Penanganan Corona

Kasus Positif Covid-19 dari Nakes dan Warga Melonjak, Ini yang Dilakukan Pemkab Purbalingga

Angka kasus positif Covid-19 di Kabupaten Purbalingga melonjak dalam sepekan terakhir ini.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: rika irawati
TRIBUN BANYUMAS/KHOIRUL MUZAKKI
Pjs Bupati Purbalingga Sarwa Pramana meninjau gedung eks SMP Negeri 3 Purbalingga yang akan dijadikan ruang isolasi darurat Covid-19, Selasa (24/11/2020). 

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURBALINGGA - Masyarakat Purbalingga diimbau mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Upaya pencegahan ini perlu terus digiatkan, apalagi, ruang isolasi untuk pasien Covid 19 di rumah sakit rata-rata telah penuh.

Angka kasus positif Covid-19 di Kabupaten Purbalingga melonjak dalam sepekan terakhir ini.

Virus itu menyerang siapa saja tanpa pandang bulu, termasuk tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakit.

Sebanyak 25 tenaga kesehatan (nakes) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Goeteng Tarunadibrata Purbalingga, terkonfirmasi Covid-19.

Baca juga: 25 Nakes di RSUD Goeteng Tarunadibrata Purbalingga Positif Covid-19, Begini Kondisinya

Baca juga: Gedung Eks SMPN 3 Purbalingga Disulap Jadi Ruang Isolasi Darurat Covid-19

Baca juga: Cara Unik Kades Karangbawang, Datang ke Bank Jateng Purbalingga, Bayar PBB-P2 Pakai Uang Koin

Baca juga: 10 Anggota KPPS Terpaksa Diganti, KPU Purbalingga: Karena Tolak Rapid Test Padahal Syarat Mutlak

Sebanyak 12 orang di antaranya sudah sembuh. Sementara sisanya, masih dalam perawatan.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD Goeteng Tarunadibrata Purbalingga, dr Sulistya Rini Candra Dewi merinci, dari 25 tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid, tiga di antaranya tenaga dokter, 16 perawat, dan sisanya dari ahli gizi, tenaga cleaning service, dan sopir.

Dari 25 pasien Covid 19 itu, 24 orang di antaranya termasuk kategori OTG (Orang Tanpa Gejala).

Hasil tracing, kasus ini diduga berawal dari seorang nakes yang tertular dari lingkungan rumah.

"Karena kebetulan, ada sejumlah perawat yang tertular oleh suaminya yang bekerja di lain tempat," kata Rini pada Rapat Sekretariat Tim Satgas Covid-19 Purbalingga, di pringgitan Pendopo Dipokusumo Pemkab Purbalingga, Selasa (24/11/2020) sore.

Pihaknya sangat ketat menerapkan protokol kesehatan bagi tenaga medisnya.

Tenaga medis yang menangani langsung pasien covid menggunakan alat pelindung diri (APD) level 3.

Sedangkan tenaga medis yang tidak bersinggungan langsung dengan pasien Covid, semisal yang bertugas di poliklinik menggunakan APD level 2.

Lonjakan kasus covid tinggi, sementara daya tampung rumah sakit terbatas.

Karena itu, Pjs Bupati Sarwa Pramana meminta penerapan protokol kesehatan secara ketat di semua lini, baik perkantoran, pasar, tempat wisata, pertokoan, fasilitas umum dan lainnya.

Di sisi lain, menyusul munculnya klaster pengajian dan pertemuan warga yang mengakibatkan lebih dari 50 orang terkena Covid, pihaknya berkoordinasi dengan tokoh agama.

"Mereka sudah menyampaikan ke kami, untuk sementara, dengan kesadaran sendiri, menghentikan kegiatan pengajian yang berpotensi menyebabkan meluasnya kasus covid," katanya.

Baca juga: Siapkan Payung, Siang Ini Purwokerto dan Purbalingga Berpotensi Diguyur Hujan

Baca juga: Alhamdulillah, Pemkab Temanggung Kucurkan Hibah Rp 3 Miliar ke 120 Kelompok Tani Terdampak Covid-19

Baca juga: Mendikbud Buka Kesempatan Guru Honorer Jadi PPPK, Bupati Tegal: Semoga Semua Bisa Diangkat

Baca juga: Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Diduga Korupsi Ekspor Benur

Berkaitan melonjaknya kasus covid yang didominasi oleh pasien OTG, Pemkab Purbalingga mengambil kebijakan khusus.

Selama rumah sakit masih bisa menampung, pasien OTG bisa ditangani rumah sakit. Tetapi, melihat kapasitas rumah sakit saat ini yang penuh karena lonjakan kasus maka pasien OTG langsung diisolasi.

Jika memungkinkan, pasien OTG diisolasi mandiri di rumah. Meski begitu, pemkab juga menyiapkan ruang isolasi darurat di eks gedung SMPN 3 Purbalingga.

Gedung sekolah ini mampu menampung 94 hingga 100 orang yang ditempatkan pada 14 ruangan.

"Kami sepakati, dengan outbreak kasus covid di Purbalingga, pasien OTG diisolasi mandiri atau di gedung SMPN 3. Tentunya, tetap dalam pengawasan tenaga medis," katanya.

Sarwa juga meminta penerapan Jogo Tonggo yang mengedepankan gotong royong masyarakat harus benar-benar diterapkan.

Budaya gotong royong masyarakat perlu dibangkitkan kembali. Para kepala desa diminta menggerakkan masyarakatnya saling menolong terhadap warganya yang terkena covid.

"Jaga tetangga yang terkena covid, bantu mereka," katanya. 

Bersama kita lawan virus corona.

Tribunbanyumas.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

Ingat pesan ibu, 3M (memakai masker, rajin mencuci tangan menggunakan sabun, dan selalu menjaga jarak). (*)

Sumber: Tribun Banyumas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved