di wilayah Dusun 2 dan Dusun 3.

Tetapi masalahnya, warga di dusunnya ikut merasakan dampak dari aktivitas itu. 

Jalan kabupaten yang menjadi akses utama warga ke luar desa kondisinya hancur. 

Kuswandi berkata, kondisi jalan sebelum ada aktivitas penambangan sudah sedikit rusak.

Begini gambaran kondisi jalan kabupaten di Desa Kemangkon, Kabupaten Purbalingga yang diblokir warga setempat, Senin (21/12/2020).
Begini gambaran kondisi jalan kabupaten di Desa Kemangkon, Kabupaten Purbalingga yang diblokir warga setempat, Senin (21/12/2020). (TRIBUN BANYUMAS/KHOIRUL MUZAKKI)

Baca juga: Melalui Situs Batang Karir, 3 Hari 400 Pencari Kerja Sudah Diterima Pekerjaan

Baca juga: Tohari Sudah Empat Tahun Kemudikan Odong-odong, Hanya Bisa Pasrah Seusai Kecelakaan di Batang

Baca juga: Terima Surat Edaran Gubernur Jateng, Disdikbud Kendal: Persiapan KBM Tatap Muka Jalan Terus

Terlebih jalan itu juga menjadi akses bagi kendaraan proyek untuk pembangunan bandara Panglima Besar Jenderal Soedirman. 

Tetapi kondisi jalan menjadi kian hancur ketika aktivitas galian C menggunakan alat berat di Sungai Serayu, sekira September 2020. 

"Mulai beroperasi Agustus 2020, rusak parah akhir September 2020," katanya.

Kuswadi mengatakan, ini adalah aksi pemblokiran kedua oleh warga.

Pada November 2020, aksi serupa pernah dilakukan.

Jalan ditutup warga untuk truk dump selama 12 hari.

Hingga warga dan pengusaha galian C akhirnya dimediasi oleh aparat kepolisian dan pemerintah kecamatan. 

Pengusaha meminta jalan kembali dibuka untuk akses truk pengangkut pasir.

Warga bersedia namun dengan syarat.

Truk boleh kembali beroperasi jika jalan sudah diperbaiki dan layak. 

Kedua kubu itu pun akhirnya sependapat. 

Pengusaha benar-benar memperbaiki jalan yang rusak parah itu dengan melakukan pengerasan menggunakan sirtu.

Jalan akhirnya dibuka menjelang Pilkada Serentak 2020. 

Kendaraan pengangkut pasir kembali beroperasi. 

Tapi belakangan warga masih keberatan.

Warga menilai perbaikan masih kurang maksimal.

Nyatanya, seusai dilewati truk, jalan kembali hancur, meski tak separah sebelumnya. 

Alhasil, warga kembali memblokir jalan yang menjadi akses utama truk pasir di Dusun 1 pada Minggu (20/12/2020). 

"Layak menurut penambang itu seperti apa."

"Karena menurut warga jalan itu belum layak," katanya. (Khoirul Muzakki)

Baca juga: Alhamdulillah, Pilkada Kendal Tak Munculkan Klaster Baru Covid-19

Baca juga: Pemulihan Ekonomi Akibat Wabah Covid-19 di Kabupaten Semarang Kini Menjadi Amanat sesuai Perda

Baca juga: Dikira Tikus, Mayat Bayi Perempuan Ditemukan Pegawai Toko Bahan Jok di Bak Sampah di Miroto Semarang

Baca juga: Rest Area Jalan Tol akan Jadi Fokus Operasi Penegakan Prokes di Jateng selama Libur Nataru

Sumber: Tribun Banyumas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved