Teror Virus Corona

Direktur RSI Surabaya Meninggal setelah 20 Hari Dirawat Akibat Covid-19

Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya Ahmad Yani, dokter Samsul Arifin, meninggal akibat Covid-19.

Editor: rika irawati
Handout / US Food and Drug Administration / AFP
Ilustrasi virus Covid-19. 

TRIBUNBANYUMAS.COM - Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya Ahmad Yani, dokter Samsul Arifin, meninggal akibat Covid-19.

Sebelum meninggal, Samsul sempat menjalani perawatan selama 20 hari di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya.

Samsul diketahui terjangkit Covid-19 sejak 25 Oktober dari hasil tes usap. Awalnya, Samsul merasakan gejala batuk terus menerus.

Saat menderita batuk, Samsul sudah diminta menjalani swab tes.

"Batuk tidak dirasa, selalu ingin kerja dan kerja. Sudah dipaksa istirahat tidak didengarkan, bahkan disuruh tes usap juga susah. Sampai akhirnya, kami jemput untuk tes swab," kata Marketing dan Humas RSI A Yani, M Budhi saat dikonfirmasi di Surabaya, dikutip dari Antara, Sabtu (14/11/2020).

Baca juga: Viral Video Nge-Vlog di Lawang Sewu Bayar Rp 3 Juta Per Jam, Begini Faktanya

Baca juga: November Belum Ada Penambahan Kasus DBD, Kadinkes Banyumas: Covid-19 Membuat Warga Jaga Kebersihan

Baca juga: Tertib Berlalu Lintas Pengendara Masih Kurang, Angka Kecelakaan di Banyumas Tembus 1.339 Kejadian

Baca juga: Yakin Donald Trump Dicurangi di Pilpres AS, Ribuan Pendukung Gelar Demo di Washington

Sejak dirawat, kondisi pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Jawa Timur itu terus menurun, bahkan harus dirujuk ke RSUD dr Soetomo dan dipasangi ventilator.

"Sempat membaik tiga hari lalu, akhirnya beliau menyerah," kata Budhi.

Setelah hasil swab keluar, karyawan RSI A Yani yang kontak erat dengan Samsul di-tracing, khususnya yang ada di lantai lima.

Sejauh ini, belum ada indikasi karyawan RSI A Yani tertular Covid-19. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dokter Samsul Arifin Meninggal karena Covid-19, Sempat Berjuang 20 Hari di Ruang Isolasi".

Baca juga: Delapan Positif Covid-19, Satu Meninggal: Klaster Keluarga Bertambah di Salatiga

Baca juga: Tak Bergejala, Seorang Guru SMA di Sukoharjo Tularkan Covid-19 ke 12 Guru Rekan Kerjanya

Baca juga: Terbukti Reaktif Covid-19 Hasil Tes Rapid, 14 Penyelenggara Pilkada di Blora Tolak Jalani Tes Swab

Baca juga: Cerita Petugas Pemulasaran Jenazah Covid-19 di Kota Tegal, Sering Tak Berani Pulang ke Rumah

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved