Berita Purbalingga

Apa Masalahnya, Ada Rumah Singgah di Purbalingga Tapi Belum Berhasil Menekan Angka PGOT

sayangnya kehadiran rumah tersebut belum cukup meminimalisir angka PGOT di Purbalingga. 

Farah Anis Rahmawati
Dinas Sosial Kabupaten Purbalingga menghadirkan fasilitas bernama Rumah Singgah Dharma Perwira. 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA — Dalam rangka menekan angka Penyandang Gelandangan, Orang Terlantar (PGOT) di Purbalingga, Dinas Sosial Kabupaten Purbalingga menghadirkan fasilitas bernama Rumah Singgah Dharma Perwira. 


Rumah tersebut dipergunakan untuk menampung PGOT yang telah terjaring oleh Satpol PP. Namun sayangnya kehadiran rumah tersebut belum cukup meminimalisir angka PGOT di Purbalingga. 


Eko Prasetyo, Kepala Bidang Asistensi dan Rehabilitasi Sosial mengatakan, beberapa masyarakat yang terjaring oleh Satpol PP masih sering kembali ke jalanan untuk mengemis, mengamen dan lain sebagainya. Mereka belum jera meskipun sudah tertangkap dan harus mengikuti serangkaian proses di Rumah Singgah. 


Menurutnya, selama tujuh hari, mereka yang terjaring oleh Satpol PP akan diberikan fasilitas berupa makan sebanyak tiga kali sehari, dan menjalani asesmen awal untuk identifikasi. 


Beberapa fasilitas pun disediakan seperti, empat kamar ruang isolasi, tiga kamar khusus perempuan dengan kapasitas sepuluh orang, serta kamar laki-laki dengan kapasitas sepuluh orang. 

Baca juga: Hitung-hitungan Peringkat FIFA Timnas Indonesia Jika Berhasil Kalahkan Lebanon


Namun Eko mengungkap seringkali para PGOT yang terjaring tidak mau untuk menginap di rumah tersebut. 


"Mereka bilangnya pamitan berangkat kerja, jadinya minta buat pulang. Akhirnya kami hubungi pihak desa untuk menjemput," katanya, Senin (8/9/2025). 


Sementara itu, Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tanpa identitas, menurutnya akan diberikan perawatan terlebih dahulu, sembari dilakukan identifikasi menggunakan data biometrik dari Dinpendukcapil. 


Sayangnya, Eko menyebut usai dilakukan pendataan pihak keluarga seringkali menolak untuk menerima kembali anggota keluarganya. 


"Biasanya kalau seperti itu kami menyerahkan mereka ke pemerintah desa, supaya bisa diajukan permohonan penempatan di panti. Beberapa pilihan panti diantaranya ialah Panti Jompo Sudagaran Banyumas, Panti khusus Perempuan di Kroya dan Cilacap, Panti Jeruklegi Cilacap ataupun panti-panti swasta lainnya," terangnya. 


Selain penampungan, pihaknya juga mengatakan memberikan penawaran progam pelatihan kerja bagi para PGOT. Namun ia mengakui tidak semua bisa dipaksakan. 


"Dulu pernah ada yang disalurkan, tapi justru minggat, karena disana dia suka mencuri. Beberapa diantaranya juga bilang, masih mending dijalan karena bisa lebih dapat banyak uang, makanya meski udah dijaring mereka pasti kembali lagi," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved